Elka, Sang Penyair dari Obi
MirandaYasella 24 Oktober 2015Namanya Elka Kumdan. Siswi kelas 5 SD Peduli Bangsa Tabuji. Elka adalah anak didik dari Imanuel, teman kami dari Pemuda Penggerak Desa angkatan 2.
Elka tinggal di Pulau Obi. Pulau paling selatan di Halmahera Selatan. Untuk mencapai pulau itu memerlukan waktu 3-4 jam menggunakan speed berkekuatan 5 mesin. Bayangkan jika hanya menggunakan body atau perahu biasa, bisa memakan waktu 2-3 kali lebih lama.
Aku pernah sampai ke pulau itu. Pulau Obi adalah pulau yang aku bayangkan sebelum sampai di Halsel (atau lebih tepatnya Pulau Bacan). Yang sebenarnya aku bayangkan Halsel dengan pantai pasir putih membentang luas dan pulau-pulau kecil di depannya. Obi punya itu semua.
Pertemuanku dengan Elka adalah pertemuan pertama. Anak itu berpostur tinggi, lebih tinggi dari kebanyakan siswi kelas 5 di sekolahku. Seperti anak desa lainnya, Elka tampak malu-malu. Kalau bukan karena takdir Tuhan dan usaha Elka, aku rasa aku tak akan bertemu anak ini. Hari ini, di basecamp kami.
Elka dan aku duduk di ruang makan. Anak itu menarik perhatianku.
Aku : Elka bagaimana untuk besok sudah siap?
Elka : Sudah Ibu (sambil malu-malu).
Aku : Elka, kamu buat syair tentang apa kemarin?
Elka : Oh yang dikirim kemarin? Itu tentang kemenangan hati Ibu.
Aku : Oh iya (dalam hati tidak menyangka bahwa judulnya akan sedalam itu). Itu menceritakan tentang apa Elka?
Elka : Kemenangan hati itu ya Bu. Tentang teman-teman, ayah, ibu dan banyak Ibu.
Aku : Elka siapa yang ajari kamu membuat syair? Berapa lama kamu membuatnya?
Elka : Ada Pak ... (aku lupa namanya). Pak itu dari Ambon Bu yang ajari saya. Kemarin saya membuatnya cuma satu hari.
Aku : Wah kamu cuma membuat selama satu hari? Bisa Elka?
Elka : Iya Ibu kan bisa setelah sekolah saya membuat (sambil tersenyum).
Elka, anak yang hidup hanya dengan neneknya. Ibunya sudah meninggal dan ayahnya sudah menikah dengan istrinya yang baru. Elka yang tangguh. Elka yang selalu tersenyum. Elka akan mencetak sejarah sebagai siswi dari Pemuda Penggerak Desa yang pertama menjejakkan kaki di Jawa.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda