Tak Ada Listrik, Jeruk Pun Jadi
Muh Asnoer Laagu 21 Januari 2012Jangan jadikan keterbatasan menjadi alasan untuk tidak kreatif, tapi jadikanlah keterbatasan tersebut menjadi sebuah jalan untuk lebih kreatif dalam memanfaatkan alam sekitar kita. Kreatif = kere tapi aktif, keterbasan akses, keterbatasan informasi harus diakali dengan menjadi lebih kreatif.
Sejuknya pagi hari menyambut diriku yang baru terbangun dari mimpi indah tentang senyum anak – anak yang sangat polos. Aku pun bangkit dari tidur pulas dan langsung mengambil air wudlu untuk menunaikan sholat subuh. Aku hirup udara pagi sembari mempersiapkan diri untuk segera melakukan olahraga pagi agar bisa menjaga kondisi tubuh tetap bugar selama masa penugasan. Olahraga pun aku mulai dengan sedikit pemanasan dan dilanjutkan oleh lari keliling kampung sembari barpapasan dengan beberapa warga desa yang akan memulai aktifitas mereka sepanjang hari. Kembali dari olahraga aku kembali ke rumah tinggalku yang kebetulan merupakan perumahan sekolah dasar, kuraih handuk dan segera melakukan aktifitas selanjutnya yakni mandi pagi.
Segelas kopi hitam sudah menyambutku untuk segera diteguk, kebetulan setiap pagi ibu piara yang usianya lebih muda dariku selalu menyediakannya sebelum matahari keluar dari peraduannya. Persiapan untuk memulai aktifitas pun sudah siap, mulai dari mempersiapkan bahan ajar, menyediakan evaluasi dari materi yang akan disampaikan nanti sampai pada mempersiapkan fisik agar bisa mengajar 6 kelas sekaligus. Namun dari semua persiapan tersebut ada satu persiapan yang sangat penting dan luput dari ingatan saya, ternyata laptop kerja yang disediakan oleh indonesia mengajar dalam keadaan low battery atau lebih dikenal dengan istilah lowbet, laptop merupakan alat terpenting saya dalam proses belajar mengajar karena dengan alat tersebut anak – anak bisa mengenal teknologi walupun mereka berada di pelosok, walaupun di daerah kami listrik belum ada. Sembari menikmati kopi terlintaslah ide untuk bisa menciptakan energi listrik sendiri, dari beberapa artikel yang pernah saya baca dan pernah saya praktikkan semasa kuliah, kebetulan ibu piara baru membeli beberapa biji buah jeruk aku pun meminta ijin kepada ibu piara untuk mengambil semua jeruk tersebut sebagai bahan ajar untuk membuat energi listrik memanfaatkan buah jeruk
Proses belajar mengajar pun aku mulai, kebetulan hari ini jadualnya adalah mata pelajaran IPA untuk kelas 5, sebelum masuk ke kelas tersebut terlebih dahulu saya memasuki beberapa kelas untuk mengisi kelas mereka yang kosong karena kebetulan hari ini hanya ada satu guru yang datang yakni bapak piara saya yang memang selalu masuk setiap hari. Setelah memberikan beberapa materi pelajaran kepada kelas – kelas yang kosong dengan menggunakan teknik mengajar 6 kelas sekaligus aku pun masuk ke kelas 5. Dimulai dengan menanyakan prior knowledge mereka tentang energi terutama yang berhubungan dengan energi listrik, banyak diantara mereka yang sama sekali belum mengetahui listrik itu seperti apa dan bagaimana proses terbentuknya energi listrik (anak kuliahan pun pasti belum bisa menjawab hal tersebut :)). Kelas pun saya bagi menjadi beberapa kelompok kemudian tiap kelompok tersebut harus bisa mendemonstrasikan bagaimana alam sekitar dalam hal ini jeruk bisa membuat energi listrik.
Nah, secara teknis aku akan menjelaskan beberapa hal tentang bagaimana bisa jeruk bisa menjadi energi listrik, namun biasanya pembaca kurang senang dengan hal – hal yang berhubungan dengan hal teknis apalagi yang menyangkut rumus – rumus dan beberapa teori yang bisa membuat kepala pusing tujuh keliling. Oleh karena itu karena aku sangat mencintai para pembaca maka aku akan membuat hal – hal teknis tersebut bisa lebih mudah untuk dipahami, jika benar – benar harus dijelaskan secara teknis ini bisa menjadi sebuah karya ilmiah dan mungkin akan menghabiskan 5 bab buku, dan impact-nya pembaca akan bosan. Jangan bosan dulu ya para pembacaku yang budiman, aku harus mengumpulkan energi agar bisa membuat hal – hal teknis tersebut bisa dibaca oleh semua kalangan :)
Di dalam kelas saya, beberapa kelompok telah aku bagi kemudian memberikan mereka instruksi untuk melakukan kegiatan eksperimen yang akan segera dilaksanakan. Hal pertama yakni sediakan dulu alat dan bahan lalu cara kerjanya dan hasil dari eksperimen tersebut. Berikut ini catatan kecil untuk para pembaca agar bisa mempraktikannya dirumah :
Alat dan Bahan :
- Jeruk nipis 5 biji
- Lempeng seng ukuran 5 cm x 0,5 cm sebanyak 5 lembar
- Lempeng tembaga 5 batang ukuran 5 cm x 0,5 cm
- Kabel halus
- Lampu LED
Cara kerja :
- Setiap jeruk ditusuk 4 lempeng seng,yang berfungsi sebagai kutub negatif (-),dan satu lempeng tembaga yang berfungsi sebagai kutub positif (+), dalam satu belahan yang sama pada jeruk.
- Lempeng seng pada jeruk yang satu dihubungkn dengan lempeng tembaga pada jeruk yang lain melalui kabel kecil.
- Hubungkan dengan lampu LED.
Hasil/kegunannya:
- Lampu akan menyala
- Menunjukkan atau membuktikan sumber energi listik.
Bagaimana para pembaca yang baik hati dan tidak sombong, caranya mudah kan? Mungkin hal tersebut bukanlah sesuatu yang baru tapi setidaknya hal tersebut merupakan hal yang sangat baru bagi anak – anak SDN 38 Sekodi, di pulau bengkalis. Dari percobaan tersebut semua anak sangat antusias dengan hal – hal yang baru karena selama ini mereka sangat kekurangan stimulus dari tenaga pendidik. Percobaan ini hanya kami lakukan dalam skala yang sangat kecil jika memang ingin mendapatkan listrik sampai 220 Volt maka sediakanlah satu truk besar buah jeruk.
Jadi, tidak ada alasan ketika keterbatasan setiap saat ada dihadapan kita membuat kita pasif dalam melakukan sesuatu. Di luar sana banyak orang yang pintar tapi hanya sedikit orang yang cerdas dalam memaknai keterbatasan tersebut. Keterbatasan bukanlah sebuah pilihan, namun dari keterbatasan tersebut bisa kita olah menjadi sebuah kekuatan dengan cara yang lebih kreatif. Analogi sederhana, mengapa dinosaurus bisa sampai punah dimuka bumi ini? Apakah karena lahar panas dan gempa bumi, hujan meteor, seleksi alam atau karena dinosaurus adalah binatang yang pemalas. Dalam benak saya mengapa dinosaurus sampai punah karena mereka tidak kreatif, terutama dalam bertahan hidup. Hanya manusia – manusia kreatiflah yang mampu merubah dunia, jika Om Albert Einstein tidak kreatif mungkin kita tidak akan pernah menjumpai hukum kekekalan energi, jika bapak Issac Newton tidak kreatif dalam melihat buah apel yang jatuh dari pohonnya mungkin kita tidak akan mengetahui tentang gaya gravitasi.
Maka dari itu pembaca yang setia, sebelum kalian kabur dari membaca tulisan ini ada beberapa kata yang ingin saya sampaikan mudah – mudahan bisa menjadi suatu kalimat yang selalu diingat yakni berfikir kreatiflah karena Tuhan menyukai hal – hal yang kreatif.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda