info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Pahlawan di Mata Anak Bangsa

Melissa Tuanakotta 10 November 2011

Hari ini adalah hari kedua aku menjadi wali kelas 5 di SD Indraloka II. Satu hal yang membuat hari ini begitu spesial adalah, hari ini Hari Pahlawan.

“Selamat Hari Pahlawan TBB-ers.. jangan lupa beritahukan ini hari pahlawan pada anak-anak kita.”

Sekiranya itulah bunyi pesan singkat yang dikirimkan oleh Ardi Wilda, Pengajar Muda yang bertugas di Kecamatan Gunung Agung, Tulang Bawang Barat. Mungkin kalau ia tidak memperingatkan, aku akan melewati momen hari pahlawan ini dengan biasa-biasa saja, tanpa kesan sama sekali.

Aku berputar otak bagaimana caranya bisa memberikan makna terhadap Hari Pahlawan ini kepada anak-anak. Kenapa harus memutar segala? Karena anak-anak tidak tahu Pahlawan itu apa, yang mereka tahu hanyalah Presiden Replubik Indonesia yang pertama, Soekarno. Bermodalkan internet yang berasal dari telepon genggam, aku mencari beberapa bahan tentang peringatan hari Pahlawan. Setelah itu aku mengecek jadwal pelajaran hari ini, yang ternyata adalah Bahasa Indonesia. Syukurlah dengan mudah aku bisa menyelipkan informasi tentang hari pahlawan ini.

Setibanya di sekolah, aku pun langsung melontarkan sebuah pertanyaan:

“Teman-teman sekarang tanggal berapa?” 

“Tanggal 10 November Buuuuuuu.”

“Nah, ada yang tau ga kalau tanggal 10 November itu hari apa?”

“Tauuuuuuuuuu,” jawab mereka penuh semangat. Yang tentu saja membuatku lebih semangat.

“Hari apa emangnya?”

“Hari Kamis lah Bu,,, Bu,,”

Oh Tuhan, betapa lugu dan sangat polosnya makhluk ciptaan-Mu ini. Mereka malah mentertawakanku karena aku bertanya sekarang hari apa.

“Iya betul sekali hari Kamis! Ibu kasih nilai seratus untuk kalian semua”

Mereka bersorak sorai karena sudah bisa menjawab pertanyaan dari ku.

“Hari ini memang hari Kamis, tapi hari Kamis yang sangat spesial karena hari ini seluruh Indonesia memperingati Hari Pahlawan”

Tadinya aku sangat sangat berharap akan mendapatkan sambutan dan tepuk tangan yang meriah. Tapi harapan tinggallah harapan karena aku hanya mendapatkan sebuah keheningan dan raut wajah bingung. Ternyata tidak ada satupun dari mereka yang tahu tentang Hari Pahlawan. Kalau boleh, ingin rasanya saat itu aku salto keluar kelas.

Aku mengajak mereka untuk duduk melingkar di lantai kelas, untuk menciptakan suasana akrab antara aku dan murid-muridku. Aku mulai menarik perhatian mereka dengan alih-alih memiliki satu cerita seru tentang para pahlawan, yang telah berhasil memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di masa silam. Aku bercerita dengan maksimal, menggunakan ekspresi yang berlebihan seperti seorang pendongeng. Beruntunglah aku bernah belajar retorika atau biasa disebut dengan seni berbicara, nampaknya seni ini sangat ampuh memikat perhatian murid-muridku untuk menyimak ceritaku.

Dari apa yang telah aku lewati bersama mereka hari ini, aku merasa sedikit terenyuh. Setidak kenalnya kah mereka ini terhadap Indonesia? Setidak tahunya kah mereka tentang para pahlawan? Dalam hati aku sangat mengucapkan terima kasih kepada temanku Ardi Wilda yang telah mengingatkanku untuk memberitahukan tentang Hari Pahlawan kepada murid-muridku. Walaupun mereka tidak tahu akan perjuangan para pahlawan yang telah gugur di medan perang, setidaknya mereka bisa mengenang jasa-jasa para pahlawan setiap tahunnya.

Terbesit sebuah pertanyaan dalam benakku, apakah ketidaktahuan generasi muda inikah yang menyebabkan tumpulnya rasa nasionalisme? Kalau bukan kita, siapa lagi yang harus bangga dan mempunyai rasa memiliki terhadap Indonesia?

Ceritaku tentang sejarah hari pahlawan pun usai. Aku tidak lagi melihat raut wajah yang bingung, tapi raut wajah seorang anak yang kagum terhadap perjuangan para pahlawan. Aku meminta kepada murid-muridku untuk menuliskan pendapat mereka tentang pahlawan. Walaupun mereka tetap bingung, tapi aku sangat menghargai usaha mereka untuk mengerjakan permintaanku itu. Di selembar kertas mereka menorehkan tinta untuk menuliskan untaian-untaian kata hingga membentuk sebuah tulisan tentang pahlawan.

Ini adalah beberapa hasil torehan tinta anak didikku:

Pahlawan

Sebelum merdeka Negara Indonesia dijajah oleh berbagai negara. Rakyat Indonesia sangat menderita. Berbagai penderitaan dialami oleh rakyat Indonsia.

Karena pengorbanan Pahlawan Indonesia dengan gagah berani, hanya dengan senjata bambu runcing semangat menyerang musuh, mereka berkorban harta, jiwa, dan raga demi memerdekakan Indonesia

Negara Indonesia sekarang telah merdeka karena pengorbanan pahlawan. Kita harus bersyukur kepada Tuhan karena mempunyai pahlawan yang gagah berani.

-Fahim, Kelas 5, SD Indraloka 2-

 

Pendapatku Tentang Pahlawan

Saya sangat bersyukur mempunyai pahlawan yang gagah berani. Karena dengan adanya pahlawan kita bisa bersatu dan rakyat bisa makmur. Kita semua harus bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa dan kita juga berterima kasih pada pahlawan Indonesia. Kalau tidak ada pahlawan kitak tidak bisa bersatu.

-Wayan, Kelas 5, SD Indraloka 2-

 

Pahlawan

Pahlawan itu berkorban demi bangsa Negara Kesatuan Indonesia sampai titik darah penghabisan dan menjunjung kesatuan Republik Indonesia dan untuk bersatu demi Indonesia dan Bangsa Indonesia.

-Rizal, Kelas5, SD Indraloka 2-


Cerita Lainnya

Lihat Semua