info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Pengajar Muda : Anugerah Tidak Terkira

Nita Juniarti 11 Februari 2017

Setiap Pulang sekolah, Saya menatap rompi Indonesia Mengajar yang tergantung di belakang pintu kamar di rumah orangtua piara, seraya kembali bertanya “Benarkah itu rompi punya saya?”. Orang bilang setiap pilihan harus ada alasan, meski sebagian yang lain berkata cinta tidak butuh alasan, lalu apa alasan saya  menjadi Pengajar Muda? Ada beberapa hal yang membuatku sangat ingin menjadi Pengajar Muda meski pernah gagal dan mencoba lagi. Ini alasanku :

1.      Mengejar Cita-Cita

Sejak tau caranya baca tulis dan melihat guru di sekolah SD saya dulu hanya ada tiga guru untuk enam kelas, saya bercita-cita menjadi guru supaya bisa membantu guru saya mengajar. Namun, ketika kuliah saya malah memilih jurusan yang sama sekali bukan keguruan, sehingga cita-cita menjadi guru terhambat. Selesai kuliah, saya mencoba mendaftar jadi Pengajar Muda karena saya fikir saya bisa melanjutkan cita-cita saya yang tertunda. Pertama sekali mendaftar saya tidak lulus sehingga setahun bekerja sebagai staff Administrasi sambil mengajar di Penitipan Kampus dan ikut beberapa penelitian, cita-cita saya semakin jauh dari harapan. Saya tidak patah arang, katanya ketika kamu punya mimpi dan memeluk mimpimu dalam doa maka akan ada keajaiban dan saya percaya itu sejak dulu. Sekarang, saya sudah berada dicita-cita saya menjadi seorang guru dan kamu tau? Saya dipanggil “Enci atau Ibu guru” rasanya menyenangkan sekali.

2.      Keluar Dari Aceh

Salah satu alasan menjadi Pengajar Muda adalah keluar dari Aceh, tempat tinggal saya dari kedekatan dengan orangtua tapi bukan tujuan kuliah. Jika keluar dari Aceh hanya untuk tujuan kuliah sepertinya ini berbuat untuk diri saya sendiri lagi, padahal “sebaik-baiknya orang adalah yang bermanfaat bagi orang lain” maka moment pertama saya meninggalkan tanah kelahiran harus sebuah pilihan yang bisa mengubah hidup saya berpuluh-puluh tahun ke depan. Meski bukan orang baik, tidak ada salahnya mencoba berada di lingkungan yang baik bukan? Biar keciprak kebaikannya.

3.      Belajar langsung dari Manusia Langit

Terkesan alay mungkin, biarlah. Saya seorang penikmat film atau cerita tentang anak pedalaman yang jauh dari Ibu Kota, tentang guru yang mengajar tanpa dibayar atau tentang orang yang harus menepuh ribuan mil untuk mencapai sekolah serta berbagai cerita tentang sekolah lainnya. Menjadi Pengajar Muda adalah anugerah tidak terkira karena bisa langsung belajar dari manusia langit (orang-orang tulus tanpa pamrih) tentang apa makna belajar, makna pendidikan.  Menjadi murid dari manusia langit tentu tidak cukup dengan kuliah yang kece dan bayarannya mahal karena kearifan dan kebijaksaan hanya ada dari peristiwa hidup yang sudah dijalani dan saya ingin menjadi murid dari manusia langit tersebut.

4.      Berfikiran Positif Terhadap Indonesia dan Mencintai Indonesia

Ketika saya SD saya mendapat beasiswa dari pemerintah daerah, salah satu dari beasiswa itu adalah buku tulis yang berisi gambar presiden (sekitar tahun 2002, saya harap kalian tau siapa presidennya), buku tersebut berisi tentang kata-kata presiden yang meminta anak-anak bangsa untuk bercita-cita setinggi bintang di langit. Latar belakang kehidupan yang panjang di tanah kelahiran, berbagai masalah yang datang, mendengar hujatan tentang “Apa sih kerjaan pemerintah di Negara ini? Ini tidak bisa diurus, itu tidak bisa diurus”. Terlalu banyak orang yang pintar berkomentar di Negeri ini, sehingga saya memutuskan menjadi Pengajar Muda untuk menyaksikan secara langsung bahwa Indonesia adalah Negara dengan penduduknya orang baik serta berkonstribusi dalam hal baik.

            Belajar mencintai Indonesia sepenuh hati dengan melihat Indonesia dari sudut Negeri, tidak kecewa terhadap Negeri ini, ikut bekerja meski sebutiran debu untuk menyebarkan semangat nasionalisme yang sudah ditanamkan oleh nenek monyang, mensyukuri hadiah kemerdekaan ini dengan ikut terlibat.

5.      Aksi Bersyukur

Kehidupan yang nyaman, seolah-olah jawaban dari usaha yang selama ini dilakukan padahal di sana ada campur tangan Tuhan dan orang lain. Kesuksesan kadang membuat lupa mensyukuri hal-hal kecil misalnya sinyal yang hanya dapat “E” atau bisa ngecas tiap hari, punya sandal jepit lusuh. Selain itu, berusaha mengenali diri sendiri sejauh mana telah bersyukur selama hidup ini. Menjadi Pengajar Muda adalah belajar bersyukur dengan segala yang ada.

6.      Belajar dari Anak

Ketika kita dewasa dan punya pekerjaan di depan computer, tidak banyak berinteraksi dengan orang membuat kita tidak bisa belajar banyak, hanya stagnan di situ. Pekerjaan yang kita lakukan hanya itu saja dari hari berganti hari hingga puluhan tahun. Anak-anak adalah guru yang jarang disadari, mereka punya kemampuan mengajar dengan prilaku bukan hanya perkataan misalnya setelah berkelahi rebutan mainan mereka akan berbaikan dalam beberapa menit saja, tertawa bersama lagi, tidak ada permusuhan seperti orang dewasa. Menjadi pengajar Muda bagi saya adalah belajar dari anak dengan membuka mata, hati serta telinga saya.

7.      Melihat diri saya di masa lalu

Menjadi pengajar Muda ditempatkan di desa, tinggal di sana selama setahun adalah menyaksikan nostalgia lama seperti kaset lama yang diputar kembali. Melihat anak-anak yang tumbuh dengan keceriaan, energy berlebih dan bahagia melakukan apapun seperti melihat diri sendiri di masa lalu. Sebelumnya pernah berfikir bahwa kita akan mengubah anak-anak itu padahal merekalah yang merubah kita selamanya dengan pelajaran berharga yang tidak didapatkan di bangku kuliah manapun.

8.      Belajar Menjadi Pemimpin

Menjadi Pengajar Muda bukan hanya mengajar tapi juga belajar banyak hal. Setiap Individu adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Menjadi Pengajar Muda melatih saya menjadi pribadi yang punya inisiatif, membaguskan rencana, berkomunikasi dengan orang lain secara baik serta adabtasi tinggi. Hal ini juga sedikit sekali didapatkan di pendidikan umumnya, inilah saatnya belajar memimpin diri sendiri!

                                                               

Menjadi Pengajar Muda adalah anugerah tak terkira dalam hidup saya untuk menginspirasi diri saya seumur hidup saya dari pribadi-pribadi langit di penempatan.

 


Cerita Lainnya

Lihat Semua