info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Jep- Jep Ingin Tanam Sagu di Inggris

Nurlaila Tut Taqwa 8 November 2012

 

Jeef Dalisang,siswa kelas 4 dan akrab disapa jep jep.Ibunya asli sangir, sementara Ayahnya orang Filiphina.Dia juga lahir di Filiphina.Ibunya sudah meninggal dan Ayahnya entah pergi kemana. Dari bibi yang mengasuhnya aku dengar sejak Ibu jep jep meninggal,sang Ayah tidak mau lagi mengurus jep jep. Ayahnya menikah lagi dan hingga kini tak diketahui dimana rimbanya.Bibinya mengambil jep jep dan bertanggung jawab sebagai wali sejak saat itu.Jep - jep tidak seperti anak lain yang selalu ingin mendekat padaku, dia  anak yang cukup pendiam dan bisa dibilang pemalu.Tapi, sikap jep - jep padaku agak berubah sejak  aku buka ekstra kurikuler Bahasa Inggris.

            Bahasa Inggris menjadi salah satu hal yang disukai beberapa anak pada tahun ajaran baru ini. Jep – jep termasuk dalam kelompok anak – anak yang mendadak suka bahasa inggris. Sekolah ini memang tidak rutin mengajarkan pelajaran Bahasa Inggris. Konon, dulu sekolah ini memiliki guru honor khusus mata pelajaran bahasa Inggris. Tapi guru tersebut mengundurkan diri karena melahirkan.Ketika diminta untuk mengajar lagi,dia tidak mau karena harus mengurus anaknya disamping kesibukan usaha berjualan ikan yang hasilnya lebih menjanjikan. Aku pun tidak heran jika anak – anak begitu girang ketika belajar bahasa Inggris. Jep jep salah satunya. Anak ini yang paling bersemangat jika jadwal ekskul bahasa inggris tiba.Dia juga yang terlihat sangat kecewa jika aku mengumumkan ekskul bahasa Inggris diliburkan. Yah,sebulan sekali aku harus kekota kabupaten untuk koordinasi dengan teman – teman satu penempatan. Jika jadwalnya kebetulan berbenturan dengan jadwal ekskul, maka terpaksa aku harus meliburkan.

            Ketika materi pertama tentang Introduction aku ajarkan kepada anak – anak,dia yang paling bersemangat untuk mempraktekkannya saat selesai materi.Bahkan, saat aku minta anak – anak membuat surat untuk sahabat pena mereka di Rote Ndao,dia menulis nama, umur dan kelasnya dengan bahasa inggris. Tentu saja penulisannya masih banyak yang kurang betul.Tak apalah ,pikirku yang penting dia semangat dulu. Pelan – pelan baru aku beri tahu bagaimana cara menulisnya dengan benar. Setelah aku ajarkan tentang materi Greeting,setiap paginya ia akan mencariku dan mengatakan “Good morning ,mom “ dengan malu – malu sembari mencium tanganku. Dia juga akan selalu bertanya apa bahasa Inggrisnya segala benda yang dia temui.Rasa ingin tau jep – jep  tentang bahasa Inggris pernah membuatku kerepotan. Anak ini bertanya tentang apa bahasa inggrisnya buah Kapeta ?Sejenis buah bentuknya seperti jambu air tapi masam. Hingga saat ini aku sendiri tidak tau apa bahasa indonesianya buah kapeta. Dia juga bertanya bahasa inggrisnya pohon Gedi, juga ketika bertanya apa Bahasa Inggrisnya Ikan Cakalang,Malalugis, Tuna, Deho ,ikan Merah atau Ikan Batu. Ketika di perpustakaan dia juga lebih suka mencari buku – buku di bagian bahasa Inggris dan membacanya. Tidak peduli dia tau artinya apa dan pronounciationnya betul atau salah.Saat aku tanya, kenapa dia pilih buku bahasa inggris sementara dia tidak tau artinya. “ nyandak no, kita cuma suka( nyandak apa – apa, saya hanya suka saja )”.

 

Su Inggris piya lowek ibu ( di Inggris ada sagu bu ) ?” tanya jep – jep  suatu hari saat kami pulang sekolah bersama – sama dengan anak yang lain juga. Untuk menuju kesekolah kami memang harus melewati jalan yang banyak sekali pohon sagu disana.” Pigi jo sarang inggris kong bawa jo lowek ,Kalau ikao sarang Inggris kong bawa itu lowek, berarti su Inggris piya lowek sabantar ?(pergi aja ke inggris trus bawa sagu, kalo kamu ke Inggris bawa sagu berarti di Inggris ada sagu nanti ?)jawabku.Dia diam dan terlihat berfikir sejenak.” Kong, kiapa caranya kita sarang Inggris?somake pesawat Ibu ?(trus gimana caranya aku pergi ke Inggris?, naik pesawat ya Ibu ?)”. “Oreo, biasanya naik pesawat nu,”kataku lagi. “ kek, nyandak ada doi kita , nyandak bisa sarang Inggris “. Ujarnya polos.“Belajar jo yang rajin, kalau ngana  pintar, ngana  bisa pergi kemanapun ngana suka termasuk ke Inggris lai”Kataku lagi. “mana mana boleh,iyo?( bisa kemana saja?betul ?)” tanyanya lagi dengan semangat,”Iyo no”.jawabku lagi. “oho,oreo bu kita suka rajin belajar,kita suka pigi sarang inggris,kita mau tanam lowek disana bu “ sambungnya polos.Aku terbahak mendengar kepolosan anak ini.

Aku hanya berdoa dalam hati, semoga keinginanmu ke Inggris suatu hari bisa tercapai nak. Aku tau, mungkin saat ini jep jep menganggap ini hanya sebuah candaan.Seiring dengan berjalannya waktu mungkin dia akan melupakan mimpi dan keinginannya untuk pergi ke Inggris. But, Who know? Kita tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi besok. Aku jadi ingat saat aku masih kecil. Ibuku pernah cerita,saat aku kecil aku suka bermain sekolah – sekolahan bersama teman- temanku.Aku lebih suka jadi gurunya dan berpura – pura mengajar.Saat Ibuku bertanya mau apa kau nanti,aku mejawab ingin jadi guru. Waktu berlalu dan aku bahkan lupa kalau waktu kecil aku pernah punya mimpi menjadi seorang guru . Beragam cita- cita lain datang dan pergi dari keinginanku.Tapi , entah suatu kebetulan ataupun memang sudah menjadi bagian dari rencana- NYA waktu menggiringku untuk menjadi pengajar. Semoga hal itu juga akan terjadi pada Jep – jep.Paling tidak dia sudah berani bermimpi.Ibu selalu berdoa untukmu nak, semoga Tuhan memelihara dan memeluk mimpimu. 


Cerita Lainnya

Lihat Semua