info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Semua adalah Juara!

MirandaYasella 30 Oktober 2015

Oktober ini adalah bulan perhelatan besar kejuaraan sepakbola Rumah Inspirasi Halmahera Selatan (RIH) Cup. Kejuaraan yang paling dinantikan oleh sekolah-sekolah yang berada di pulau. Kebanyakan kejuaraan sepakbola biasanya diadakan untuk sekolah-sekolah di kota atau bisa dijangkau dengan transportasi darat. Kejuaraan ini adalah ajang yang kami nanti-nantikan.

SD N Indong, sekolah penempatanku adalah salah satu sekolah yang sangat bersemangat mengikuti kejuaraan ini. Anak-anak selalu menanyakan, “Bu kapan torang bertanding? Besok?”. Pertanyaan itu setiap hari, setiap bertatap muka denganku. “Bu, kapan bermain?”. Dengar-dengar terus pertanyaan itu, ampun kita sampai so pastiu (ampun sampai kita sudah bosan).

Karena kali ini, kami (Pengajar Muda) ingin menggulirkan tongkat kepanitian ke teman-teman siswa SMA pengurus RIH. Kami lebih mendorong dari belakang dan memberikan ruang teman-teman RIH untuk mengurus segala keperluan RIH Cup 2015. Awalnya memang teman-teman RIH seperti bingung dan tidak tau apa yang harus dilakukan. Tahun lalu, mereka hanya banyak terlibat di hal-hal teknis.

Untuk membimbing teman-teman RIH, aku menyerahkan persiapan tim SD N Indong ke pelatih dan manajer. Tidak dapat dipungkiri terkadang aku agak khawatir. Ada rasa waswas, takut kalau anak-anak tidak dilatih. Takut karena berbagai alasan. Tapi ah apalah, percayakan kepada pelatih dan manajer. “Kamu bisa mempercayakan anak-anak ke guru mereka sendiri Mira!”, ujarku di dalam hati.

Selama aku membantu teman-teman RIH, timku bisa melaksanakan latih tanding dengan SD N Waya. Sekolah di desa tetangga yang kebetulan juga ada PM yang bertugas. Waktu techical meeting, Pak Mukradi perwakilan sekolahku mau datang tanpa aku sangka-sangka. Mengikuti acara sampai selesai bahkan beberapa kali membantu menjelaskan ke tim lain saat techical meeting berlangsung.

Hari H-1 tiba. Karena masih banyak yang harus aku kerjakan, aku lupa memeriksa ke pelabuhan untuk melihat apakah timku sudah datang. Ibu kepsek tiba-tiba menelponku untuk mengabari bahwa mereka semua sudah datang dan akan bermalam di rumah beliau. Alhamdulillah, sekolah mau mengurusi keperluan selama di Labuha, ibukota kabupaten.

Saat hari H,aku bahagia sekali menemui anak-anakku. Sudah siap, berseragam lengkap dan sangat bersemangat. Mereka menceritakan bagaimana latihan yang dilakukan selama di desa. Bagaimana mereka sangat senang karena seragam mereka baru. Kebahagiaanku bertambah lengkap karena pelatih, manajer, kepala sekolah dan beberapa warga desa turut mendampingi anak-anak selama bertanding.

Saat ada anak yang mencetak gol, manajer kami melakukan selebrasi dengan mengangkat tinggi-tinggi anak tersebut. Pemandangan langka yang tidak terjadi di tim lain. Ada rasa haru melihat pemandangan itu.

Tim kami terhenti di babak 8 besar dengan skor 1-0. Namun itu bukan kekalahan bagiku. Anak-anak masih tetap bersemangat untuk latihan lagi, tidak ada yang saling menyalahkan. Pelatih dan manajer bahagia dengan usaha anak-anak dan ingin mereka dilatih setiap hari. Kepala sekolah melihat pengalaman ini sebagai bentuk penyaluran bakat anak dalam hal olahraga.

Orangtua dengan senang hati memberikan izin untuk anaknya bertanding. Camat memberikan motivasi ke anak-anak sebelum mereka bertanding. Bahkan menjanjikan memberikan bonus uang bagi yang bisa mencetak gol.

Lalu apakah ini kekalahan jika pertandingan ini berhasil menggerakkan semua pihak? Semua adalah juara bagiku. Anak-anak, guru, kepala sekolah, warga desa dan camat. Semua di Indong adalah juara.


Cerita Lainnya

Lihat Semua