“Irrae....Kamera Ibu Via Iha”

Novia Budiarti 29 Agustus 2014

Desa Kuta, Parado, Bima

Minggu, 21 Juli 2014

 

Tak pernah kusangka, hari itu ada “sesuatu” yang akan terjadi.

 

Ceritanya dimulai dari pagi hari pukul 05.30 WITA, aku pulang dari menginap di rumah salah satu murid kelas VI yang bernama Ainan. Memang aku sengaja menginap untuk menemani Ainan dan kakaknya yang bernama Marfuah yang saat itu ditinggal Abi dan Umi yang pergi ke Sape. Setelah sampai di rumahku yang hanya berjarak 100 m dari rumah Ainan, aku langsung mandi (dengan air yang sedingin es) dan bersiap-siap karena hari itu akan dilaksanakan lomba “Ramadhan Ceria bersama Ikatan Pelajar Mualimat Muhammadiyah Yogyakarta” di Desa Kuta (ini bukan di Bali meskipun namanya sama persis ^_^). Beberapa muridku ikut dalam lomba tersebut. Mereka berpartisipasi dalam lomba fashion show, hafidz Qur’an, dan sholat jenazah.

 

Pukul 07.00 WITA, Ainan, Andri, Fikram, dan Fina yang akan ikut lomba fashion show datang membawa baju yang akan mereka pakai nanti. Mereka juga memintaku untuk mendandani mereka. Yap....pagi itu rumahku menjadi salon dadakan hehehe... aku mendandani mereka dibantu Bu Nutfah.

 

Pukul 08.00 WITA, kami semua berangkat. Bu Asni, salah satu guru SDN Paradowane sudah siap di depan rumahku dengan ojeknya bersama Agniah, muridku kelas IV yang akan ikut lomba hafidz Qur;an. Ternyata Bu Asni sudah memesan 3 ojek lagi untuk kita. OK....saatnya berangkat! Aku satu ojek bersama Andri.

 

Sampai saat ini belum ada tanda-tanda akan ada sesuatu yang mengejutkan :-D

 

Pukul 08.10 WITA kami semua sampai di tempat lomba. Lokasinya di Pondok Pesantren Al-Khairiyat. Disana juga sudah menunggu murid-muridku yang akan ikut lomba sholat jenazah. Pukul 09.00 WITA semua mata lomba dimulai. Aku bersama Bu Nutfah mendampingi anak-anak yang ikut lomba fashion show hingga selesai.

 

Semua perlombaan selesai... ^_^. Waktunya foto-foto bersama anak-anak dan guru-guru. Nah...saat foto-foto itulah tiba-tiba seorang murid perempuan dari Pondok Pesantren tersebut berlari dengan kencangnya hingga...brak! terjadilah tabrakan itu hingga kameraku terlepas dan jatuh dari atas kelas yang berbentuk seperti rumah panggung. Tiga kali kameraku jatuh membentur tangga. Anak muridku langsung teriak “Irrae....Kamera Ibu Via Iha” (Ya ampun, kamera Ibu Via rusak!) dan marah-marah pada anak yang menurutku tidak sengaja merusak kameraku. Aku berusaha meminta mereka menahan emosi mereka. Karena saat itu adalah bulan Ramadhan. Aku sudah mengikhlaskan, tapi memang dasar anak-anakku yang luar biasa pedulinya pada gurunya ini. Hehehe...

 

Anak yang menjatuhkan kameraku langsung berlari entah kemana. Namun anak-anak muridku, tanpa sepengetahuanku ternyata mengejar anak itu. Aduh...ya ampun -_-.

 

Tak berapa lama kemudian, mereka datang bersama anak itu dan pimpinan pondok pesantren. Tadinya aku sudah mengikhlaskan dan... yaaaa hanya ingin anak itu bertanggung jawab dengan meminta maaf saja. Tapi pimpinan pondok pesantren tersebut memaksa untuk memperbaiki kameraku. Apalagi anak-anak murid dan guru-guru lain setuju.

 

Apalah arti satu suara dariku, hehehe.... baiklah ending cerita hari itu adalah kameraku kuberikan pada pimpinan pondok pesantren tersebut untuk diperbaiki. Ya....ini karena campur tangan anak-anak muridku yang luar biasa. Untuk sementara kugunakan kamera dari handphoneku saja....

 

Baiklah, Terima kasih untuk hari ini ^_^


Cerita Lainnya

Lihat Semua