Kesanku untuk kelas 6 SDN 08 Bantan Tengah
Nanda Yunika 23 Januari 2011
Kamis, 13 Januari 2011
Kelas 6 yang kini mulai menjadi kelas yang aktif. Mereka kini mulai senang dan terbiasa dengan gaya belajar sesama teman, berani maju untuk melakukan hafalan perkalian, berani berpendapat dan sederet keberanian lain kini muncul pada diri anak-anak itu. Sangat senang ketika kelas 6 kini tidak takut lagi dengan matematika. Menantikan pelajaran tersebut, bahkan menolak hak mereka untuk beristirahat tatkala bel telah dibunyikan lantaran belum selesai mebahas persoalan.
Sangat disayangkan mengapa aku baru bertemu dengan kalian di saat-saat terakhir keberadaan kalian di sekolah ini... Pada anak-anak yang kini telah menemukan ‘kenikmatan’ dan ‘semangat’ belajar.
Pukul 09.20 menit. Aku mengakhiri pelajaran matematika pada hari ini. Ku beri mereka Pe Er menghafal perkalian matematika dan mereka semua menyanggupinya dengan muka ceria. Ku langkahkan kaki menjauh dari ruang kelas 6.
Aku ingin... sangat-sangat ingin mengajarkan banyak hal pada mereka...
Ingin memberikan apa yang ku pernah dapatkan dari guru-guru hebatku terdahulu kepada mereka...
Ingin ku transfer segala apa yang ku tahu pada mereka... Semua... Semua yang ku tahu... Tak terkecuali.
Inggin mengajarkan bagaimana rasa percaya pada diri, kejujuran, dan semangat pantang menyerah pun memupuk rasa ingin tahu pada diri mereka...
Sungguh aku sangat-sangat ingin mengajarkan banyak hal pada mereka, namun UASBN yang sebentar lagi mereka tempuh nampaknya akan membatasiku untuk mengajarkan ‘belajar sambil bermain’ pada mereka.
Entah mengapa setiap aku berpikir mengenai hal ini mataku selalu berair dan hatiku menjadi sakit.
Walau rasa ini ada namun aku tak dapat merubah kenyataan. Ujian tetaplah ujian. Waktu tidak dapat berputar mundur atau merubah keadaan tepat sesuai dengan yang kita inginkan. Ini adalah takdir. Di sini aku ditakdirkan bertemu dengan anak-anak hebat yang bak ‘mutiara’ yang masih bersembunyi di dalam kerang. Tak bisa ku buka paksa karena untuk menghasilkan mutiara-mutiara berkualitas butuhlah waktu dan proses yang harus di tempuh secara bertahap, bukan instan.
“Ijinkan aku untuk memberikan apa yang ku tahu untuk menambah pengetahuanmu wahai anak-anak kelas 6 yang hebat,”gumamku sembari melangkah meninggalkan ruang kelas menuju kantor guru pada siang itu.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda