Hari Pertamaku....

Nur Wahidah 14 Juli 2011
Mekarwangi, 11 Juli 2011 Semua yang pertama pasti mendebarkan, semua yang pertama pasti membuat penasaran, semua yang pertama pasti menyenangkan... Begitu juga dengan hari ini, hari pertama masuk sekolah untuk anak SD, hari pertamaku tinggal di rumah nenek dan tentu saja hari pertamaku menjadi guru. Aku terlalu grogi untuk menghadapi hari ini, sehingga aku bangun kepagian, aku bangun pukul 04.00 dan mulai mempersiapkan pakaian, merapikan kamarku yang mungil (hehehehe... Tahu kan bahasa halus untuk “kecil”), dan mulai mandi. Awesome... Kamar mandiku sangat indah kawan!! Pernahkah kalian mandi dengan sensasi melihat sunrise? Atau pernahkah kalian mandi kembang tiap hari? Mandi ditemani kicauan burung, kokok ayam dan udara pagi yang bebas? Itulah sensasi mandi disini kawan!! Kamar mandiku beratapkan langit, dindingnya adalah hasil sambungan beberapa karung pupuk yang sudah tidak terpakai, dan bak nya selalu berisi air dingin dari mata air dan berbau harum karena tepat di atas bak air ini ada pohon bunga kenanga yang membuatku selalu mandi kembang tiap hari... *kayaklagudangdut* Tapi jangan salah, aku sangat senang dengan kamar mandi ini, aku sangat menikmati mandi di sini, aku sangat senang melihat bunga kenanga yang terapung di bak mandiku dan aku sangat terpukau dengan ikan-ikan kecil yang hidup di bak mandiku... Stop mengenai kamar mandi, sekarang kembali mengenai hari pertama di sekolahku... Hari pertama aku disambut dengan puluhan anak kecil berseragam putih merah depan jendela kamarku, mengingat sekolah adalah halaman rumahku. Mereka begitu penasaran ingin bertemu ibu guru barunya, sehingga harus gendong-gendongan mengintip di jendela kamarku. Aku berangkat sekolah bersama mereka, semua berebutan ingin mengangkat tasku, rasanya lucu ketika berjalan mereka berlomba memegang tanganku. Sesampai di sekolah persiapan upacara bendera dimulai, murid-murid baru yang kebingungan berbaris tampak sangat lucu. Mereka kebanyakan mengenakan sendal daripada sepatu, tapi wajah dan mata itu sangat bersemangat dan polos. Gemess sekali melihat wajah kebingungan mereka saat diperintahkan berbaris. Upacara dimulai dan tanpa konfirmasi aku didaulat jadi pembina upacara oleh Bapak Jasid, Kepala Sekolah SDN 1 Mekarwangi. Alhamdulillah, meskipun agak deg-degan tapi pidatoku berjalan mulus. Tidak berhenti sampai disitu, selepas upacara aku juga didaulat sebagai pemimpin Senam Ria Anak Indonesia (SRAI). Untuk yang satu ini, aku menganggapnya mudah karena teman sekamarku yang tercinta sewaktu pelatihan "Miss Ratu" telah mengajariku dengan sangat baik. Tapi, bersenam dengan pantofel? Sepertinya belum diajarkan oleh "Miss Ratu" Wkwkwkwkwk... Tidak apa-apalah, meski harus terpeleset berkali-kali tapi eksis di depan murid-murid harus bisa! Tapi ternyata nasib berkata lain, SRAI yang diajarkan oleh "Miss Ratu" ternyata cuma sebagian kecil dari SRAI. SRAI yang aslinya itu panjang banget, mulai dari pemanasan, inti, sampai pendinginan. Sementara SRAI yang kukuasai adalah SRAI yang ada lagunya mengenai gerakan "Jalan di tempat, jalan di tempat, Tangan di pinggang, Tangan di pinggang...". Mama... Aku gak tahu kalo bagian yang ini, sementara sudah mengiyakan juga, tapi selalu ada jalan, kuajak beberapa anak kelas 6 untuk menemaniku di depan. Alhamdulillah meski terbata-bata dalam beberapa gerakan, paling tidak aku sukses memimpin SRAI dengan pantofel ^o^... Begitulah ceritaku tentang hari pertama, bagaimana dengan ceritamu??


Cerita Lainnya

Lihat Semua