Yang Pertama di Amboniki

Melly Syandi 19 Februari 2017

Pagi itu awan mendung dan berkabut. Sejujurnya saya was-was. Setiap saat saya melihat perputaran jarum jam, Cuaca pagi itu belum juga berubah.

Dengan harap-harap cemas, saya pun mulai berdoa. Untuk kelancaran upacara hari ini.

***

Ini kali pertama sekolah ini mengadakan upacara sejak didirikan 20 tahun yang lalu. Kalau kata Ibuk saya, sekolah ini sudah berdiri sejak mamanya Andra (re: orgtua murid saya) ini masih jadi anak sekolah. Sekarang, anaknya (re: Andra) yang bersekolah di sana.

Namanya juga pertama, tentu punya kesan yang berbeda.

Meski terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya, tapi dua jempol tetap untuk mereka.

Anak-anak saya!

Bagaimana tidak, selama ini mereka hanya tahu bagaimana pelaksanaan upacara itu saat upacara 17an.

Itu juga baru sekali. Saat perayaannya dipusatkan di desa ini.

Kalau masih ada dua jempol lagi, saya masih bersedia memberikan untuk mereka ini.

Waktu latihan hanya kurang lebih satu minggu. Tapi sudah mampu membangun kepercayaan diri mereka.

Ajaibnya, pada upacara kali ini, mereka memberanikan diri mengundang orang tua mereka untuk melihat anak-anaknya menjadi petugas upacara

Meski hanya bisa melihat dari kejauhan, tapi rasa bangga itu ada dalam dada orang tua mereka!

Anak-anak yang selama ini 'lebih ahli' saat berbicara tentang nilam, ternyata saat ini juga sudah bisa menjadi pemimpin upacara, sudah bisa menaikkan bendera sang Merah Putih, dan ikut larut dalam khidmatnya menyanyikan lagu kebangsaannya.

Alhamdulillaah. Terimakasih, Nak! Ibu Guru slalu bangga.

Melly Syandi


Cerita Lainnya

Lihat Semua