Mbah Putri dan Mbah Kakung Bantan Tengah

Nesia Anindita 29 Desember 2010
Bantan Tengah, Pulau Bengkalis. 25 November 2010 “Mbah Putri dan Mbah Kakung, Nesia tinggal disini dulu ya karena kurang enak badan dan belum bisa kembali ke desa di Pinggir.” Izin Tika pada pemilik rumah induk semang tempat Tika tinggal untuk setahun kedepan. “Monggo! Ya silahkan loh! Anggap rumah sendiri!” ujar Mbah Putri dengan ramah dan senyuman yang sangat tulus, sesuatu yang sangat jarang saya lihat belakangan ini. Mbah Putri dan Mbah Kakung dua-duanya adalah orang jawa, asli Pacitan. Dan jauh-jauh ke Bengkalis ternyata Tika ketemunya ya orang-orang jawa lagi, goda Mbah pada Tika. Anak-anak Mbah sudah besar-besar, karena itu kedatangan Tika seperti kedatangan cucu ketemu besar saja, sambil terkekeh Mbah Putri bercerita. Mbah Putri tipe yang riang bercakap dan banyak gunyon. Dalam beberapa hari saya menumpang di rumah ini saja saya langsung merasakan aura keluarga yang sangat akrab, homy, dan ramah. Mbah Kakung tidak terlalu banyak bercakap seperti Mbah Putri, tapi Ia selalu menunjukkan perhatiannya dengan perilakunya. Tiba-tiba saja pada suatu siang yang sangat terik Mbah Kakung membawakan es dawet! Saya dan Tika seperti anak kecil kegirangan yang langsung menuangkan plastik berisi dawet tersebut dan menghabiskannya hingga tandas. Rumah Mbah adalah rumah panggung berbahan kayu. Di Pulau Bengkalis ternyata panasnya tidak seterik di pinggir! Bahkan kalau pagi bisa terasa sejuk!  Dan rumah Mbah sangatlah nyaman untuk dihuni dan ditinggali. Terasa adem, dan yang terpenting rasa kekeluargaan dan keramahannya itu.. huffff.. beberapa hari tinggal di rumah Mbah merecharge tenaga saya dan kekosongan rasa “kekeluargaan” tersebut. Terimakasih Mbah Putri, terimakasih Mbah Kakung (: Mbah Putri mengingatkan saya pada Nenek kandung saya yang sudah almarhum sejak 5 tahun yang lalu. Nenek Maftuchah Yusuf. Sejak lahir saya tinggal bersama Nenek, dan saat orang tua saya sibuk bekerja, ada Nenek yang selalu menemani saya dan kakak saya di rumah. Nenek saya orang terhebat sedunia! Saya ingat waktu kecil saat heboh reformasi nenek saya naik ke atas podium dan berorasi didepan mahasiswa-mahasiswa yang sedang berdemo.Nenek saya nenek terkeren sejagat! Nenek saya adalah guru bagi kami semua, beliau adalah ibu, nenek, guru, dosen, guru besar di universitasnya.Beliau adalah role model utama saya! Aduh kalau menceritakan nenek saya mata langsung banjir begini hehe. I’ll make you proud grans, I will ! PS.apa ya komentar nenek kalo ngeliat nesia yang sekarang ini hihi. Kangen seribu kangen nek!

Cerita Lainnya

Lihat Semua