Membangun Kesepakatan Kelas

Nur Azizah Nasution 10 Agustus 2020
Sekitar 1 bulan awal penempatan saya bersepakat untuk mendiskusikan tentang "kesepakatan kelas" dengan anak-anak kelas 3-6. Karena disusun oleh masing-masing kelas, maka isi kesepakatan pun jelas berbeda antara satu kelas dengan kelas yang lain. Saya mencoba memberi sedikit pengantar dan lebih banyak berdiskusi dengan anak-anak dan melakukan refleksi dengan menanyakan apa yang sering mereka lihat dan rasakan mulai dari berangkat sekolah hingga pulang sekolah, apa yang perlu ditingkatkan dari diri sendiri, teman, maupun saya sendiri. Setelah itu saya melemparkan 3 poin besar yaitu "Menjaga Diri", "Menjaga Teman", dan "Menjaga Lingkungan" kepada anak-anak. Lalu saya biarkan mereka menyusun rincian dari 3 poin tersebut untuk nantinya akan kita jadikan kesepakatan. Membangun kesepakatan dengan anak-anak agaknya harus lebih detail. Yang terjadi 1,5 bulan lalu anak-anak banyak yang belum sadar untuk ikut kerja bakti setiap pagi, datang tepat waktu, membudayakan antre, dsb, hal tersebut bisa jadi akibat dari kealpaan dalam mendetailkan kesepakatan. Untuk itu, kita membangun kesepakatan, sekaligus menyetujui konsekuensi yang harus dihadapi jika hal-hal berjalan tidak sesuai kesepakatan. Selain itu, seluruh anak juga menyepakati bahwa tidak hanya guru, namun juga sesama teman boleh berkeberatan setiap kali kesepakatan terlanggar. Budaya membangun kesepakatan, alih-alih membuat sederet peraturan tanpa persetujuan anak yang menjadi objeknya, merupakan satu keunikan baru yang saya temukan di kelas tinggi. Saat itu tentu saja bentuk kesepakatan yang paling ingin saya capai bersama anak-anak adalah ingin segera bersepakat untuk saling menjaga teman. Pelaksanaannya bagaimana? Butuh waktu yang sangat lama, ini saja baru sekitar 1,5 bulan setelah diterapkan kesepakatan dengan menunggu di area kelas, sekolah, dan dengan segunung kesabaran yang perlu terus diasah supaya anak-anak sadar kesepakatan. Ada beberapa cerita baik setelah diterapkannya kesepakatan kelas ini. Walau belum menyeluruh, tapi saya sangat senang, dan rasanya anak-anak memang harus diapresiasi. Tunggu ceritanya ya!

Cerita Lainnya

Lihat Semua