Semangat Guru-Guru Senior...
Mohamad Nurreza Rachman 27 Mei 2017Aku di sekolah mengajar bersama 10 orang guru, termasuk 1 orang kepala sekolah didalamnya. Memang dari segi kuantitas, jumlah tersebut sangat mencukupi bagi hitungan guru sebuah Sekolah Dasar. Namun dengan jumlah siswa mencapai 135 anak, rasio yang dihasilkan dapat diwajari. Akupun meyakini kehadiranku disini bukan sekedar mengisi kekosongan guru, tapi mendorong peningkatan kualitas yang menjadi sasaran utama. Berbicara kualitas, sepatutnya aku yang berkaca dari kualitas kedua guru yang ada di sekolahku.
.
Nama lengkapnya Ny. Kostansa Itan - Cobis, Masa pengabdiannya yang sudah lebih dari 35 tahun membuat beliau menjadi guru yang paling senior disini. Begitu panjang pengabdian yang beliau lalui, hingga ada beberapa dari rekan guru kami disini yang merupakan mantan anak didiknya saat di sekolah dasar dulu. Beliau juga adalah seorang pengasuh di gereja dan sangat aktif di bidang kerohanian lainnya.
.
Kondisi fisik beliau hari demi hari sudah tidak prima lagi, gejala stroke yang dialaminya menyebabkan kakinya sudah tidak sempurna lagi dalam berjalan. Namun dengan kondisi fisik seperti itu, tidak mematahkan semangat beliau untuk terus bekerja. Jangan tanya siapa guru yang tidak pernah datang terlambat ke sekolah, siapa guru yang administrasi kelasnya paling rapih dan lengkap, siapa guru yang mengizinkan anak-anak kelasnya belajar tambahan ke rumah secara rutin dan siapa guru yang paling cepat mengiyakan jika ada usulan/gagasan perubahan yang aku sampaikan. Jawabannya cuma Ibu Itan....
.
Guru kedua yang aku mau ceritakan adalah Ny. Yoseba Joostensz - Paulus atau biasa dipanggil ibu yos. Banyak hal menarik diriku dengan ibu guru satu ini, entah karena sugesti aku atau apa, dengan tanggal kelahiran kami yang sama, menyebabkan banyak karakter, pemikiran dan hal-hal dari kami yang selalu seiya sekata. Ibu Yos juga sudah lebih dari 25 tahun mendedikasikan dirinya menjadi seorang guru. Beliau juga seorang pengasuh di gereja.
.
Ibu Yos tinggal di dusun Huai, jarak sekitar 1 km atau 20 menit berjalan menyusuri pantai menuju ke sekolah. Tapi beliau yang biasanya selalu datang paling awal di sekolah. Kemampuan mengajar beliau yang tidak perlu diragukan lagi, membuat kepala sekolah selalu memberikan tanggung jawab beliau untuk menjadi wali kelas 6 selama beberapa tahun terakhir. Ibu yos juga adalah orang dengan kebiasaan yang mau sakit bagaimanapun, beliau tetap datang ke sekolah. Sehingga kamipun tau ketika beliau benar-benar tidak masuk sekolah, itu akibat sakit yang tidak terelakan lagi. Biar begitu, saat beliau masuk kembali beliau tetap meminta anak-anak balik sore untuk mengejar ketertinggalan pelajaran. Ibu yos juga adalah orang yang paling bisa diandalkan dalam semua hal, beliau bisa dibilang ibu kepala dapur sekolah.
.
Dari semua hal luar biasa dari kedua orang itu, ada satu yang membuatku sangat bangga dengan mereka, yakni kemampuan belajar mereka yang tidak pernah surut. Tahun 2014 lalu, adalah tahun kedua orang tersebut mendapatkan gelar sarjananya. Jadi selama masa 2 tahun ditengah usia yang tidak muda lagi, mereka kuliah demi menyesuaikan persyaratan sarjana bagi seorang guru. Demi sebuah gelar atas keberhasilan menyelesaikan suatu hal yang telah dipelajari, tetapi banyak yang lupa dengan keberhasilan 25-35 waktu pengabdian yang mereka lalui. Selain mereka berdua, saat ini juga Ibu Kepala Sekolah tempatku bertugas, Ibu Irene C.A. Lorwens juga sedang kuliah demi menempuh gelar sarjananya diusia yang sudah mendekati kepala 5.
.
Mereka semua sudah menunjukan kepadaku semangat belajar yang tidak pernah lekang oleh waktu dan usia. Semangat Mereka adalah sebuah vibrasi positif yang selalu aku rasakan disini. Sehingga benar, telah banyak orang yang ikut bekerja dalam ketulusan dan sunyi yang bahkan tidak ada waktu untuk dapat menyombongkan apa yang mereka sudah lakukan. Merekalah orang-orang di ujung negeri ini yang disebut para pahlawan tanpa tanda jasa, dan bagiku gelar itu melekat bagi Ibu Itan dan Ibu Yos..
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda