Jalan-Jalan Keliling Dunia

Melissa Tuanakotta 1 Juni 2012

Coba lihat tulisan dari tangan-tangan kecil ini, mereka punya mimpi yang tinggi untuk melihat Dunia.

***

Kalau tidak salah hari itu Hari Sabtu, (12/5). Hari di mana aku dan murid-muridku di SD Negeri 01  Indraloka 2 latihan Pramuka untuk yang kesekian kalinya. Sebelum pergi ke sekolah, aku sempat bingung, kira-kira apa yang harus kami lakukan nanti, rasanya hampir semua materi Pramuka sudah aku berikan, dari mulai sejarah, lambang, sandi, bikin tenda, tali temali (yang ini jarang sih soalnya aku lupa caranya hahahaha), baris berbaris, dan lain-lain. Aku takut murid-muridku mulai bosan dengan kegiatan Pramuka ini.

Tiba-tiba aku melihat peta dunia yang aku beli di Tanjung Karang tempo hari. Terbesit sebuah ide untuk mengajak anak-anak Pramuka ini keliling dunia.

Percaya atau tidak aku ini sama sekali tidak pernah mengikuti organisasi Pramuka, waktu SD sekalipun. Tantangan menjadi guru SD di Tulang Bawang Barat ini bertambah ketika ternyata aku juga harus bisa menjalankan ekstrakulikuler di sekolah, dan Pramuka ini adalah salah satu pilihannya. Buku saku Pramuka bisa dijadikan pegangan, tapi kreatifitas benar-benar harus menjanjikan. Aku seperti seorang tim kreatif sebuah televisi yang harus siap dengan ide-ide menarik untuk ditayangkan, agar tidak ditinggalkan oleh para pemirsa. Apalagi ketika pemirsanya anak-anak, yang apabila kita tidak menarik perhatiannya, dengan mudah kita akan ditinggalkan dan mereka akan mencari hal-hal yang lebih menarik lagi.

Setibanya di sekolah aku langsung memasang peta dunia di papan tulis hitam yang terkontaminasi oleh serbuk-serbuk kapur tulis. Para Pramuka Siaga itu langsung tertarik perhatiannya. Maklumlah sekolah ini bisa dibilang sekolah darurat, sehingga mungkin baru kali itu juga mereka melihat peta dunia. Seluruh mata langsung memerhatikan papan tulis.

"Salam Pramuka!"

"Salam"

"Baiklah, hari ini Kakak akan mengajak kalian pergi keliling dunia. Siapa di sini yang mau pergi keliling dunia?"

"AKUUUUUUU," banyak suara bertautan.

Aku menjelaskan terlebih dahulu bahwa di bumi ini ada lima benua. Setiap benua memiliki negara yang punya ciri khas masing-masing. Ketika aku menjadi guru di sekolah ini, aku sering memotivasi murid-muridku agar mereka bisa memiliki cita-cita setinggi langit dan melihat dunia. Baru melihat petanya saja mereka sudah senang bukan kepalang, apalagi kalau memang mereka bisa benar-benar melihatnya :')

"Sekarang, tunjuk satu negara impian yang menjadi tujuanmu kelak nanti. Gunakan imajinasi kalian lalu utarakan kenapa kalian ingin kesana. Janga ragu untuk memilih negara tujuan, mungkin saat ini kita semua hanya bermimpi, tapi tidak ada yang tahu akhir dari mimpi-mimpi itu apakah akan menjadi kenyataan atau tidak. Semuanya tergantung langkah kaki kalian apakah ingin mengejar mimpi-mimpi itu atau hanya diam di tempat."

Semua anak menyerap kata-kataku sambil melemparkan senyuman. Mata mereka menatap peta dunia, pikirannya menerawang jauh ke negara impiannya. Mereka pun mendekati papan tulis lalu menunjuk negara impiannya, menggambarkan benderanya, dan menuliskan untaian-untaian kata mengapa mereka ingin pegi ke sana. Para Pramuka Siaga ini pun melemparkan banyak tanya tentang suatu negara, aku pun menjawab semampuku.

Tidaklah perlu kami membeli tiket pesawat yang mahal. kami hanya perlu memiliki daya imajinasi yang tinggi dan sebuah peta dunia. Semua tinggal tunjuk negara mana yang ingin dituju. Kami bersenang-senang saat itu.

Seperti lambang Pramuka tunas kelapa yang bisa tumbuh di mana saja, walaupun murid-muridku ini berasal dari Tulang Bawang Barat, tidak menutup kemungkinan mereka bisa pergi ke seluruh penjuru dunia.


Cerita Lainnya

Lihat Semua