Ibu Guru Widia dan Sekolah Kehidupan
Ni'mathul Alfien 21 April 2025Di bagian hilir Kabupaten Seruyan, di SDN 2 Pematang Limau, ada seorang guru yang bukan hanya mengajar, tetapi juga menumbuhkan kehidupan. Ia adalah Ibu Widia, seorang pendidik yang tidak sekadar memberikan ilmu di dalam kelas, tetapi juga menanamkan makna pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi anak-anak di SDN 2 Pematang Limau, Bu Widia bukan hanya guru, tetapi juga kawan. Ia memahami bahwa belajar tidak harus selalu tentang buku dan papan tulis, tetapi juga bisa melalui pengalaman langsung, melalui interaksi dengan alam, dan melalui hubungan erat dengan lingkungan sekitar. Dengan penuh kreativitas dan semangat, ia menghadirkan pembelajaran yang selalu menyenangkan, bermakna, dan tak terlupakan.
Belajar dari Alam, Belajar dari Kehidupan
Salah satu metode pembelajaran yang diterapkan Bu Widia adalah kemampuannya dalam memanfaatkan kearifan lokal sebagai bahan ajar. Ia menyadari bahwa anak-anak di UPT Tanggul Harapan hidup di lingkungan yang kaya akan sumber daya alam, dan ia ingin mereka belajar dari apa yang ada di sekitar mereka.
Dalam program Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), Bu Widia mengajak anak-anak menanam berbagai hasil bumi seperti kangkung, ubi, kacang panjang, dan timun. Mereka tidak hanya menanam, tetapi juga merawatnya, menyaksikan bagaimana tanaman tumbuh dari benih kecil hingga siap panen. Namun, pembelajaran tidak berhenti di sana. Setelah hasil panen siap, anak-anak diajak untuk mengolahnya menjadi sesuatu yang bernilai lebih, seperti keripik. Mereka belajar bagaimana mengolah makanan, memahami konsep kewirausahaan sederhana, dan merasakan kebanggaan dari hasil kerja keras mereka sendiri.
Di kesempatan lain, ia mengajak anak-anak untuk belajar membuat alat pancing, kemudian pergi ke sungai untuk memancing. Kegiatan ini tidak hanya mengajarkan teknik dasar memancing, tetapi juga bagaimana memahami ekosistem sungai, kesabaran dalam menunggu ikan, dan cara menjaga kelestarian lingkungan. Ketika ikan telah didapat, mereka tidak langsung menikmatinya, tetapi diajarkan cara mengolahnya menjadi ikan asin. Anak-anak belajar bagaimana ikan segar bisa diawetkan, bagaimana proses penggaraman bekerja, dan bagaimana ikan asin bisa menjadi komoditas yang bernilai ekonomi.
Semua ini bukan sekadar aktivitas, tetapi pelajaran kehidupan yang nyata. Anak-anak tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga pengalaman langsung yang membuat mereka lebih memahami proses, kerja keras, dan nilai dari apa yang mereka lakukan.
Kelas Inspirasi: Menghadirkan Pengalaman Nyata
Bu Widia juga memiliki ide luar biasa dalam pelaksanaan Kelas Inspirasi. Jika biasanya Kelas Inspirasi diadakan di sekolah dengan menghadirkan para praktisi ke dalam kelas, ia berpikir bahwa akan lebih baik jika anak-anak bisa langsung datang ke tempat para profesional bekerja.
Ia mengatur agar murid-muridnya bisa berkunjung ke Polres Seruyan, Damkar Seruyan, dan berbagai tempat lainnya, sehingga mereka bisa melihat sendiri bagaimana pekerjaan tersebut dilakukan. Mereka tidak hanya mendengar cerita dari seorang polisi, tetapi juga melihat langsung bagaimana polisi bekerja, bagaimana mereka menjaga keamanan, dan bagaimana mereka melayani masyarakat.
Di kantor pemadam kebakaran, anak-anak melihat bagaimana petugas damkar bekerja, bagaimana mereka bersiap menghadapi kebakaran, dan bahkan mencoba sendiri beberapa peralatan yang digunakan. Pengalaman ini tidak hanya memberi wawasan baru, tetapi juga membangkitkan semangat mereka untuk bercita-cita lebih tinggi.
Dengan pendekatan ini, Bu Widia tidak hanya mengajarkan teori tentang berbagai profesi, tetapi juga memberikan pengalaman nyata yang bisa membentuk mimpi anak-anak. Mereka tidak lagi sekadar membayangkan, tetapi benar-benar merasakan dan melihat sendiri seperti apa pekerjaan yang mereka impikan.
Inspirasi yang Tak Terlupakan
Bagi anak-anak di UPT Tanggul Harapan, Bu Widia adalah lebih dari sekadar guru. Ia adalah teman dan inspirasi. Ia adalah sosok yang membuktikan bahwa pendidikan tidak harus terbatas pada buku dan teori, tetapi bisa menjadi sesuatu yang hidup, menyenangkan, dan bermakna. Dengan segala dedikasi dan inovasinya, ia telah menanamkan semangat belajar yang luar biasa pada anak-anak. Ia telah menunjukkan bahwa pendidikan bisa ditemukan di mana saja di kebun, di sungai, di pasar, di kantor polisi, bahkan di dapur rumah sendiri.
Ia telah membuktikan bahwa menjadi guru bukan hanya soal mengajar, tetapi juga soal membimbing, menginspirasi, dan menumbuhkan. Di UPT Tanggul Harapan, nama Bu Widia akan selalu dikenang. Tidak hanya oleh murid-murid yang pernah diajarnya, tetapi juga oleh komunitas yang telah ia bangun dengan penuh kasih sayang.
Di setiap hasil panen yang tumbuh, di setiap ikan asin yang dikeringkan, di setiap anak yang berani bermimpi lebih tinggi di sanalah jejak Bu Widia akan selalu hidup. Terima kasih, Bu Widia. Untuk setiap ide pembelajaran, setiap senyum yang diberikan, dan setiap hati yang telah disentuh. Pendidikan di UPT Tanggul Harapan menjadi lebih bermakna karena hadirmu.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda