Hore......Ada Dokter Gigi Datang ke Sekolah!
Novia Budiarti 29 Agustus 2014Hari Rabu tanggal 27 Agustus 2014 yang lalu ada dokter gigi yang datang ke SDN Paradowane dalam rangka pemeriksaan gigi gratis khusus kelas 1. Sekitar pukul 09.30 WITA Ibu Dokter bersama seorang asistennya sudah standby di depan ruang guru. Mungkin karena pakaian dokter yang khas dan sangat mencolok, banyak anak-anak yang berkumpul di depan ruang guru sampai berdesak-desakan karena penasaran dengan bu dokter gigi tersebut. Guru-guru yang lain pun akhirnya dibuat kewalahan untuk “mengusir” anak-anak yang bergerombol di depan ruang guru. Ada salah satu anak yang bernama Cele menghampiriku dan mengatakan, “Bu Via, mada ti ca’u disuntik. Mada dahu” yang artinya, “Bu Via, saya tidak mau disuntik. Saya takut”. Cele mengira dokter itu adalah dokter yang akan memberinya suntikan imunisasi. Kujelaskan padanya yang masih kelas 1 itu kalau yang datang adalah dokter gigi yang akan memeriksa giginya dan teman-temannya. Cele langsung senyum-senyum malu ^_^
Pukul 09.45 WITA, kubunyikan bel pertanda waktu istirahat telah usai dan sekarang saatnya masuk kelas untuk belajar. Mereka langsung membubarkan diri dari depan ruang guru dan menuju kels mereka masing-masing. Tak terkecuali pasukan kelas 1. Setelah mereka masuk kelas, aku dan Bu Nutfah mengatur mereka di kelas agar duduk dengan tenang dan tertib, serta menjelaskan kepada mereka bahwa akan ada dokter gigi yang mau memeiksa kesehatan gigi mereka semua. Awalnya mereka ribut karena berebut bertanya padaku dan Bu Nutfah apakah mereka akan disuntik, karena hampir sebagian besar dari mereka takut dengan yang namanya jarum suntik.
Suasana hening seketika ketika bu dokter gigi dan asistennya masuk. Bu dokter gigi langsung memberi pengarahan singkat kepada anak-anak kelas 1. Bu dokter gigi langsung menyiapkan semua peralatannya di depan kelas. Anak-anak kelas 1 pun dengan wajah polos mereka tidak berkutik sama sekali :-D.
Satu per satu dimulai dari baris paling kiri maju disusul sebelahnya maju secara tertib untuk diperiksa giginya oleh bu dokter gigi. Setelah diperiksa, asisten dokter memberikan sebuah sikat gigi dengan bentuk hewan-hewan beserta sebuah pasta gigi untuk mereka yang sudah selesai diperiksa. Semua anak pun senang dan memainkan sikat gigi mereka yang bentuknya unik. Bahkan ada yang bertukar sikat gigi sesuai jenis hewan yang mereka sukai.
Ternyata tidak hanya sampai disitu kegiatannya.tiba-tiba asisten dokter memanggil dua anak yang bernama Sudirman dan Fuji. Mereka diam saja dan terlihat bingung. Aku menggandeng mereka untuk maju. Mereka bilang, “Ibu....mada wa’ur...” (Ibu...saya sudah...). aku hanya tersenyum dan mereka tetap mengikutiku ke meja bu dokter gigi.
Bu dokter gigi langsung memasang sarung tangan lateks. Sudirman, anak pertama yang diminta bu dokter gigi untuk membuka mulutnya. Fuji yang melihat Sudirman, langsung pucat dan melihat ke arahku seperti ingin menangis. Langsung saja kutenangkan Fuji. Bu dokter gigi langsung menyemprotkan cairan seperti alkohol pada gumpalan kecil kapas dan langsung menempelkannya pada gigi seri bawah Sudirman sembari tangan satunya mengambil tang untuk mencabut gigi Sudirman. “Krek....” bunyi gigi sudirman yang dicabut disambut tangisan histeris Sudirman. Anak-anak yang lain ada yang menutup mukanya, ada yang hanya bengong dengan wajah seperti bertanya-tanya, ada juga yang menertawakan Sudirman. Itu juga terjadi ketika Fuji dicabut giginya, bahkan Fuji semakin histeris ketika ia melihat darahnya mengucur deras sampai berkali-kali bu dokter gigi mengganti kapasnya.
Setelah selesai anak-anak mengucapkan terima kasih pada bu dokter gigi dan asistennya. Mereka semua melambaikan tangan pada bu dokter gigi dan asistennya. Wah....mereka tampak sangat gembira karena hari ini mendapatkan pengalaman yang luar biasa di sekolah dengan dokter gigi. Semoga saja pesan bu dokter gigi yang mengatakan bahwa mereka harus rajin sikat gigi dengan pasta gigi dijalankan oleh mereka semua. Dan semoga pengalaman Sudirman dan Fuji yang dicabut giginya di sekolah akan menjadi pengalaman berkesan mereka. Aamiin...:-)
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda