nilai oh nilai

Nia Setiyowati 8 Januari 2012

Kenapa hanya melihat hasilnya? Bukankah lebih penting prosesnya? Angka-angka itu tak cukup mampu memperlihatkan betapa spesialnya mereka. Deretan bilangan itu hanya bisa jadi bahan kesombongan semata, bahan mencari kesalahan, merendahkan, dan memperbesar peluang ketidakjujuran Lalu, apakah ini yang namanya ukuran? Angka-angka 2,3,5,6, atau 9 itu tidak bisa bercerita soal kegelisahan mereka saat malam,

Tidak bisa merangkum doa-doa mereka saat larut, Tak bisa memperlihatkan saat mereka menggendong adik sambil terus merapal catatan, Tidak bisa merekam ekspresi kebingungan saat mencoba mengingat dan senyum puas mereka saat berhasil menemukan jawaban. Apa salahnya jika mereka mendapat nilai dua tapi jujur? Apa bangganya ketika mereka dapat nilai sembilan tapi disuapi kunci jawaban? Salahkah mereka? Tidak. Angka-angka itu tidak memiliki hak penuh untuk memberikan label BODOH. Mereka punya proses yang harus dihargai lebih. Anak-anak bukan alat untuk saling melombakan sebuah “hasil angka” demi nama baik dan kehormatan semu. Mereka punya proses yang harusnya berjalan baik. Supaya mereka jadi orang baik. Meski saat ini nilai angkanya dipandang tidak baik, tapi aku yakin para “pelangiku” sudah mengupayakan yang terbaik. *saat mengawas ujian dan melihat anak-anak yang garuk-garuk kepala, gigit-gigit pensil, dan senyum-senyum sambil bilang “aku tahu”


Cerita Lainnya

Lihat Semua