Lain dulu lain sekarang

Melly Syandi 4 Maret 2017

Murid pertama yang saya temui ketika sampai di desa adalah Andra. Waktu itu saya sedang asyik memotret keindahan alam di desa. Andra pun lewat di depan saya sambil bersepeda. Saya tersenyum, Andra biasa saja.

Pertemuan berikutnya, saya sudah tahu namanya, tempat tinggalnya, bahkan cita-citanya. Andra saat ini sedang duduk di kelas 3. Ia termasuk salah satu anak yang sudah lancar membaca. Saat saya minta anak-anak menuliskan cita-cita mereka di pohon impian, Andra menuliskan begini, "Bu Guru, saya mau jadi Tentara Baret Merah".

Beberapa kali saya perhatikan saat pelajaran SBK, Andra memiliki bakat menggambar yang bagus. Ia senang menggambar rumah-rumah, paduan warnanya pun apik. Pernah saya bertanya kenapa, ia menjawab sekilas, "ini rumah impian saya, Bu Guru".

Saya memang mengakui, mengambil hati Andra bukan perkara mudah. Saya pernah duduk di depan rumah, Andra lewat menggunakan sepedanya. Saya menunggu ia menegur saya, tp sia-sia. Akhirnya, supaya tidak berlalu, saya yang mulai bertanya, "Hai, Andra. Mau kemana?" . "Ke sana, Bu Guru!".

Singkat, padat, dan mengena !

Beberapa bulan saya mengajar di sekolah, Andra termasuk dalam catatan siswa saya yang jarang masuk sekolah. Penyebabnya bukan karena ia pemalas. Tapi jika Bapak Ibunya panen nilam, ia kebagian tugas menjaga 2 adiknya yang masih kecil.

Dulu, Andra kalau datang ke sekolah, senang sekali menggunakan sendal. Ketika ditanya, dengan santai ia akan memberikan alasan,

"Sepatu saya belum dicuci, Bu Guru". atau kalau sudah dicuci tetap ada alasan lain, "Sepatunya belum kering, Bu Guru".

Selain menggunakan sendal datang ke sekolah, ia juga senang sekali mengeluarkan bajunya. Terlihat tidak rapi.

Saya pun harus mencari cara bagaimana supaya Andra mau ke sekolah menggunakan sepatu dan berpakaian rapi.

Akhirnya!

Dalam satu kesempatan, saya mengajaknya mengambil bagian untuk menjadi petugas upacara.

Ia saya amanahkan sebagai pemimpin barisan.

Kesempatan ini pun tidak boleh dilewatkan begitu saja.

Saya katakan padanya,

"Andra, karena kamu orang jadi pemimpin barisan, besok senin kamu orang pakai sepatu yoh? jangan lupa bajunya dirapikan juga!".

.

"Oho, Bu Guru".

 

Dan Sekarang, Andra sudah berbeda ! Entah dari mana awalnya, Andra sudah menjadi anak yang lebih ekspresif. Sudah mau ke sekolah pakai sepatu dan berpakaian seragam sekolah yang rapi. Meski tidak sedang upacara. Sudah mau jalan bareng saya saat pulang sekolah, mengajak saya bercerita tentang pemandangan di kebunnya yang indah, katanya. Bahkan, sore hari sudah berani datang ke rumah bersama teman-temannya untuk mengajak saya menemani mereka mandi-mandi di sungai.

Saat Upacara senin besok (6/3), Andra saya tugaskan sebagai pembaca doa. Kemarin sebelum saya turun ke kota, setelah kita selesai latihan upacara, Andra mendekati saya, Ia bilang, "Bu Guru, saya pinjam teks doa ini yoh? Sebentar malam mau saya baca-baca di rumah!".

Hmm. Bagaimana Bu Guru tidak bahagia bila mendapati muridnya satu per satu sudah menunjukkan semangat belajarnya.

Andra, terimakasih sudah mau belajar giat mengejar ketertinggalan, Nak. Bu Guru bangga !


Cerita Lainnya

Lihat Semua