Thanks to Mind Map

Mirah Mahaswari 2 Oktober 2012

“Kelas ini kelas bebas. Bebas untuk tidak mencatat. Tapi kalau ingin mencatat, tolong tuliskan kata kuncinya saja.” Aku mulai memperkenalkan mind map sejak minggu pertama di kelas lima. Anak-anakku yang dulunya terbiasa disuapi dengan catatan harian dan ceramah, awalnya cukup kagok beradaptasi dengan metode baru ini. Namun dalam waktu dua bulan saja, mereka justru terlihat semakin aktif dan kreatif dalam setiap pertemuan :)

Aku biasanya memberi apersepsi di awal kelas, dengan permainan, lagu, cerita, atau alat peraga sederhana. Apapun yang membuat mereka tertarik untuk masuk ke dalam pokok bahasan. Kemudian secara acak, kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Dari setiap kelompok, kuminta mereka merundingkan siapa yang akan menjadi ketua, juru bicara, juru tulis, dan juru perlengkapan. Belajar secara kelompok membiasakan mereka untuk berkerja sama. Selain itu, anak-anak diberi peran dalam kelompok agar mereka berlatih bertanggung jawab. Diskusi dan perdebatan mewarnai proses belajar mereka. Kemampuan untuk memecahkan masalah akan mendewasakan mereka.

Membuat mind map secara kelompok pun dimulai, sesuai dengan topik yang sedang dibahas. Mind map membuat mereka belajar menarik keywords dari pemaparan yang ada di buku. Dengan begitu mereka tidak perlu menghafal textbook, melainkan belajar menjelaskan dengan bahasa mereka sendiri. Mengelompokkan keywords juga membuat anak makin sistematis dalam berpikir. Menurut penelitian, otak manusia juga lebih menyenangi warna dan gambar ketimbang tulisan, maka mind map yang berwarna-warni dan disertai gambar memudahkan mereka dalam mengingat pelajaran. Mereka pun sering berlomba menghias mind map terbaik.

Misal, pokok bahasannya adalah sistem pencernaan manusia. Maka kelas akan dibagi menjadi 5 kelompok, yakni: mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar. Setiap kelompok diberi waktu 35 menit untuk mendalami organ pencernaan yang dimaksud. Dengan bantuan buku paket, ketua kelompok memandu jalannya diskusi. Juru tulis bertugas menuliskan pembahasan kelompok dengan metode mind map. Setiap juru perlengkapan pun telah membekali kelompoknya dengan jatah 1 lembar HVS dan beberapa batang pewarna yang dibagi rata sekelas. Setelah selesai, juru bicara siap mempresentasikan hasil kelompok di depan kelas.

Biasanya, presentasi diawali dengan yel kelompok dan diakhiri tanya jawab kelas. Terkadang pada akhir pelajaran, kami membuat lagu untuk memudahkan dalam menghafal dan mengulang pelajaran. Kami sudah menghasilkan beberapa single lho! Berikut adalah salah satu lagu dari album “Pencernaan Manusia”. Selamat menikmati proses belajar kreatif kami!

“Kerongkongan” (dinyanyikan dengan nada Pelangi-Pelangi)

Kerongkongan itu adalah penghubung

Dari rongga mulut, sampai dengan lambung

Bentuknya tabung

Dua puluh senti

Gerak peristaltik, masuk ke lambung

 

“Lambung” (dinyanyikan dengan nada Satu-Dua-Tiga)

Lambung-lambung, disebut perut besar

Letaknya di kiri atas perut

Getah lambung, juga dihasilkan

Enzim dan asam terkandung di sana


Cerita Lainnya

Lihat Semua