Surat Sahabat
MuhammadSholihuddin 7 Oktober 2015“Apa itu pak yang di dalam kotak?”tanya Yudit
“Nah, ada yang bisa menebak apa isi kotak ini?”(Ucap saya sambil memperlihatkan kotak yang berlogo Pos Indonesia)
“ Aha.. beta tau pak, beta tau pak...” Sahut beberapa siswa sambil mengacungkan tangannya.
Anak-anak semakin penasaran dan beberapa ingin menjawab pertanyaan saya sehingga berlarian mendekati saya sambil mengangkat tangannya. Akhirnya saya katakan pada mereka. “Ini adalah kotak yang berisi....” saya belum selesai melanjutkan kalimat saya. Anak-anak sudah dengan kompaknya menjawab “Surat!”
“Nah, betul sudah... sekarang kembali lagi ke bangkunya”pinta saya
“Awwiii... Surat pak?” ucap Ranti (anak yang paling penasaran dengan kotak putih di tangan saya). “Untuk kotong ko? (untuk kami kah?)”. ungkapnya.
Saya cukup menganggukan kepala. Kemudian sontak seluruh anak-anak teriak kegirangan sambil tepuk tangan dan loncat-loncat. “Ye..... !”
“Ya sudah, sekarang coba dengar, pak mau panggil satu persatu anak pak sesuai dengan tulisan yang ada di surat. Tapi sebelumnya kita pakai suasana hening dalam 5 hitungan”. Kemudian saya berhitung mundur “lima, empat, tiga, dua, satu”.
Seketika suasana kelas menjadi hening. Selanjutnya saya panggil nama anak-anak satu persatu untuk maju ke depan dan setelah mereka mendapatkan suratnya, ternyata mereka tidak langsung buka surat itu. Anak-anakku membolak-balik sampul surat yang bertuliskan namanya dan nama pengirimnya.
"Ayo silahkan dibuka dan dibaca!”pinta saya.
“Ok. Pak ... siap!”jawab anak-anak saya.
“Nah, coba kevin maju ke depan kemudian bacakan surat itu di depan teman-teman kamu!”.Ternyata Kevin masih malu-malu baca surat itu. Akhirnya saya tanya ke dia “Siapa nama sahabat yang kirim surat buat kamu Vin?” . “Annisa pak...” jawab Kevin.
“Nah coba kasi cerita siapa Annisa pada teman-teman sekelasmu!”pinta saya ulang.
Dengan tersipu malu. Kevin berdiri disamping saya selanjutnya membacakan surat yang dikirimkan oleh Annisa:
“Aku Annisa, aku kelas 4 SD. Aku sekolah di Khalifah IMS. Aku berusia 9 tahun. Di sekolah aku, kami berbahasa Inggris, hobiku berenang, menggambar dan berseni. Usia kamu berapa? Bahasa kamu disekolah apa? Umurmu berapa? Dan hobimu apa?...”
“Terima kasih Kevin sudah mau membacakan suratnya. Nah, apa semua sudah baca surat ko?”tanya saya.
“Sudah pak...”. jawab anak-anak
“Sekarang pak akan bagikan satu lembar kertas, silahkan menuliskan surat untuk sahabat kalian di kertas yang pak bagikan”.
Ditengah kesibukan menulis, ternyata ada satu siswa saya yang menghela keheningan itu sambil bertanya “Pak, kotong boleh menghias pakai krayon ko pak?” tanya Yudit. “Boleh...” jawab saya singkat. “Pak, kalau sudah tulis suratnya terus dikirim ke mana pak?” tambah Yudit.
“Suratnya dikirim ke mana anak-anak, ada yang bisa bantu jawab pertanyaan Yudit?”Tanya saya
“Kantor Pos, Pak”Jawab Ranti dengan suara lantang.
“Pak punya pertanyaan buat kalian, siapa diantara anak-anak yang sudah pernah ke Kantor Pos untuk kirim surat?” Tanya saya sambil mengangkat tangan kanan.
Ternyata tidak ada seorang pun yang angkat tangan. “Son pernah pak (belum pernah pak)” jawab anak-anak sambil menggelengkan kepala.
Hari ini saya tahu jangankan kirim surat ke Kantor Pos, menulis dan mendapat surat dari teman adalah pengalaman pertama buat anak-anak kelas 3 di SD Inpres Onatali. Selain itu,
hari ini anak-anak punya teman dan sahabat baru. Ada pengharapan dalam doa anak-anakku sepulang sekolah. Ternyata dalam doa sebelum pulang, mereka berharap agar Tuhan menjaga surat mereka agar sampai pada sahabat mereka dengan selamat. Selain itu, dalam doa mereka berharap akan ada banyak orang yang mau mengirimkan surat buat mereka supaya mereka bisa bergiliran ikut mengantar Surat ke Kantor Pos dan berkenalan dengan pak Pos.
Hari ini anak-anak saya mengalami sendiri indahnya persahabatan penuh toleransi. Terima kasih Miss Ana dan anak-anak kelas 4 Sekolah Khalifah IMS dari Tangerang Selatan yang telah mengirimkan surat tanda persahabatan pada anak-anak kelas 3 SD Inpres Onatali.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda