Daya imajinasi dan kekuatan sebuah cita-cita dipercaya akan menjadi cambuk untuk melecut keinginan dan hasrat dalam melewati semua halangan dan rintangan. Cita-cita yang besar harus tumbuh di dalam jiwa, mengakar dan dipupuk dengan semangat pantang menyerah, disirami dengan keyakinan dan ketekunan. Kelas Inspirasi mengambil langkah besar dalam menginspirasi anak-anak Indonesia di tingkat Sekolah Dasar untuk berani bermimpi dan bercita-cita. Di kelas kamu akan menyaksikan mata berbinar, senyum lebar, dan wajah ceria anak-anak. Mereka adalah wajah masa depan bangsa ini. Di ruang kelas kamu akan mulai mencicipi suasana Indonesia di masa depan. Potret masa depan Indonesia ada di ruang-ruang kelas. Bagi saya yang pernah terlibat Kelas Inspirasi secara langsung maupun tidak langsung baik di Konawe maupun Kendari, sehari mengajar benar-benar memberi pengalaman yang berharga, waktu yang singkat namun berhasil mendapatkan esensi nilai kedekatan emosional yang mengalir bagi semua pihak yang terlibat. Sungguh pengalaman yang menyenangkan dan mengharukan melihat panitia lokal, fasilitator, dokumentator, dan inspirator semua saling membersamai satu sama lain dan bertumbuh bersama. Mungkin untuk mereka yang bekerja langsung di bidang pendidikan membuat Kelas Inspirasi bukanlah hal yang rumit. Tapi bagi beberapa relawan, persiapan Kelas Inspirasi tak hanya menyita waktu dan tenaga, tetapi juga seluruh emosi di sela-sela kegiatan mereka sehari-hari sebagai mahasiswa dan para profesional. Emosi penuh sukacita, marah, penuh semangat, kelelahan, hingga jatuh cinta.  Kedekatan seluruh relawan menjadi rangkaian momen yang sulit dilupakan. Mereka semua saling hidup. Hidup untuk menghargai. Menghargai rasa. Menghargai cipta. Menghargai nafas. Menghargai langkah. Menghargai suara. Menghargai rumah. Kelas Inspirasi bagi saya adalah salah satu rumah tempat "berlari" atau "singgah" saat segala sesuatu terasa melelahkan dan sulit. Tempat beristirahat sejenak yang menyenangkan untuk menghirup segala energi positif dari setiap pengalaman dan gambar para relawan. Tidak pernah melarang penghuninya untuk pergi, tapi sangat mampu membuat merasa bersalah jika tak segera pulang.