info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Pengajar Muda 8 Kapuas Hulu

Muhammad Ihsan Nugraha 21 Maret 2015

Setelah melalui seleksi menjadi Pengajar Muda yang cukup panjang dengan jumlah pendaftar hampir 10.000 orang, akhirnya 10 dari 75 pendaftar terpilih untuk menjadi pengajar di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Selama 1 tahun kami akan berbaur dengan keberagaman suku, budaya, bahasa, serta harus membiasakan diri tanpa kemewahan kota. Gedung-gedung tinggi kota kini digantikan oleh lebatnya hutan-hutan, tambahan moda transportasi air yang tidak pernah kami jumpai di kota untuk mengarungi panjangnya Sungai Kapuas, harga bahan pangan dan bahan bakar yang hampir 2 kali lipat juga harus kami rasakan, dan beberapa di antara kami juga harus terbiasa dengan air sungai yang berwarna coklat atau hitam kemerah-merahan sebagai sumber utama air minum, masak, dan mandi.

Semuanya yang kami lalui, nampaknya membuat kami semakin kuat, muk tidak andiri, bahkan semakin dewasa untsekedar bertahan hidup, tetapi juga bisa bermanfaat untuk desa yang kami ajar dan pendidikan di Kabupaten Kapuas Hulu secara keseluruhan. Sepuluh Pengajar Muda hidup bersama dan berkolaborasi selama 1 tahun membuat kami menyadari kekurangan masing-masing, namun itulah yang menyatukan kami dalam perbedaan dan membuat kami saling memahami lebih dalam untuk saling membantu memperbaiki diri.

Inilah kami, Pengajar Muda angkatan 8 penempatan Kabupaten Kapuas Hulu.

Muhammad Ihsan Nugraha (Ican) blog

SDN 12 Semalah, Kec. Selimbau

Muhammad Ihsan Nugraha lebih senang jika dipanggil Ican (I-can) yang berarti aku bisa! Nama itulah yang membayangi hidupnya dalam meraih mimpi-mimpinya.

Setelah lulus dari SMAN 1 Serang di tahun 2008, ia melanjutkan studinya di Sistem Informasi Institut Teknologi Telkom. Saat kuliah, ia bergabung dengan banyak komunitas, salah satunya Young Leader for Indonesia, sebuah komunitas pemimpin muda yang dikelola McKinsey&Company. Saat kuliah, ia meraih beasiswa mahasiswa berprestasi dan mendapatkan pendanaan Direktorat Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional untuk empat projek pengabdian di masyarakat. Sambil menjalankan beberapa bisnis, ia juga menjadi Asisten Laboratorium dan Asisten Dosen. Rekan-rekannya di Fakultas Rekayasa Industri menjadikannya Ketua Angkatan 2008. 

Setelah lulus, Ia bergabung dengan PT RUMA di divisi Business Development untuk membantu meningkatkan perekonomian masyarakat menengah ke bawah menggunakan teknologi. RUMA memberinya 2 kali predikat ‘Outstanding Employee’ karena kinerjanya yang sangat baik. Selain bekerja di RUMA, ia juga menjalankan perannya sebagai CEO di BengkelKreatif.com yang bergerak di bidang pembuatan website sejak 2010 dan menulis puluhan buku pengayaan sekolah untuk Penerbit Kalisa Pena. 

Ia juga aktif sebagai relawan di Gerakan Indonesia Mengajar dengan mengelola situs KelasInspirasi.org, Blog.KelasInspirasi.org, Indonesia-Menyala.org, dan Festival.IndonesiaMengajar.org. Ican menggenapi kontribusinya di Indonesia Mengajar dengan menjadi Pengajar Muda. Selama setahun, ia ditugaskan di SDN 12 Semalah, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Ican pun mendapat kepercayaan dari teman-teman se-angkatannya untuk menjadi ketua angkatan Pengajar Muda ke-8.

Sangalian Jato (Sali) blog

SDN 17 Nanga Bungan, Kec. Putussibau Selatan

Sangalian Jato, anak bungsu dari dua bersaudara, lahir di Jakarta pada tanggal 18 November 1989. Perempuan berdarah Manado-Batak yang juga akrab dipanggil Sali ini adalah alumnus program studi Computer Science, Kyungsung University, Korea Selatan. 

Semasa kuliah, Sali aktif di berbagai kegiatan organisasi mahasiswa dan pernah menjabat sebagai Ketua Umum Mahasiswa Indonesia Kyungsung (MIKY) dan juga Ketua Wilayah III Persatuan Pelajar Indonesia di Korea Selatan (PERPIKA). Selain itu, Sali juga berhasil meraih beberapa beasiswa, di antaranya Kyungsung University Foreign Students Scholarship dan juga Korean Government Support Program dari National Institute for International Education (NIIED).

Sebelum bergabung menjadi Pengajar Muda, Sali telah memiliki pengalaman bekerja sebagai tenaga magang di sebuah perusahaan IT ternama di Korea Selatan, SK C&C, serta mengabdi pada perusahaan retail multi nasional, Lotte Homeshopping, sebagai International Business Development Staff dan juga Customer Relationship Management Supervisor di Lotte Shopping Avenue.

Bertahun-tahun hidup jauh dari tanah air dan hanya bisa melihat negeri asalnya berkembang dari luar, Sali merasa berutang dan perlu melakukan sesuatu bagi Indonesia. Sali kembali ke pangkuan ibu pertiwi dan memutuskan untuk bergabung dalam Gerakan Indonesia Mengajar. Sali akan bertugas sebagai Pengajar Muda di SDN 17 Nanga Bungan, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, tahun 2014-2015.

Rayestar Bernado (Restar) blog

SDN 27 Gudang Suai, Kec. Putussibau Utara

Rayestar Bernando lahir di Kepulauan Riau. Pria yang biasa dipanggil Ray ini menghabiskan masa kecilnya hingga remaja di Jakarta. Anak ketiga dari empat bersaudara ini mendapatkan gelar sarjananya dari Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Padjadjaran (Unpad).

Selama menjalani masa perkuliahan, dia tercatat mengikuti berbagai organisasi baik yang berada di dalam maupun di luar kampus. Semasa kuliah, kecintaannya untuk terlibat dalam organisasi pun ditunjukkan dengan menjadi salah satu pendiri Forum Komunikasi Mahasiswa Kesejahteraan Sosial Indonesia (FORKOMKASI). Selain itu, dia juga pernah mengikuti organisasi di dalam dan luar kampus seperti Himpunan Mahasiswa Kesejahteraan Sosial, Badan Eksekutif Mahasiswa FISIP Unpad, GMNI Sumedang, Komisi Disiplin FISIP Unpad dan Komunitas Sukses Mulia. Rayestar juga pernah terlibat dalam kegiatan sosial kemanusiaan, seperti menjadi relawan bencana gunung Merapi di Yogyakarta. Dalam kehidupan akademisnya, dia banyak menghabiskan waktu mengikuti penelitian, bersama lembaga kampus dan dosen. 

Ray pernah bekerja sebagai konsultan di PT. STIFIn Finger Print dan Sales Marketing Training di perusahaan multinasional. Pria ini memiliki motto "Ikatlah ilmu dengan belajar dan kembangkanlah dengan mengajar" itulah yang menjadi salah satu motivasinya. Sebagai Pengajar Muda, Rayestar akan mengabdikan diri di SDN 27 Gudang Suai, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Susilo Wati (Susi) blog

SDN 04 Kepala Gurung, Kec. Mentebah

Susilo Wati, gadis yang akrab dipanggil Susi, adalah lulusan sarjana dari Jurusan Administrasi Publik, Universitas Brawijaya dan sekarang sedang tercatat sebagai mahasiswa program Magister di jurusan dan universitas yang sama.

Mahasiswa asal Gresik, Jawa Timur ini selama kuliah aktif di beberapa organisasi, diantaranya Adminitration English Club (AEC) sebagai ketua, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Brawijaya di bidang Sosial Politik, dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai Ketua Bidang Kewirausahaan serta Student Entrepreneur Club (SEC). Sejak SMA dia sudah mulai membantu mengajar Bahasa Inggris di salah satu pesantren. Kecintaannya terhadap dunia pendidikan juga dibuktikan dengan didirikannya Sekolah Wong Cilik, suatu program sosial dengan memberikan bimbingan belajar gratis untuk anak-anak bantaran Sungai Brantas yang ada di sekitar kampusnya. Dengan program sosialnya ini, Susi berhasil menjejakkan kakinya di Amerika Serikat sebagai salah satu perwakilan Indonesia dalam ajang One Young World Summit 2012 di Pittsburgh.

Semasa kuliah, penghargaan yang pernah dicapai diantaranya sebagai penerima Beasiswa PPA 2010-2012, Beasiswa dari McKinsey sebagai peserta Young Leaders for Indonesia 2011, dan menjadi Mahasiswa Berprestasi Fakultas Ilmu Administrasi 2012. Di sela-sela kuliahnya, dia juga sebagai freelance translator Bahasa Inggris dan sempat bergabung di Lingkaran Survey Indonesia (LSI) sebagai surveyor.

Susi akan menjadi Pengajar Muda di SDN 04 Kepala Gurung, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat periode 2014-2015.

Ronald Hutagaol (Gaol) blog

SDN 06 Teluk Aur, Kec. Bunut Hilir

Ronald Hutagaol lahir di Kabupaten Simalungun Sumatera Utara. Pria yang mencintai musik dan olahraga ini merupakan alumnus jurusan  Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada angkatan 2009. Selain aktivitas kuliah, pria yang pernah mendapat beasiswa bantuan belajar UGM ini juga melakukan aktivitas lainnya seperti berorganisasi, bermain musik, dan berolahraga. 

Selama kuliah di UGM Ronald aktif di Badan Penerbitan Pers Mahasiswa Balairung UGM dan Persekutuan Mahasiswa Kristen Fisipol UGM. Di luar kampus Ronald pernah menjabat sebagai koordinator divisi komunikasi dan media ABUSYO (Alumni SMA Budi Mulia Siantar-Yogyakarta) pada tahun 2011 dan terpilih menjadi ketua Abusyo tahun 2012. Selain itu Ronald juga aktif melayani di Gereja HKBP Yogyakarta sebagai tim pemusik hingga 2013. Sebelum lulus kuliah Ronald dan beberapa teman satu kampus juga pernah merintis Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) UGM 2012 di Kabupaten Samosir.

Ronald merasa terpanggil mengambil bagian dalam Indonesia Mengajar karena melihat sebagian masyarakat Indonesia menganggap bahwa pendidikan hanyalah sebatas membaca, menulis, dan berhitung dan tidak termotivasi untuk bermimpi lebih tinggi. Melalui Indonesia Mengajar, Ronald ingin berbagi mimpi bersama anak-anak SDN 06 Teluk Aur, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Tennie Marlim (Tennie) blog

SDN 20 Sungai Putat, Kec. Silat Hilir

Perempuan yang akrab disapa Tennie ini adalah alumnus program studi Filsafat, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia. Ia lahir dan besar di Bogor.

Semasa kuliah ia aktif dalam berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan yang merupakan passion-nya. Bersama teman-temannya ia membentuk sebuah forum diskusi mahasiswa yang aktif mengadakan kegiatan seminar di beberapa universitas. Forum diskusi ini bernama Lentera Filsafat. Salah satu program kerja Lentera Filsafat adalah Lenfil Mengajar, di sini Tennie aktif mengajar anak-anak sekolah dasar di kampung sekitar kampusnya.

Gerakan Universitas Indonesia Mengajar (GUIM) juga pernah menjadi persinggahannya. Tinggal dan mengajar di daerah terpencil dengan segala keterbatasan membuat matanya semakin terbuka pada realitas pendidikan Indonesia. Ketulusan dan semangat yang tinggi membuatnya terpilih menjadi salah satu pengajar terbaik GUIM II. Tennie juga menyalurkan kepeduliannya terhadap orang lain dengan menjadi relawan banjir Jakarta bersama teman-temannya. 

“Setialah kepada mimpi-mimpimu.” satu pesan yang akhirnya mengantarkan Tennie menjadi seorang Pengajar Muda Indonesia Mengajar. Selama satu tahun Tennie akan bertugas di SDN 20 Sungai Putat, Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat.

Tennie percaya bahwa setiap orang bertanggung jawab atas yang lain. Oleh karena itu, ia ingin menjemput mimpi setiap anak Indonesia dan meyakinkan mereka untuk berani mewujudkannya. Karena hanya dengan menghidupi mimpi, setiap hal menjadi bermakna.

Ali Murtadhonuri (Ali) blog

SDN 08 Nanga Lauk, Kec. Embaloh Hilir

Ali lahir dan dibesarkan di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Lulusan Sastra Inggris Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto ini merupakan salah satu pendiri Ikatan Mahasiswa Brebes Selatan (IMBS). Melalui IMBS ini pula Ali aktif dalam berbagai kegiatan sosial maupun pendidikan. Selain di IMBS, Ali juga tergabung dalam Purna Caraka Muda Indonesia (PCMI) Jawa Tengah.

Prestasi yang pernah ia raih adalah menjadi delegasi Jawa Tengah untuk Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) Indonesia-Australia tahun 2010. Selama program PPAN tersebut, Ali berkesempatan untuk merasakan dunia kerja di Australia dengan bergabung di beberapa tempat kerja. Selain itu, Ali pernah terlibat dalam Community Development di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Sebelum bergabung bersama Indonesia Mengajar, Ali adalah seorang Relationship Manager (RM) Funding di Bank Muamalat Indonesia KCP Barabai, Kalimantan Selatan. 

Semangatnya untuk berbagi dan kepercayaan dirinya bahwa pendidikan adalah hak semua warga negara Indonesia mengantarkan Ali mengikuti program Indonesia Mengajar, selama satu tahun kedepan Ali akan berbagi ilmu pengetahuan dan mengabdikan dirinya di SDN 08 Nanga Lauk, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Sri Lindawati (Linda) blog

SDN 05 PB Penai, Kec. Silat Hilir

Lahir sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara, akrab disapa Linda sejak SD hingga SMA sudah senang terlibat di berbagai organisasi misalnya OSIS, Paskibra dan berlanjut hingga di perguruan tinggi. Perempuan berdarah sunda ini pernah bergabung di Badan Eksekutif Mahasiswa sebagai Kepala Divisi Sosial Lingkungan dan Kemasyarakatan dan di tahun terakhir sebagai Sekretaris Kementerian Kebijakan Kampus BEM KM IPB. Ia juga berkesempatan mendapatkan beasiswa DIKTI tahun 2008-2011, Korean Exchange Bank tahun 2011 dan Beasiswa Pendidikan Dinas Pendidikan Provinsi Banten tahun 2011.

Linda menamatkan pendidikan sarjananya dari jurusan Komunikasi Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor. Kondisi ini membawa Linda memahami cara berinteraksi dengan masyarakat khususnya mengasah keterampilannya dalam memfasilitasi upaya pengembangan masyarakat daerah. Keterampilan ini linda buktikan dengan mendapatkan Juara II Program Pemberdayaan Posyandu di lingkar kampus. Aktivitas ini, Linda lanjutkan hingga lulus kuliah dengan bergabung di Yayasan Rumah Sekolah Jendela Pelangi dan mengelola Program Beasiswa Asuh Bakat Anak bagi anak-anak usia SD dan SMP di wilayah rumahnya. 

Bagi Linda, menjadi pengajar muda adalah bagian dari perwujudan impian karena mengajar adalah bagian dari usaha membentuk pribadi berkarakter. Wujud pengabdian itu akan dibuktikan Linda di SDN 05 PB Penai, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat periode tahun 2014-2015. 

Asep Ismail (Asep) blog

SDN 05 Landau Badai, Kec. Silat Hulu

Asep Ismail, anak pertama dari tiga bersaudara ini lahir di Kota Bekasi pada tanggal 28 September 1991. Pada tahun 2012 ia berhasil menyandang gelar Sarjana Teologi Islam dari Program Studi Perbandingan Agama, Fakultas Ushuluddin Studi Agama dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negri Sununan Kalijaga Yogyakarta.

Sebelum memantapkan diri untuk bergabung menjadi Pengajar Muda Indonesia Mengajar Asep sempat mencicipi dunia kerja sebagai Consumer Relationship Manager di Bank Muamalat Indonesia dan semasa kuliah bekerja paruh waktu di PT. Aseli Dagadu Djokdja sebagai Garda depan angkatan 40 dan Oblong Training (HRD Time). Asep pernah mendapatkan Beasiswa Penuh Studi Penguatan Program Studi dari UIN Sunan Kalijaga dan bergabung bersama  organisasi kampus sebagai humas BEM-J Prodi Perbandingan Agama. Selain itu, Asep pernah menjuarai lomba menulis esai tingkat nasional yang diadakan oleh IPNU IPPNU Pusat Jakarta. 

Selalu berpikiran positif adalah motivasi terbesar yang selalu menjadi kekuatan Asep dalam menjalani hidup. Setahun ke depan Asep akan mengabdikan dirinya sebagai Pengajar Muda di SDN 05 Landau Badai, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. 

Erni Yunita Sari (Erni) blog

SDN 09 Nanga Lungu, Kec. Silat Hulu

Erni Yunita Sari, perempuan yang lahir dan besar di Boyolali, Jawa Tengah ini lahir pada 4 Desember 1990. Dia menyandang gelar sarjana setelah menyelesaikan studinya di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Erni adalah anak pertama dari tiga bersaudara.

Semasa kuliah, Erni aktif di beberapa organisasi kampus. Di antaranya sebagai Second Leader SKI (Syiar Kegiatan Islam) UNS, Koordinator Fakultas DPA BIAS (Departemen Pengelola Asisten Biro Asistensi Agama Islam), Koordinator Putri Redaksi Mini Magazine Razkia UNS, dan Sekretaris Bidang Media dan Seni Islam SKI.

Erni aktif dalam bidang sosial kemasyarakatan, kewirausahaan, dan keilmuan. Erni mendirikan Rumah Baca Inspirasi yang berfungsi sebagai perpustakaan dan tempat belajar gratis untuk masyarakat. Dia juga pernah menyandang gelar Juara 1 Lomba KRENOVA (Kreativitas dan Inovasi) oleh BAPPEDA Kabupaten Boyolali tahun 2011, Grant Student Creativity Program in Community Service DIKTI 2010, Grant Student Creativity Program in Entrepreneurship-DIKTI 2011, Juara 2 Nasional LKTI BEM UGM 2010, Juara 2 LKTI Se-Eks Karesidenan Surakarta oleh BEM FISIP UNS 2010.

Bagi Erni, mengajar adalah mencintai. IM membuat Erni bisa mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan dalam mengajar, mendidik, mengabdi, dan mencintai anak-anak Indonesia. Kali ini dia dipertemukan dengan kesempatan untuk mengabdi di SDN 09 Nanga Lungu, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

 

 

Sekilas mengenai Kapuas Hulu

 

 

Jalan Lintas Kalimantan bukanlah jalan yang mudah. Jalan menuju Kapuas Hulu adalah kombinasi kepiawaian supir menghindari “jebakan” dan “keikhlasan” penumpang terhadap guncangan-guncangan yang melelahkan. Dibutuhkan lebih dari 15 jam dengan kendaraan umum dari ibu kota Kalimantan Barat, Pontianak untuk menuju daerah penempatan di Kapuas Hulu.

Pada musim kemarau, Sungai Kapuas tidak sedalam biasanya. Beberapa sungai sempit yang kerap dijadikan jalan pintas tidak bisa dilewati. Sesekali masih ada yang nekat menembus sungai yang sudah dangkal, namun selalu berakhir dengan mogoknya perahu di tengah sungai. Puncak musim kemarau adalah bulan Juni. Sebelum ada jalan darat, penduduk setempat tak bisa kemana-mana di bulan itu. Namun, musim kemarau juga menjadi musim terbaik untuk menangkap ikan. Ikan-ikan dari Sungai Kapuas tersebut biasanya dikirim ke Malaysia menggunakan perahu bermesin 40 pk. Ikan Siluk (Arwana) menjadi komoditas utama di Kapuas Hulu selain ikan air tawar konsumsi.

Perjalanan menuju kampung-kampung terdalam di Kapuas Hulu tak pernah membosankan. Semakin kecil sungai yang dilalui maka semakin banyak yang bisa disaksikan. Sebuah kampung di kecamatan Bunut Hilir, Nanga Lauk yang letaknya jauh ke dalam celah sempit Sungai Kapuas menawarkan pemandangan yang seru. Jika beruntung, kita bisa menyaksikan burung Rangkok terbang di atas pohon-pohon, atau burung warna warni yang bahkan mungkin belum pernah dilihat orang kota. Tentu saja, kera ekor panjang, biawak yang melintas, serta suara hewan lainnya mudah kita temui.

Kapuas Hulu adalah kabupaten multi etnis. Suku yang dominan adalah etnis Melayu Kalimantan, Dayak, Tionghoa dan sejumlah kecil pendatang dari Minang. Daerah Putussibau Utara dan Selatan didominasi oleh etnis Tionghoa, Jawa dan Minang yang biasanya menguasai perdagangan. Sementara, etnis Melayu dan Dayak (yang kemudian terbagi lagi menjadi banyak sub suku) banyak mendiami daerah pinggir sungai dan pedalaman.

Sebagai daerah yang multi etnis dan multi agama, Kapuas Hulu yang letaknya ribuan kilometer dari ibukota negara ini justru menampilkan wajah keberagaman yang menyejukkan. Masjid dan gereja kadang berdekatan, bukan hanya di wilayah Putussibau yang ramai, namun di sejumlah kampung-kampung lainnya.


Cerita Lainnya

Lihat Semua