Tentang Abdul Muis

Nisa Permatasari 26 Maret 2012

Saya mendapatkan kabar baik hari ini.

Hmmm....Saya bukan orang yang suka haru biru, tapi kali ini kabar yang saya dapat cukup membuat saya terharu, dan bangga.

Saya mendapatkan kabar dari salah satu Pengajar Muda Paser, Oka, bahwa dua orang murid saya lolos OSK. Salah satu faktor yang membuat hal ini penting untuk saya adalah fakta bahwa tahun lalu tidak ada satupun murid saya yang lolos penyisihan OSK. That was a hard fact for me. I took it as my failure.

Tahun ini sudah tidak ada lagi Pengajar Muda di SDN 007 Pasir Belengkong, SD tempat saya mengajar dulu. Tahun lalu saya lah yang membimbing murid-murid untuk persiapan OSK. Tahun ini Bapak Abdul Muis yang membimbing peserta OSK. Oleh anak-anak Bapak Abdul Muis disapa dengan Pak Muis. Saya menyapanya dengan Muis. Tahun ini hanya ada dua siswa yang mengikuti OSK, Deva dan Palupi. They are two of my brightest brightest 5th graders.

Saya bangga kepada murid saya, itu hal yang tidak bisa dipungkiri. Tapi kali ini saya juga teramat bangga kepada Pak Muis.

Pak Muis ini masih muda, 23 tahun. Guru honorer yang mengajar TIK saat saya tinggalkan beberapa bulan lalu. Tapi sepertinya saat ini Pak Muis sudah diangkat menjadi wali kelas. Dulu Pak Muis kuliah di UPI Bandung. Guru muda dan bersemangat itu merupakan aset berharga di sekolah yang letaknya jauh dari akses kemajuan. 

Pertama kali saya tiba di Paser lebih dari setahun yang lalu, Pak Muis adalah salah satu dari orang-orang yang pertama kali saya kenal. Perawakannya kecil, kurus, mirip anak SMA. Hehehe...Saya ingat saya pernah mengobrol dengan Pak Muis bahwa dia sebenarnya ingin sekolah lagi. Waktu itu dia menyebutkan ingin ke Samarinda. Mungkin karena dia pernah merasakan hidup di Bandung, jadi wajar kalau keinginannya adalah melihat tempat-tempat yang baru lagi. Tapi ya kendalanya adalah biaya. Lagipula kalau dia harus meninggalkan pekerjaannya sekarang, akan lebih lama lagi untuk dia diangkat menjadi PNS. 

Saya tahu sekali tidak selalu mudah untuk Pak Muis menjadi guru. Pak Muis ini bisa dibilang selalu menjadi tangan kanan Kepala Sekolah saya. Bukan saya lho tangan kanannya. Dari hal mencari lembar absen sampai menyalakan LCD, menjilid laporan sampai membuat laporan bulanan, Pak Muis yang mengerjakan. Hebat lah.

Saya menulis ini supaya Pak Muis ini dikenal. Saya juga ingin berterimakasih kepada Pak Muis yang sudah mengantarkan dua orang siswa sampai semifinal OSK. Saya juga ingin menyemangati Pak Muis supaya terus membimbing sampai final di Jakarta. Amin. Above all, saya ingin Pak Muis dikenal. Dengan dikenal maka bisa dibantu, dihargai, dan disemangati. 

Muis buen beta! =D Semangat terus yaahh...Kalau terus seperti ini pasti bisa lah nanti sekolah lagi, atau pergi ke Bandung lagi.

That special teacher during your childhood would always be remembered. I remember more great teachers during my adult life.


Cerita Lainnya

Lihat Semua