info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Balada Kambing

Nesia Anindita 18 Juli 2011
Selasa, 11 Januari 2011 Sore itu seperti biasanya saya berangkat ke masjid untuk solat magrib berjamaah bersama warga. Namun nampaknya saya terlalu cepat berangkat, warga belum ada yang beranjak dari rumahnya masing-masing. Bahkan bapak penjaga masjid masih duduk merokok didepan masjid sambil menguap lebar-lebar dan mengangguk ke arah saya. 15 menit kemudian bapak penjaga masjid mulai mengetuk-ngetuk mikrofon masjid, dan mengumandangkan azan magrib hingga dapat didengar warga Teluk Rhu disekitarnya. Pak Rafik menjadi imam. Surat pendek yang dibacakan di teluk Rhu ini tidak bisa dibilang pendek. Surat pendek yang tidak pendek pastinya. 20 menit kemudian solat magrib selesai, bersalam-salaman, dan pamit kepada Bu Yus tidak mengaji di masjid karena mau mengerjakan rencana pembelajaran untuk mengajar esok pagi. Bu Yus mengangguk sambil tersenyum dan berucap “Hati-hati nes, gelap!”. Hati-hati? Saya kemudian tertawa kecil sambil tersenyum lebar kepada Bu Yus, “baik buu.. marii bu saya pulang dulu!” Hati-hati? Memang belakangan ini listrik di Teluk Rhu sedang tidak baik, listrik lagi sering-seringnya mati total (padahal listrik nyala pun hanya dari jam 5 sampai jam 6 pagi.. sudah nyala bentar mati lampu pula huehehe). Tapi jangan khawatir! Saya punya lampu emergency lamp yang selalu setia menemani saya saat tidur. Gelap gulita memang membuat masalah tidur menjadi cukup bermasalah, karena entah kenapa sering sekali saat gelap gulita justru saya kesulitan untuk tidur, dan setiap berhasil tidur justru jam 2-jam 3 saya malah kebangun dan tidak bisa tidur sama sekali. Sambil melamun saya berjalan melewati kegelapan jalan menuju rumah, gelap total memang, pantas Bu Yus menyuruh saya berhati-hati. Untuk melewati jalanan menuju rumah, saya harus menyebrangi lapangan sekolah yang gelap total dulu, dan barulah saya tiba di halaman rumah bu Mi. Sambil mengira-ngira jalanan yang bisa dilewati saya berjalan terburu-buru karena seram juga jalan sendirian malam-malam sepi seperti ini . Tiba-tiba! DEGGGG!!! Ada sesuatu yang menyandungkan kaki saya yang sedang berjalan! Karena kaget, panik, dan tidak bisa menyeimbangkan badan, apalagi saya masih memakai mukena yang menyempitkan area gerak, saya sukses.. ya SUKSES! Sukses jatuh terguling-guling sendirian di tengah-tengah lapangan sekolah! Dan bahkan terguling-gulingnya benar-benar terguling-guling as in roll depan dan sedikit-sedikit roll kesamping-samping sambil terjatuh dengan bunyi berdebum! Saking shocknya saya masih terkapar di lapangan saat saya mengira-ngira benda apakah yang saya sandung sehingga mengakibatkan gerakan akrobatik di tengah malam gelap gulita ini. Lutut kaki saya senut-senutan tapi malunya itu LEBIH BESARRR dari rasa senut-senut di lutut ini. Saya kemudian menengok panik ke kanan ke kiri, mengira-ngira ada-tidak orang yang melihat saya berakrobat di lapangan ini. Yeah! Alhamdulillah tidak ada! Saya masih sibuk meraba-raba, mengira-ngira benda apa yang membuat saya tersandung itu, sebelum sempat berdiri tiba-tiba terdengar gerakan di dekat saya dan.. MBEEEEEEEEEEEEEEEEE ~.. ASTAGA! KAMBING! Dan ternyata penyebab saya guling-guling jatuh sendirian di malam gelap gulita ini adalah.. seekor kambing yang sedang seenaknya duduk tiduran di lapangan sekolah ! Sebelum sempat dilirik si kambing yang pastinya akan memandang saya penuh cemooh dan terkekeh mengembik menertawai kebodohan saya, saya lalu berlari-lari pulang menuju rumah. Duuh.. Si Bu Guru baru saja kesandung.. kesandung kambing!!!

Cerita Lainnya

Lihat Semua