Suatu sore selepas dari kebun, saya sedang bersantai dengan Bapak piara. Tiba-tiba Mama datang membawa kue dan minuman hangat sambil bilang.

“Mari makan kue sambil minum teh dulu”

“Iya Mama” sambungku.

Dalam hati saya berpikir, Mama tadi bilang minum teh, tapi minuman ini warnanya gelap dan sudah jelas masih ada serbuk hitam yang mengambang. Saya yakin ini kopi bukan teh. Ditengah proses berpikirku, Bapak mengeluarkan suara.

“Mari kita minum teh dulu”

“Iya bapak”

Kembali kutatap nanar isi gelas di atas meja. Aku semakin bertanya-tanya dalam hati. Apa penglihatanku sudah terganggu sehingga tidak bisa membedakan mana kopi mana teh? Atau aku sedang berhalusinasi?? Saya masih yakin ini kopi. Ehh tapi bapak barusan juga bilang ini teh, lalu yang mana tehnya??? Ahh syudahlah aku haus, mari minum teh dulu, ehh kopi dulu.

Nah, seiring berjalannya waktu, saya sudah tahu kalau disini segala macam minuman itu disebut teh. Mulai air putih, nescafe energi, kopi hitam mengkilap, energen joss, sampai air laut campur gula itu tetap saja namanya TEH.