info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

KKG yang pertama di bulan Januari 2011

Nova Wardani 27 Januari 2011
Pagi itu pukul 09.00 WITA lonceng terdengar keras, panjang pula... ”teng..teng..teng..teng..teng..teng..teng..teng..teng..” Horeeeeee pulang pagi, teriak anak-anak! Hmmm, saat itu aku sedang mengajar pelajaran matematika kelas 2. Setelah aku jelaskan pada anak-anak, bahwa hari itu mereka pulang lebih awal karena ada rapat guru (maksudnya KKG), kemudian meminta mereka untuk mengemasi buku mereka, memasukkan nya ke dalam tas, dan menyuruh salah 1 anak untuk memimpin do’a. Aku pun beranjak ke kantor guru, semua sudah bersiap untuk berangkat KKG di SD SP 3 (daerah yang agak masuk ke dalam dan akses jalannya kurang baik untuk perjalanan kendaraan roda berapa aja,hehehe). Aku pun dipercaya membawa motor milik salah 1 guru, karena tidak semua guru berani membawa motor sendiri, maklum saja ternyata jalan menuju SP 3 teramat jelek, banyak kolam (kubangan lumpur) di sepanjang jalan. Alhamdulillah aku lulus ujian motor untuk trek SP 3, horeeeee... Sampai di SD SP 3 aku pun berkenalan dengan guru-guru dari 6 SD lainnya yang tergabung di gugus IV Pasir Belengkong. Semua sudah berkumpul, kami pun di giring oleh tuan rumah untuk masuk ruang kelas. Sempat bingung juga, kenapa di kelas tiba-tiba banyak perkumpulan kecil? Ternyata ada yang jualan sepatu, ada yang mengkoordinir arisan, hmmm..(sekali mendayung 2, 3 pulau terlampaui). Acara pun di mulai, di awali dengan sambutan dari salah 1 kepala sekolah dan do’a, kemudia di bagi menjadi 2 kelas, yaitu kelas matematika untuk guru kelas genap (2, 4, 6) dan bahasa indonesia untuk kelas ganjil (1, 3, 5). Sempat bingung juga, mau ikutan mana neh? Akhirnya aku pun mantap untuk memilih kelas matematika. Belum sempat di mulai acara inti KKG nya, aku dipanggil oleh teman guru satu SD agar aku pindah ke kelas bahasa indonesia saja, nurut aja lah mungkin di kelas tersebut lebih banyak ilmu yang aku dapatkan. Tak taunya malah disuruh duduk di depan kelas bersama 3 guru untuk menjadi tutor di kelas bahasa indonesia, masya Allah aku kan gak persiapan apa-apa! Mana wajah guru-guru di kelas itu serem lagi. Dalam hati langsung baca fatihah, dilanjutkan mengeluarkan jurus pelawak ulung (julukan yang diberikan mb Ayu, PM di Halsel). Aku pun memperkenalkan diri dengan singkat, jurus andalan nya adalah kata-kata ...”maaf, disini saya masih banyak belajar, karena disinilah pengalaman saya mengajar untuk yang pertama kalinya, mungkin nanti kita disini bisa sharing lebih banyak, saya juga akan bertanya kepada ibu bapak guru yang lebih berpengalaman, karena pengalaman adalah guru yang paling berharga”....hehehehe, lumayan aman! Pertanyaan pertama tentang laporan hasil pengamatan pelanggaran lalu lintas, lebih spesifiknya berapa pengendara motor yang tidak memakai helm. Kata guru tersebut, ..”kan sulit bu, mana kita di desa, ya semua gak pake helm!” Spontan aja langsung saya jawab, pengamatan tersebut bisa saja diganti dengan mengamati lingkungan sekitar pak, misal anak saat istirahat disuruh mengamati, berapa anak dikelasnya yang membuang sampah sembarangan? Atau bisa juga diganti dengan poengamatan, berapa hari itu anak yang tidak memakai seragam sesuai dengan aturan? Alhamdulillah, bapak itu kelihatan nya puas mendengar jawaban saya, level aman ke 2, hehehe.. Pertanyaan selanjutnya tentang kesulitan anak kalau di suruh mengarang. Waduw, dalam hatiku..”gak cuma anak bu, saya aja juga masih kesulitan kok, hahahaha”..Kemudian saya ambil contoh yang paling fresh, misalnya mengarang liburan seminggu setelah ujian semester 1 kemarin. Coba disuruh buat point-point dari liburan tersebut, misalanya kapan berangkat liburan nya, sampai hari apa, dengan siapa saja liburan nya, kemana aja tempat yang dikunjungi, apa manfaat yang didapatkan dari liburan tersebut. Setelah itu masing-masing point bisa dikembangkan di masing-masing paragraf, dan akhirnya terkumpul menjadi bebarapa paragraf, terbentuklah sebuah karangan. Alhamdulillah, level aman ke 3, hehehe... Seperti tembakan bombardir, serangan pertanyaan tak ada hentinya. Suasana sudah mencair, semua tertawa lepas setelah ku selingi humor-humor ringan walaupun kadang aku merasa garing. Kemudian ada pertanyaan, “Ibu Nova, bagaimana cara mengantisipasi anak yang sering keluar kelas, dia bilang ijin ke belakang?” Dalam pikiran saya, adanya kartu toilet aja, hahaha! Bisa aja, walaupun pakai kartu toilet, si anak akan tetap keluar terus. Coba bilang ke anak bu, kalo ada penghargaan di akhir bulan untuk anak yang paling sedikit ijin ke belakang, jadi yang dapat reward gak harus anak yang dapat nilai tertinggi di kelas nya aja. Sippppp deh, kata ibu itu...yeeeee, aman lagi! Kemudian ada yang bertanya, bagaimana cara mengontrol anak yang bikin ulah, atau suka berkata jorok di kelas? Pas banget dengan trik yang saya pakai saat ini, yaitu memakai kartu kuning dan kartu merah. Apalagi masih hangat-hangat nya mereka mengidolakan timnas. Layaknya main bola, siapa yang dapat kartu kuning 2 kali, akan mendapat kartu merah dan dia harus keluar dari kelas. Kandidat yang mendapatkan kartu kuning siapa aja? Mereka yang ngomong jorok dan ibu guru mendengarnya, mereka yang ringan tangan atau suka menempeleng teman, mereka yang makan di kelas, seperti itu ibu, bisa ditambahkan yang lainnya. Yeeee, ibu nya terlihat senyum puas, alhamdulillah! Kesan baik tentang pengajar muda, kurang lebih seperti itu yang dapat ku tangkap dari tanggapan mereka setelah KKG. Saat acara santai, setelah acara KKG berlangsung...tiba-tiba ada salah 1 guru yang sepertinya banyak berpengaruh di sekolah ini berkata,...”Nanti saat jadwal KKG di sekolah saya, saya akan membuat surat dari dinas pendidikan untuk mengundang pengajar muda...”. Wow, mendadak jam terbang tinggi neh. Syukur alhamdulillah mereka bisa menerima keberadaan pengajar muda dengan respon yang cukup baik. Sampai jumpa di KKG (Kelompok Kerja Guru) selanjutnya . . .

Cerita Lainnya

Lihat Semua