info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

(Bukan) Hari Anti Korupsi

Mujahid Zulfadli Aulia Rahman 31 Desember 2014

Matahari belum ingin menunjukkan semangatnya. Masih pagi buta. Sejurus saya mengingat tanggal hari ini. 9 Desember. Hari Anti Korupsi. Saya hampir lupa. Ulangan Semester dengan segala persiapannya membuat pikiran terasa penuh.

Sekarang, karena ulangan sudah beres, terbersit keinginan untuk mengenalkan pada anak-anak tentang sebuah kata: ‘korupsi.’

Setelah beres-beres, saya lantas mengambil selembar kertas asturo hitam. Ditambah persediaan kapur aneka warna yang kutaruh di rumah. Maksud saya ingin membuat ucapan Selamat Hari Anti Korupsi. Sederhana saja.

Kapur warna itu kugoreskan di kertas asturo hitam. Kutuliskan pesan-pesan yang akan memberikan mereka semangat.

Terakhir, jadinya seperti miniatur papan tulis. Lumayan bagus hasilnya. Hanya saja debunya mudah terbang ke mana-mana. Dengan hati-hati, kujaga kertas itu agar tidak terkena angin yang kencang.

Pagi-pagi, saya datang ke sekolah. Kertas ucapan itu kutempel di samping majalah dinding sekolah. Agar mudah terbaca anak-anak, dan juga guru-guru yang berdatangan. Harapan saya pagi ini, mudah-mudahan mereka penasaran. Terutama anak-anak.

Benar saja. Anak-anak membacanya. Ada yang tinggal lama. Ada yang cuma sebentar. Ada yang berjalan, sambil baca. Ada juga yang terbingung-bingung. Minimal anak-anak tahu, bahwa hari ini, kita semua memperingati Hari Anti Korupsi sedunia.

Sedangkan untuk sampai pada taraf tahu apa itu ‘korupsi?’ Itu nanti langkah selanjutnya.

Demi keamanan Kertas Ucapan, saya menjaganya sementara waktu. Kuawasi beberapa lama. Anak-anak, barangkali karena saking gemasnya, ingin sekali menghapus kapur warna yang kugores setengah mati itu.

Jadilah saya seperti seorang penjaja yang memasarkan barang dagangannya. Berdiri di depan Kertas Ucapan yang kutempel di dinding sekolah.

Anak-anak mulai berkumpul dan mengurumuni. Mereka ingin tahu apa sebenarnya dilakukan oleh bapak gurunya.

“Selamat pagi anak-anak semua, Selamat Hari Anti Korupsi" ucapku dengan bersemangat.

Nak, hiduplah dengan jujur | Jadilah orang yang berani | Maka kau akan menjadi MANUSIA HEBAT | Berani Jujur, Hebat! |

kamong pernah mendengar kata “KORUPSI”? saya coba bertanya.

Untuk kelas kecil, belum ada kosakata yang keluar dari bibir mungil mereka kecuali, “tidak tau pa guru.” Apalagi ditambah dengan kata ‘Anti’ di depan ‘Korupsi.’ Mereka tambah bingung lagi.

Kalau kelas besar sendiri, mereka sering dengar. Hal ini dapat kumengerti karena ‘korupsi’ itu paling sering disebut dalam surat-surat mereka kepada Presiden beberapa waktu lalu.

“Tapi kalau mencuri, kamong semua tau toh?”  saya menimpali.

“iya, pak guru.” jawab mereka hampir serempak.

“nah, itu sudah, mirip-mirip” saya balas dengan cepat.

Selebihnya, penjelasan tentang korupsi, kami lanjutkan di kelas. Mulailah kuceritakan perbuatan-perbuatan korupsi dan akibatnya.

“aduh pa guru, kitorang tara mau seperti itu” Nahum berkomentar.

“aissshhh, pa guru, orang yang suka begitu itu tara baek” Kristian menambahkan dengan geram.

Begitulah anak-anak. Komentar yang satu disambung dengan komentar yang lain.

Korupsi membayang buruk di kepala mereka. Sehingga mereka menjadi tau korupsi bukanlah perbuatan yang baik.

“nah, kalau begitu, ayo, kitong semua saling kasi pesan semangat untuk tara bikin korupsi” saya mulai melancarkan agitasi.

Kepada anak-anak, saya berikan potongan kecil ukuran 10 cm x 15 cm kertas asturo bermacam warna. Anak-anak akan menuliskan ucapan Selamat Hari Anti Korupsi dalam kartu itu. Yang terpenting, pesan apa yang akan mereka berikan ke teman-temannya.

Setelah selesai, saya membacakan pesan-pesan itu di depan kelas.

Nahum menulis begini:

Selamat Hari Anti Korupi . Saya jujur, tulus, dan semangat belajar dengan baik dan jelas.

Sipora lain lagi:

Terus semangat dan terus belajar. Selamat semangat untuk teman-teman. Selamat Hari Anti Korupsi.

Nova berpesan:

Selamat Hari Anti Korupsi. Saya belajar di kelas dengan teman-temanku. Berterima kasih kepada pa’ guruku karena ia mengajar supaya saya pintar dan saya naik kelas empat.

Kristina menuliskan:

Saya anak yang rajin. Dan saya setiap hari membantu Ibu di rumah. Dan saya jaga adik-adik saya. Saya juga tetap membantu Ayah ke kebun dan kemana saja yang kami bisa pergi. Selamat Hari Anti Korupsi.

Elsina berpesan:

Semangat belajar, berdoa, dan jujur. Semangat bekerja, menghormati orang lain, orang tua, dan guru di sekolah. Selamat Hari Anti Korupsi.

Mahida melontarkan semangat:

Teman-teman, jangan malu-malu. Kita harus bisa maju di depan. Harus bisa semuanya. Selamat Hari Anti Korupsi.

Timbul keharuan setelah saya membaca pesan-pesan dari anak-anak. Sejumlah pesan tersebut mengena betul di hati saya.

Itulah bentuk penolakan mereka tentang korupsi. Dengan pesan-pesannya, mereka ingin menegaskan bahwa mereka tidak suka dengan korupsi. Dan segala perbuatan-perbuatan buruk lainnya.

Inilah juga bentuk pengakuan mereka. Sebuah pengakuan yang mereka telah buktikan sendiri dalam keseharian mereka.

Barangkali yang terpenting pagi ini, bukan Kartu Ucapan-nya, tapi pesannya. Bukan momen Hari Anti Korupsi-nya, tapi semangatnya.

Barangkali, hari ini memang bukan hari anti korupsi. Hari ini adalah hari yang biasa-biasa saja, tapi dengan peristiwa dan pesan yang akan mereka ingat.


Cerita Lainnya

Lihat Semua