info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Kembali ke titik enol

Nesia Anindita 23 November 2010

16 November 2010

(anggap saja) ruang tamu merangkap ruang tv dan ruang makan, dan oh, juga ruang tidur Rumah Keluarga Sihotang, “Kembali ke titik enol,” ucap salah seorang panitia training camp Indonesia Mengajar kemarin. Titik enol? Maksudnya apa sih? Pikir saya sambil manggut-manggut hooh-hooh saja tanpa berusaha mengerti lebih lanjut pengertian dari kalimat tersebut. Yaa yaaa kembali ke awal kan maksudnya, ujar saya sambil lalu. Tapi entah berapa minggu sejak pertama kali mendengar kalimat tersebut, disinilah saya, duduk beralaskan semen dan dikerubungi nyamuk bengkalis mutan yang saking mutannya sampe jeans saja bisa ditembus, memaknai pengertian kalimat tersebut. Kembali ke titik enol. Titik awal. Kalau di garis bilangan berarti kurang lebih seperti ini : Enol. Nol. 0. Kembali ke titik 0. Melupakan semua nilai dan semua yang kita miliki sebelumnya Melupakan kehidupan yang sebelumnya saya jalani di Jakarta dan di Bandung Melupakan rumah nyaman berpagar abu-abu di Jalan Darmawangsa IV tempat hidup saya selama ini Melupakan kosan cantik kuning di Jalan Cisitu Baru Dalam, Bandung yang saya tinggali selama 4 tahun terakhir Melupakan makanan-makanan berlimpah yang terhidang di atas meja makan Melupakan sushi, sashimi, pizza, burger, pasta, dan junkfood nikmat lainnya Melupakan makan 3 kali sehari Melupakan dispenser dengan pilihan air dingin dan air panas Melupakan AC yang tinggal tekan remote dan dingin dingin asik langsung tiba Melupakan kasur sring bed nyaman yang bisa guling-guling dengan nikmatnya Melupakan alat pembantu kerja rumah tangga seperti mesin cuci, mesin pengering, dan microwave Melupakan kamar mandi di rumah Melupakan WC DUDUK! Melupakan air bersih Melupakan Melupakan Melupakan Melupakan semua yang dulu merupakan nilai dan kebiasaan kita, Meninggalkan semua kebiasaan-kebiasaan, Membuangnya jauh-jauh SYUUTT! Lempaarr yang jauh! Dan ketika kita tiba disini, Saat kita berada di titik enol tersebut, Maka syukuri dan nikmati apapun yang kita peroleh sekarang kini. Nikmati , nikmati, dan syukuri Nikmati apapun itu, mau tidur di atas kasur setebal 3 cm kek, mau pipis di luar rumah kek, mau air yang tidak bisa dibilang jernih kek Syukuri semuanya, dan karena tadi kita berada di titik enol, maka apapun yang kita peroleh sekarang adalah nilai lebih dari titik enol tersebut. Dan lihat! Keadaan kita sekarang ini jauh lebih tinggi dari titik enol kan? Biarpun tidur dengan kasur kapuk berdebu, kamar mandi yang entah dimana lobangnya, kaki yang menjejak di semen basah, tapi Alhamdulillah. Alhamdulilllahirobbilalaminn.. You’re here for a mission ne. Pull yourself together!!! HUP!

Cerita Lainnya

Lihat Semua