Cerita semangat si Onen

Melly Syandi 5 Maret 2017

Atnan, atau biasa dipanggil Onen atau Nonen. Ia murid saya yang sedang duduk di kelas 1. Onen memang belum bisa membaca, tapi ia sudah bisa berhitung meski kadang-kadang ia suka lupa urutan angka.

Misalnya begini, saat senam, kita bergiliran untuk menghitungnya. Kalau sudah sampai digiliran Onen, kakak-kakak kelasnya suka mengusili.

Onen lagi serius berhitung, tiba-tiba lompat ke angka yang paling tinggi. Onen pun kebingungan.

Hihi.

Sama halnya seperti Rasti. Saya senang sekali meminta Onen memberikan tepuk semangat untuk saya dan untuk teman-temannya. Onen murah senyum. Tapi saat di foto, beberapa kali saya harus mengambil gambar hingga bisa mendapatkan senyum tulus Onen.

Onen pemalu dan pendiam, tapi sangat perhatian kepada adiknya yang bernama afifah atau pipong. Saya memang cukup banyak tahu tentang Onen karena rumahnya persis di sebelah rumah tempatĀ saya tinggal. Jadi setiap pagi, saya selalu mendengar Bapak atau Ibu Onen membangunkannya untuk berangkat ke sekolah. Lain Andra, lain Onen. Onen bisa jadi anak paling susah disuruh sekolah, tapi tak boleh dipungkiri juga, Onen bisa juga jadi anak paling rajin datang ke sekolah.

Cerita Ibunya, Onen sedang demam tinggi. Semalaman Ibunya begadang menunggui Onen yang panas badannya tidak turun-turun. Paginya, Onen bangun lalu bersiap untuk berangkat ke sekolah. Seketika Ibunya kaget. "Onen, korang baru-baru saja sakit. Jangan mi dulu berangkat sekolah. Nanti pi biar Omah yang izinkan sama Bu Guru". Teriak Ibunya kepada Onen.

Tapi Onen malah ngeyel tetep minta sekolah. Untungnya, Bapak Onen bisa menengahi itu. Onen pun akhirnya kembali istirahat.

Namun dua hari kemudian. Saya yang dibuat kaget oleh Onen. Masih pukul 6 pagi. Onen sudah siap dengan seragam merah putihnya. Mampir sebentar ke rumah Bu Guru. "Bu Guru, saya sudah sembuh mi, saya sudah boleh datang sekolah toh?".

Duh, Onen! Selalu saja membuat Bu Guru terharu.


Cerita Lainnya

Lihat Semua