info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

13 Karya Anak Semalah Siap Unjuk Gigi di KJSA 2015

Muhammad Ihsan Nugraha 15 Juni 2015

Terasa asing bagi anak-anak Semalah apa itu KJSA. Tetapi, setelah aku ceritakan karya anak Bungan yang lolos ke Singapura, mereka langsung mengerti. Sebulan yang lalu aku tempelkan poster KJSA 2015 di mading sekolah agar anak-anakku bisa membacanya. Aku melihat mereka membaca perlahan dan benar saja, mereka terlihat kaget ketika membaca hadiahnya. Serentak mereka menghampiriku dan berkata, "Pak kalau menang dapat 10 juta? dikasih laptop? bisa jalan-jalan gratis ke Singapura?". Aku hanya tertawa melihat tingkah laku mereka. Aku meminta mereka untuk memikirkan ide-ide kreatif yang berhubungan dangan sains agar nantinya aku bisa kirimkan ke Jakarta untuk diikutkan lomba.

Seminggu berlalu, tetapi tidak ada satu pun murid yang datang menghampiriku untuk menanyakan mengenai KJSA 2015. Nampaknya mereka masih malu-malu, bahkan takut dengan kemampuan mereka. Bagiku, walaupun mereka berada di pedalaman Danau Sentarum, Kalimantan Barat, mereka memiliki kemampuan yang jarang dimiliki anak-anak kota, seperti menggunakan golok, gergaji, kapak, naik pohon, berenang mencari ikan, dan banyak hal yang sebenarnya semua itu menjadi kelebihan mereka. Sering kali, definisi kemampuan hanya dinilai dari ragam mata pelajaran di sekolah.

***

Kali ini aku beruntung bisa mendapatkan sinyal internet. Notifikasi berdatangan bertubi-tubi dari hampir semua sosmed yang aku instal di HP. Masing-masing sosmed menampilkan angka pesan masuk yang belum aku baca. Sambil santai aku membacanya perlahan. Tibalah aku membaca pesan dari Kak Furi, teman ketika di Kelas Inspirasi Jakarta sekaligus kakak bagiku, menginformasikan bahwa anak muridku yang bernama Titiek Suryati berhasil lolos tahap 1 program pertukaran pelajar Sabang Merauke. Senang bukan kepalang. Akhirnya SDN 12 Semalah bisa berkarya lagi setelah 2 tahun tidak ada kabar gembira dari kompetisi-kompetisi yang diikuti. Sebenarnya jika dilihat dari persyaratan peserta, Titiek sudah pasti gagal karena peserta minimal berada di kelas 1 SMP, sedangkan Titiek masih SD kelas 6 dan baru akan melanjutkan SMP tahun ini setelah lulus SD.

***

Senin pagi, aku mengajukan diri untuk menjadi Pembina Upacara agar bisa menyampaikan kabar gembira sekaligus membakar semangat anak-anak. Tibalah giliranku menyampaikan amanat pembina. Banyak hal yang aku sampaikan, seperti kabar baik mengenai pembuatan 3 perpustakaan desa yang kami beri nama Markas Baca Anak Semalah di Uju Syarif (warga Desa Semalah), Markas Baca Anak Telatap di rumah Titiek Desa Telatap, dan Markas Baca Anak Sui Pelaik di rumah Tuti Desa Sungai Pelaik. Buku-bukunya berasal dari 500 buku Gramedia hadiah lomba kompetisi menulis cerita perpustakaan. Gramedia memilih ceritaku sebagai 100 cerita terbaik se-Indonesia yang diberi hadiah 500 buku jika dihitung-hitung bisa mencapai 25 jutaan harga bukunya. Di akhir amanat, aku sampaikan kabar gembira yang berikutnya, yaitu lolosnya Titiek pada tahap pertama SabangMerauke dan menjadi top 50 dari sekitar 900 pendaftar se-Indonesia. Mendengar kabar tersebut semua ricuh karena jika Titiek lolos tahap 2 maka dia akan berangkat ke Jakarta untuk mengikuti program selama 2 minggu. Anak-anak semakin bersemangat untuk mengikuti jejak Titiek, terkesan tidak mau kalah. Aku mengingatkan kembali kepada anak-anak dan guru agar lebih bersemangat untuk mencoba mengirimkan karya anak di KJSA 2015.

Benar saja, setelah selesai upacara, semua sibuk membicarakan ide-ide KJSA. Tidak melewatkan kesempatan itu, aku langsung mengarahkan guru-guru untuk menuliskan benda-benda di desa yang dibuat dari hasil alam. Terpilihlah 13 judul yang siap untuk dibagikan ke anak-anak terpilih agar mereka bisa belajar dan menyiapkan alat untuk percobaan esok hari.

Berikut ini 13 judul tersebut:

1. Bedil! Mainan Bambu Penghasil Suara Ledakan

2. Engkalang! Membawa Ikan dan Hasil Kebun Lebih Ringan

3. Engkelap! Si Kecil Penghasil Ikan Lele

4. Gasing Kayu yang Berputar dan Beradu ala Danau Sentarum

5. Gelang Dayak Sebagai Alat Perhiasan dari Tumbuhan di Hutan

6. Layang-layang Plastik Bekas! Terbangkan dan Kurangi Sampah

7. Pelepak! Dorong dan Tembak Lawanmu

8. Raga! Tempat Penyimpanan yang Tahan Banting

9. Seruak! Jabakan Ikan Dari Botol Plastik Bekas

10. Takan! Alat Tangkap Ikan Gabus

11. Tanggui! Pelindung dari Panas dan Hujan

12. Temilar! Jebak Ikan-ikan Kecil di Sungai

13. Tikung! Dahan Buatan Penghasil Madu Hutan Danau Sentarum

 

Hari ini, 15 Juni 2015 adalah hari terakhir pengiriman karya. Semua laporan sudah dikirimkan beserta beberapa video penjelasan karyanya. Tentunya tidak sendirian aku mengerjakan 13 karya tersebut. Guru-guru terlibat dalam persiapan dan pembuatan video pecobaannya. Ada juga guru yang membantu mengerjakan laporan dari semua karya. Jadi, 13 karya yang kami kirimkan merupakan jerih payah dari anak-anak, guru-guru, bahkan warga sekitar yang turut membantu. Semoga anak-anak kami diberikan kesempatan untuk merasakan kompetisi di Jakarta, bahkan di Singapura.

 

*Cerita terakhir di akhir kontrak tugas sebagai Pengajar Muda*

"Setahun mengabdi, seumur hidup menginspirasi dan terinspirasi."

 

***

Beberapa video dari karya yang dikirimkan


Cerita Lainnya

Lihat Semua