Kotong Pung Cita-Cita (Kita Punya Cita-Cita)

MuhammadSholihuddin 28 Maret 2016

Ketika besar anak-anak pak ini mau jadi apa?” pertanyaanku diawal semester 2 saat mengajar pelajaran IPS kebetulan materi hari itu adalah mengenal jenis-jenis pekerjaan.

Anak-anak kelas tiga yang sejak awal saya kenal dengan anak-anak yang memiliki kecenderungan perkembangan kinestetik lebih cepat dibanding perkembangan lainnya. Mereka langsung mendekati saya sambil angkat tangan dan berebut menjawab sambil saling dorong satu sama lain menyebabkan suasana kelas menjadi gaduh.

Saya tinggal berdiri dimana saya harus berdiri saat suasana hening dalam kelas. (berdiri persis di depan bendera yang ada di dalam kelas). Saya hanya berdiri mematung di dekat bendera . Beberapa menit kemudian, keributan mereda dan anak-anak kembali ke kursi mereka meski masih ada suara dari anak anak yang saling menenangkan satu sama lain. Sekali lagi anak-anak diingatkan kesepakatan kelas tidak harus bersuara namun bisa dengan gerakan dan bahasa isyarat saja. Setelah kondisi mereda, Saya langsung berkata kepada mereka:

“Pak akan tunjuk anak-anak yang duduk manis di kursi seperti pada saat suasana hening”. Langsung saya sambung “Pak beri hitungan mundur dari 10, 9, .... 1” setelah itu, saya tanya satu-satu keinginan anak-anak saya ketika dewasa. Ada yang ingin jadi Nelayan, Petani, Dokter, Guru, Tukang, Polisi dan banyak lagi. Dari jawaban anak-anak saya saya bisa menggambarkan apa yang mereka inginkan ketika dewasa di papan tulis.

Apapun impian dan keinginan mereka, saya dan anak-anak selalu berikan apresiasi berupa tepukan dan ucapan terima kasih. Hal itu yang membuat mereka saling membanggakan impian mereka dan itu membuatku tersenyum sendiri melihat tingkah laku mereka. Selanjutnya mereka menuliskan dalam kertas yang kemudian ditempel di dinding yang bergambarkan diri mereka, kemudian ditutup dengan berdoa buat mereka agar apa yang mereka inginkan terkabul nantinya.

Anak-anak ini memang masih jauh melangkah untuk mewujudkan apa yang mereka impikan meskipun impian mereka masih terbatas pada apa yang mereka ketahui dan mereka lihat saat ini. berbekal punya impian setidaknya mereka punya tujuan hidup dan tujuan untuk selalu bersekolah dan menuntut ilmu sehingga mereka tidak putus sekolah dan rajin belajar karena mereka ingin menggapai apa yang mereka inginkan. Apapun impian mereka, adalah sesuatu yang luar biasa karena sejak kecil mereka punya dan berani bermimpi. Suatu saat ketika mereka dewasa semoga beberapa diantara mereka ada yang akan menjadi pemimpin besar bangsa ini.

Pelajaran yang saya dapat adalah anak-anak ini berada di daerah yang dahulu belum pernah saya ketahui tetapi jika dibandingkan mereka, ternyata anak-anak saya lebih dahulu mengenal Jawa dan Indonesia di usia yang masih kecil. Mereka lebih keren daripada saya dimasanya. Semoga anak-anak ini kelak tetap menjadi anak-anak baik yang akan terus berjuang menggapai mimpi dan berjuang untuk kebaikan.

Yang sangat membahagiakan bagi saya, ternyata anak-anak ini sangat berani menyuarakan mimpinya dan anak-anak ini punya mimpi yang diluar dugaan saya. Dengan langkah awal punya impian dan berani bermimpi inilah yang akan membuat mereka patut diperjuangkan baik oleh guru untuk mengajar dengan hati dan mengajar dengan tulus serta orang tua yang tetap menjaga semangat mereka .

#Renungan_Sang_Pemimpi(n)

#Pengajar_Muda_X

#Kabupaten Rote Ndao_NTT


Cerita Lainnya

Lihat Semua