Terima kasih, Bu Guru !
Melly Syandi 6 Oktober 2016Ceritanya begini (01/09),
Setelah berlatih berbicara dan bercerita di depan kelas dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, saya kembali memberikan tantangan kepada anak-anak saya yang duduk di kelas 5 dan 6 (fyi: kebetulan kelas ini kelas rangkap, sehingga berada dlm satu kelas yg sama) untuk membuat puisi dan membacanya. Tema yang kita usung adalah 'orangtua'. Saya berharap, kegiatan ini dapat melatih kepekaan hati. Apalagi dalam membuat puisi, tentu butuh penghayatan yang cukup supaya bisa melahirkan keindahan makna.
Mereka sibuk bertanya sambil menceritakan pengalaman sehari-hari mereka bersama orangtua. Ada yang sepulang sekolah langsung menyusul Bapak Ibunya ke Kebun, Ada juga yang sebelum ke Kebun untuk membantu orangtuanya, mereka menyelesaikan pekerjaan rumah terlebih dahulu. Ketika saya tanyakan apakah ini aturan di rumah? Pada umumnya mereka menjawab, "Saya punya Ibu sudah capek kerja di kebun Bu Guru. Makanya saya bantu bersihkan rumah". Luar biasa bukan? Dan itu bukan anak perempuan saja. Anak laki-laki pun tidak segan-segan jika ingin membantu melakukan pekerjaan rumah.
Singkat cerita, Setelah semuanya selesai menulis, saya mempersilahkan mereka secara bergantian membacakan puisinya. Sampailah pada giliran Aldi. Dengan tenang ia maju ke depan dan menunduk sejenak. Lalu membacakan puisinya. Saya terdiam. Tiba-tiba ingatan saya melayang pada masa-masa saat saya seusia mereka. Selesai ia membacanya, saya meminta kertas tulisan puisi tersebut. Lalu, membaca ulang di depan kelas sembari menunjukkan bagaimana improvisasi membaca puisi, termasuk dalam ekspresi dan bahasa tubuh yg digunakan. Apa yg terjadi? Bening mengalir hangat penuh haru, tanpa sadar mengisi jiwa!
Seisi kelas pun ikut terbawa suasana. Rika salah satunya. Hingga puisi Aldi selesai saya bacakan, Rika masih tersedu-sedu tak kuasa menahan air matanya.
Saya katakan kepada mereka, "Sesuatu yang ditulis dengan hati, melesapnya akan ke dalam hati juga. Itulah puisi".
Teruntuk Bapak Ibu Guru dimana pun engkau berada. Terimakasih sudah mendedikasikan diri untuk turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa !
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda