info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Kumpul!

Nesia Anindita 19 Desember 2010
Hotel Marina, Pulau Bengkalis 22 November 2010 BENGKALIS KUMPUL ! senyum besar pun langsung mengembang dan seringai besar terpampang di bibir saya. Bagaimana tidak, biarpun baruuuu saja 10 hari tapi rasanya sudah seabad tidak bertemu dengan kawan-kawan pengajar muda yang ditempatkan di bengkalis lainnya. Anak-anak (kecamatan) Pinggir ; Saya, roy, pipit, dan agus memang telah bertemu 2 kali sejak pertamakali ditempatkan di desanya masing-masing, akan tetapi rasanya kami sudah kangen luar biasa dengan wildan, tika, nanda, rangga, intan serta fatia yang ditempatkan di pulau Bengkalis. Jarak antara anak-anak Pinggir dan anak-anak Pulau memang cukup jauh dan menghabiskan tenaga serta uang, untuk sampai ke Pulau, kami anak-anak Pinggir harus naik honda (nama sebutan motor di daerah bengkalis sini) dari desa masing-masing menuju jalanan simpang yang dilewati angkutan umum (kira-kira 40 menit naik honda dari Balai Pungut) dan kemudian disambung travel menuju pelabuhan Pakning  atau pelabuhan Dumai (memakan waktu kira-kira 4-5 jam naik mobil) kemudian dilanjutkan dengan naik kapal ferry penumpang selama 2 jam, dan barulah kita tiba di Pulau Bengkalis! Tapi kumpul kali ini ternyata bukan untuk kami saja, tetapi datang tamu dari Jakarta! Tak lain tak bukan adalah Pak Hikmat dan Mbak Evi~ wihiiiiii! Sejak mendapatkan kabar agar kami kumpul dan kunjungan dua petinggi IM tersebut semangat hidup saya bertambah seribu bar dan saya sendiri benar-benar tidak sabar untuk bertemu dengan teman-teman serta mr hik dan mbak evi *loncat-loncat. Akhirnya hari Sabtu pun tiba! Saya yang telah meminta izin sebelumnya kepada Bu Hotang kemudian diantarkan oleh Bapak naik Honda ke Muara Basung (MB), desa tempat Roy berada. Kami memang sepakat untuk kumpul di rumah Roy agar nantinya Pak Hikmat dan Mbak Evi gampang menjemputnya. Rumah roy a.k.a masjid at-taqwa memang terletak sangat strategis, tepat disamping jalan raya menuju tempat-tempat penting. Perjalanan ke MB saya kategorikan sebagai perjalanan DEGDEGSER karena honda si Bapak yang saya tebengi itu bisa dibilang kecil, rem nya harus pake kaki, tidak ada spion, tidak ada lampu, pegangan di belakang honda tidak ada, tapi si bapak mengendarainya dengan super super super superrr ngebut. Jadi selama perjalanan saya terus-terusan menjerit jerit dalam hati “AALLAHHH ya ALLLAAAHH bismillahhh!”, zikir, sampai membaca doa kendaraan yang diulang seribukali huehuehueeehh tapi alhamdulillah sesampainya di MB hanya rambut saya saja yang bentuknya sudah seperti marge nya the simpsons, jiwa dan raga tetap selamat :D Sesampainya di rumah Roy tiba-tiba datang kabar, ternyata pesawat yang ditumpangi Pak Hikmat dan Mbak Evi di delayed, dan baru sampai di Pinggir kira-kira siang jam 2 an. Sambil menunggu kedatangan Pipit dan Agus, saya kemudian bersantai-santai membuka laptop (hal yang susah dan jarang saya lakukan di rumah saya di Balai Pungut) nonton Friends dan membaca manga scan One Piece, sedangkan Roy ditenggelamkan dengan email wawancara dari Jakarta Globe yang harus ia kirim hari itu juga. Pipit datang, Agus datang, ngobrol-ngobrol, makan mie rebus, makan bakso, makan lagi di rumah Abi dan Umi nya Roy, ngobrol-ngobrol, internetan (rumah roy memang yang paling sukses soal sinyal modem), ngobrol, dan tiba-tiba datanglah mobil hitam! Beberapa saat kemudian keluarlah Mbak Evi dan Pak Hikmat, kami berempat langsung gegap gempita bahagia dan lari berhamburan memeluk bapak direktur dan Ibu PR kita tersebut. Memang sih norak, padahal baru 10 hari ditinggal tapi rasanya excited ketar-ketir pengen nyengir terus karena kami akan segera berkumpul ke Pulau untuk bertemu ke 6 orang lainnya, full teaam+pak hik+mbak ev! YIHA! Dalam perjalanan menuju Dumai kami didalam mobil dikocok-kocok diatas jalanan yang bergelombang dan tidak rata, selama kurang lebih 4 jam justru dipenuhi dengan canda tawa dan obrolan bersama Pak Hikmat dan Mbak Evi yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan penugasan maupun pekerjaan kami. Kita malah membicarakan soal kenangan-kenangan MTC, lagu-lagu bukan manusianya Isal, rindam survival di gunung salak , koran MX-nya agus yang sukses membuat Mbak Evi terpingkal-pingkal nonstop, dan semua bercandaan bercandaan yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan apa yang kita lalui 10 hari terakhir. Sampai di Dumai, kami kemudian menyebrang dengan kapal ferry menuju pulau Bengkalis, menonton berita malaysia di dalam kapal, minum teh panas mengusir masuk angin, dan dalam waktu satu setengah jam sampailah kami di pulau Bengkalis. Naik ojek. Dan yak, sampailah kami di hotel Marina, Rangga dan Wildan sudah menunggu kami di bawah, biarpun lelah dan perut sudah gruduk gruduk masuk angin kami langsung heboh bersama-sama, Tika, Intan, Fatia, Nanda, semua langsung berpelukan dan mengobrol-ngobrol. “Neneeeee kuruuus banget!” teriak anak-anak begitu melihat saya. Dan memang, setelah mengaca di kaca lobby hotel saya benar-benar DEKIL dan KURUSAN. 10 hari di Balai Pungut berhasil menghitamkan dan menguruskan badan saya! Hebat! Kami kemudian memasukkan barang ke kamar, bertemu WC DUDUK! Yaampun, terpujilah wahai inventor wc duduuuukkk *terharu biru*, dan bersiap-siap untuk kumpul. Dari jam 10 malam hingga jam setengah 3 pagi kami semua duduk bersama, ngobrol-ngobrol, dan makan molen pisang dari Bandung yang di bawa mbak evi, mie sagu yang dibuat oleh Mbah nya Tika, dan makanan-makanan kecil lainnya. Saya benar-benar kangen dengan mereka semua. Tiap orang menceritakan kisah mereka yang luar biasa. Saya belajar banyak dari ke 9 teman saya semua ini. Agus yang paling berhasil dalam pendekatannya ke masyarakat, Intan yang berusaha dengan gigih, Nanda yang penuh dengan program-program yang ia akan jalankan, Roy dengan gelak tawa nya dan keoptimisannya yang berhasil dekat dengan anak-anak dan guru-guru di sekolah, fatia, wildan, rangga, pipit, semuanya. Saya menceritakan cerita saya. They said they proud of me, :’) tapi saya juga tetap saja banjir antara ingus dan air mata udah nyampur jadi satu pas lagi cerita hehehhe. Jam setengah 3 dengan tampang seperti zombie kami pun kembali ke kamar masing-masing, bersiap untuk beraktivitas keesokan harinya. Aneh ya! Beberapa bulan yang lalu kami semua hanya bertatap-tatap dan berbasa-basi berkenalan. Tapi sekarang saya benar-benar merasa menemukan keluarga baru dimana saya merasa nyaman aman dan tempat dimana saya bisa tertawa gembira bersama-sama. Hey the bengkels we’re the besstt! Ayo berjuanggg setahun kedepan ini bersama-samaaa!

Cerita Lainnya

Lihat Semua