Seputar Tulang Bawang Barat

Melissa Tuanakotta 4 November 2011

Perjalanan tidak membutuhkan waktu yang lama, hanya 30 menit kami berada di pesawat lalu segera tiba di Bandara Raden Inten II, Lampung. Di sana aku dan teman-temanku dijemput oleh Pengajar Muda angkatan 1, yang telah bertugas di sini selama satu tahun kebelakang.

Kami sedikit sulit untuk mengkoordinir barang bawaan kami. Walaupun kami bertujuh kami membawa sekitar 20 barang bawaan. Dua mobil yang menjemput hampir tidak bisa mengangkat barang bawaan kami, bahkan kami harus duduk berdesakan. Tapi itu tidak jadi masalah, karena pada akhirnya kami tiba di sini di Tanjung Karang, tanah pertama di Lampung yang kami injak sebelum menuju Tulang Bawang Barat.

Perjalanan di lanjutkan selama 4 jam. Kabupaten Tulang Bawang Barat ini berjarak kurang lebih 135 Km dari Bandar Lampung. Saat itu kami kelelahan sehingga obrolan yang terjadi di dalam mobil menjadi sayup-sayup seperti dongeng penghantar tidur.

Kabupaten Tulang Bawang Barat merupakan salah satu daerah otonom baru di Provinsi Lampung. Kabupaten ini dibentuk melalui Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2008, tanggal 26 November 2008 tentang Pembentukan Kabu[aten Tulang Bawang Barat di Provinsi Lampung.

Pada saat dibentuk, kabupaten ini terdiri dari 8 kecamatan, yaitu Tulang Bawang Tengah, Tulang Bawang Udik, Tumijajar, Lambu Kibang, Gunung Agung, Gunung Terang, Pagar Dewa, dan Way Kenanga. Untuk Pengajar Muda angkatan III, mendapatkan kesempatan bertugas di tiga kecamatan. Arga dan Acha bertugas di kecamatan Gunung Terang. Sedangkan Meiske, Mita dan Ardi bertugas di Gunung Agung. Aku dan Daniel mendapat kesempatan di Way Kenanga.

Awalnya secara administratif wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat merupakan bagian dari Kabupaten Tulang Bawang. Proses berdirinya Kabupaten ini dilatarbelakangi oleh aspirasi yang berkembang di masyarakat yang tinggal di bagian Barat Kabupaten Tulang Bawang. Mereka menginginkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan publik, percepatan pertumbuhan kehidupan demokrasi, percepatan pelaksanaan pembangunan ekonomi, percepatan pengelolaan potensi daerah, peningkatan keamanan dan ketertiban,s erta peningkatan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah.

Keinginan tersebut diperjuangkan melalui jalur formal, yaitu dengan menyampaikan kepada unsur eksekutif dan legislatif. Salah satu rangkaian penting dari proses pembentukan kabupaten ini adalah dengan dilaksanakannya Studi Kelayakan yang dilaksanakan oleh Lembaga Penelitian Universitas Lampung pada tahun 2005. Hasil dari segala perjuangan adalah disahkannya Undang-Undang Pembentukan Kabupaten Tulang Bawang Barat, serta diresmikannya Kabupaten Tulang Bawang oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden RI, pada tanggal 3 April 2009.

Ketika aku terbangun dari tidurku pemandangan kota sudah berganti dengan kelapa sawit dan pohon karet. Kedua tanaman tersebut banyak dijumpai hampir di semua kecamatan di kabupaten ini. Luas areal perkebunan karet milik rakyat mencapai 20.872 hektar, dengan produksi 7.915 ton. Sedangkan luas areal perkebunan kelapa sawit mencapai 4.598 hektar, dengan produksi 18.490 ton.

Pemandangan yang aku temui di sini jelas beda dengan pemandangan yang di temui teman-teman Pengajar Muda yang berada di daerah penempatan lainnya. Sebelah kanan pohon karet, sebelah kiri pohon sawit. Pemandangan yang aku dapatkan hanyalah seperti itu sepanjang perjalanan, tidak ada pemandangan lain. Mungkin beberapa kali akan bertemu dengan pemukiman warga dan tanah lapang, tapi tidak lama kemudian pemandangan karet dan sawit pun akan datang kembali.

Rasa kantuk pun masih ada, tapi aku tidak bisa tidur. Medan yang kami tempuh tidak memungkinkan untuk tidur di dalam mobil. Jalan dipenuhi dengan bebatuan dan lobang sehingga mobil pun selalu bergoyang. Bahkan kami harus selalu waspada dengan bahaya lumpur yang ada, akibat dari tanah yang terguyur hujan.

Akhirnya kami tiba di SDN 01 Mulya Kencana, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat. Pengajar Muda angkatan 1 yang tidak ikut menjemput kami di Bandara datang menyambut. Aku pikir kita sudah tiba di tempat tujuan, tapi ternyata belum. Kami mengikuti acara Pisah Sambut Pengajar Muda yang telah disiapkan secara seksama oleh Pengajar Muda Angkatan I di sekolah ini.

Dalam acara ini kami memiliki kesempatan untuk berkenalan dengan kepala sekolah dari sekolah-sekolah yang akan kami tempati nanti. Sekolah yang akan ditempati olehku adalah sekolah Indraloka I, nama Kepala Sekolahnya adalah Samsul Hadi. Selain itu kami juga bertemu dengan Sekretaris Daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat, Pahada Hidayat, dan Ketua Dikdas , Robertus Sulistyo. Penyambutan sederhana tapi penuh dengan rasa kekeluargaan.

Semoga ini semua menjadi awal yang sempurna untuk satu tahun ke depan.


Cerita Lainnya

Lihat Semua