Perhatian! Ada surat berbicara

Nita Juniarti 25 Februari 2017

            Saya amat ingat dulu ketika jaman masih sekolah, saya akan demam seharian karena terlalu riang sebab esoknya pembagian rapor namun itu hanya demam biasa. Sebenarnya bukan riang karena dapat nilai bagus tapi lebih pada pemberitahuan libur setelah pembagian rapor.  Saat ini dengan kebahagiaan yang sama sampai larut malam dan mata menggantuk sekali saya hampir tertidur di atas kertas-kertas surat, sebuah proyek surat untuk orangtua sebelum kunjungan ke rumah. Padahal saya tau sekali, orangtua yang di SDN 2 Baya itu banyak belum bisa membaca mana peduli mereka dengan surat-surat tersebut? Surat itu sederhana hanya berisikan pemberitahuan tentang betapa spesialnya anak mereka. Saya menyurati orangtua karena waktu pulang sekolah sebelum pembagian rapor satu orang anak sibuk bertanya ia dapat peringkat berapa hingga membuat saya penasaran.

“Kenapa Nabila bertanya terus?”

“Orangtua saya akan marah enci jika saya dapat peringkat 3”

“Bagaimana ini? Nabila peringkat 12”

“Tidak mungkin enci”

“Enci serius”

“Bagaimana ini, saya tidak berani pulang nanti jika sudah terima rapor”

“Rangking itu tidak terlalu penting Nabila karena itu hanya nilai rapor saja”

“Tetap saja itu membuat saya dimarahi orangtua saya Enci”

            Dug, saya terdiam. Bagaimana caranya memberikan mereka pengertian tentang hal ini. Tentang nilai yang nanti akan memperalat kita. Jika prosesnya benar kita pasti mendapatkan sesuatu yang benar menurut keinginan kita tanpa menampikkan doa pastinya. Peristiwa itu membuat saya mempunyai ide tentang surat berbicara itu dan ingin berkomunikasi melalui surat dengan orangtua murid. Saya menulis 18 surat untuk orangtua murid, meski lelah dan mengantuk saya terus menulis hingga semua selesai. Saya hanya berfikir anak-anak harus berani pulang ke rumah setelah pembagian rapor karena mereka adalah anak yang special.


Cerita Lainnya

Lihat Semua