info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

"Malaikat Shubuh"ku

Muhammad 27 Oktober 2012

Kukuruyuk..... suara ayam jantan sudah berkokok ditemani suara jangkrik dan entah binatang apalagi selalu membangunkanku di pagi shubuh. Kunyalakan senter, kuarahkan ke jam di atas lemari 5 menit menuju waktu shubuh. Kubangunkan adik angkatku Sarul, kuganti pakaian dengan sarung dan perlengkapan sholat.

Suasana gelap terang cahaya rebulan. Bersama Sarul kususuri pekarangan ke masjid. “wah dorang belum bangun pak guru” celetuk sarul. “mari jo”, seperti biasanya jika masjid masih kosong, kami lewati dulu masjid menyusuri jalan kampung membangunkan anak-anak yang biasa menemaniku sholat shubuh di masjid. Satu orang bangun, membangunkan yang lain, dan berpencar membangunkan yang lain. Ya... mereka dengan semangat shubuh  saling membangunkan dan terkadang akulah yang dibangunkan dengan teriakan beberapa anak sekaligus “Pak Guruuuuu!” Jangan salah, mekipun baru bangun tidur, semangat dan tawa mereka sudah terdengar riang.

Berjalan bersama di bawah siraman sinar rembulan, dengan suasana sepi ditemani hembusan angin pantai, suara ayam dan teman-temannya, dan deburan ombak di saat-saat shubuh,  mereka bercanda menuju masjid. Salah satu momen yang tidak akan kulupakan.

Sampailah kami di masjid. Seseorang pasti menyahut “Pak Guru, senter”, kuberikan senter dan dia pun menyalakan lampu minyak di dalam masjid. senter pun kemudian dinyalakan di luar menemani anak-anak berwudhu, dan seperti biasa, setelah mereka selesai berwudhu, beberapa  berebut mengambilkan aku seember air dari penampungan air hujan untuk aku berwudhu sedangkan yang lain berebut kayu memukul bedug.

Suasana remang-remang, sayup-sayup cahaya lampu diterpa hembusan angin menemani adzan, iqomat, sholat sunnah, dan jama’’ah shubuh kami dan benar.... sementara ini hanya kami di setiap jama’ah sholat lima waktu; aku dan anak-anak, melewati waktu shubuh yang begitu tenang, damai, dan khusyuk.

Sholat jama’ah pun selesai, semua pun mulai bergurau lagi, tertawa bersama membicarakan lelucon yang terkadang tak kumengerti dan terkadang membicarakan liburan minggu berkeliling pulau, mengunjungi pantai memukau, atau mengail, membakar ikan, dan menikmati kelapa muda.

Di pertigaan depan masjid, kami berebut mengucap salam lebih dulu.... hahahaha... Malaikat shubuhku memang selalu menyulut semangat pagiku, menemaniku hari-hariku, dari shubuh, di sekolah, les, dan madrasah. Merekalah yang selalu menjaga semangatku, mengingatkanku bahwa harapan selalu ada, dan menyelamatkanku dari jurang stressssss dan keputusasaan.  


Cerita Lainnya

Lihat Semua