Salah Bacaan Saat di Masjid Asipako

Nur Azizah Nasution 10 Oktober 2020
Saat Agustus hingga November 2019 lalu aku membantu Pakde Slamet (yang tinggal di desa Lasao) menjadi asisten guru mengaji di masjid Asipako. Saat itu masjid Asinua belum aktif sehingga anak-anak desa Asinua dan Asipako yang ingin mengaji dialihkan semua ke masjid Asipako. Jika Pakde Slamet hadir, biasanya beliau memimpin ceramah dan membimbing anak-anak yang sudah masuk Juz'amma. Sedangkan aku kebagian tugas membimbing anak-anak yang masih Iqra. Namun, jika Pakde Slamet berhalangan hadir, kadang aku dibantu Nur (anak SMP yg tinggal dekat dengan masjid Asipako), kadang aku handle semuanya. . Selain mengaji, aku mencoba mengajarkan anak-anak gerakan berwudhu, niat wudhu, gerakan sholat, tepuk-tepuk ala TPA (Taman Pendidikan Al-Qur'an), surat pendek, dan doa-doa. Keesokan harinya, aku selalu meminta setoran bacaan atau gerakan yang telah diajarkan ke mereka. Ada satu kejadian lucu, aku meminta Haikal menjadi imam sholat isya, dia mengerjakan tugas dariku dengan sangat baik, sampai di rakaat ke 4 waktu gerakan berdiri tiba-tiba terdengar suara keras dari salah satu anak yaitu Bilal, dengan percaya dirinya dia setengah berteriak "Nawaitul whudu-a lirof’il hadatsii ashghori fardhon lillaahi ta’aalaa". Semua anak langsung tertawa terbahak-bahak dan sholat-nya batal. "Mohammaaaaa, Bilal! Si Haikal itu yang jadi imam. Bisanya ko baca itu keras-keras, baca niat wudhu pula! Bagaimanakah teman-temanmu tidak tertawa. Batal semua dorang punya sholat!" kataku. "Hehehehe, tapi bagus ji tooo bu guru? Sudah hafal saya sekarang niat wudhu" kata Bilal dengan polosnya. Semua ricuh dalam masjid. Aku hanya geleng-geleng kepala bahkan ikut tertawa. "Ya Allah, maaf rumahmu jadi tempat anak-anak guyonan, setidaknya salah satu dari mereka sekarang hafal niat wudhu walau salah penempatan." kataku dalam hati. Setelah semua tenang, kami mengulang sholat kembali.

Cerita Lainnya

Lihat Semua