CATATAN DI HARI MINGGU (HARI KE-271 PENEMPATAN)
Nur Cahaya 25 Maret 2015Hari ini tepat hari ke-271 penempatan saya di Kampung Urat, Distrik Fakfak Timur, Kab.Fakfak, Papua Barat. Yaa, saya memang termasuk orang yang rajin menghitung hari karena setiap hari hampir selalu mencatat buku harian. Hehe ..
Pagi-pagi sekali saya sudah dibangunkan oleh adik piara saya (adik angkat), Ita namanya. Dia anak yang cantik, sangat baik, polos, dan sangat perhatian. Romantis juga sih. Hehe. Kenapa saya bilang begitu? Karena banyak kejadian romantis antara kakak dan adik terjadi disini. Salah satunya adalah kejadian hari ini. Pagi-pagi memang saya dibangunkan untuk minum teh dan makan petatas goreng. Kemudian, selesai makan, Nei beserta ketiga adik saya lainnya, Jaenal, Nur’ain, dan Damar, pergi ke kota Fakfak, diantar oleh adik saya yang paling besar yaitu Apang. Hanya bersisa saya, Ita, Oma, dan Om Sam di rumah. Sekitar pukul 10.30 WIT, saya dan Ita membersihkan ikan hasil pancingan kita kemarin malam, kemudian memasak nasi dan menggoreng ikan.
“Ita, sini biar kakak Ibu bantu eee, mana pisaunya?”, tanya saya kepada Ita. “eh, sudah ibu, tara usah (tidak usah), biar beta saja yang bikin (kerjakan), Ibu duduk saja”, jawab Ita sambil senyum-senyum kepada saya. “oh, tara papa mo (oh tidak apa-apa) biar ibu bantu sudah, atau nanti ibu gorengkan saja eee, harus mau”, balas saya dengan nada memaksa. “iyo sudah ibu”,jawab Ita.
Saya duduk di dekat kompor untuk menggoreng ikan. Sambil mengobrol dengan Ita. Kira-kira beginilah percakapan kami:
Ita : Ibu, beta menggambar sudah eeee, sambil temani ibu goreng ikan.
Saya : iyo sudah, tara papa Ita sayang.
Beberapa menit kemudian ...
Saya : eh, ko gambar apakah? Coba ibu lihat dulu. (sambil mencuri-curi mata untuk melihat kertasnya)
Ita : eh eh, tara boleh ibu, hahahaeee (jawab ita sambil tertawa ala Papua)
Saya : lho kenapa ibu tara boleh lihat? Wah ada rahasianya kah ini?
Ita : tara ada, beta lagi tulis surat buat ibu, hahaaee (jawab Ita sambil malu-malu)
Saya : waaaaah, mana mana suratnya? Sini biar Ibu baca...
Ita : ibu, baca pas saya ke dalam eeeee, ini ibu (Ita memberikan surat itu kemudian berlari ke dalam rumah)
Saya : (hanya tersenyum malu) ..
Ita, anak yang sangat manis sekali, beginilah isi suratnya:
“Ibu kamu memang baik hati sama aku di sini ibu yang paling cantik sekali sama kita juga ko saya senang sekali kamu ibu tingal di urat sampai bertahun tahun kesiane sekali dia suda kasi belajar kita sampai pintar di sini. Ibu cahaya yang manis dan cantik sekali”
biar saya jelaskan kembali isi surat itu:
“Ibu kamu memang baik hati sama aku di sini. Ibu yang paling cantik sekali sama kita juga ko. Saya senang sekali. Kamu, ibu tinggal di urat sampai bertahun-tahun kasihan sekali. Dia sudah ajarkan kita sampai pintar di sini. Ibu cahaya yang manis dan cantik sekali.”
Ketika saya membaca surat itu, rasanya ingin saya peluk Ita dengan erat-erat. Tapi sayang, dia sudah kabur keluar karena malu. Ya Allah, terima kasih, engkau telah memberikan saya keluarga piara yang so sweet seperti ini.
Catatan 8 Maret 2015
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda