Harapan dan Impian Mereka di 2012

Melissa Tuanakotta 3 Januari 2012

Semester genap telah tiba!

Setelah libur panjang akhirnya aku bertemu lagi dengan murid-muridku. Rasa rindu ini menggebu, tak sabar ingin melihat mereka menyapaku sebagai seorang ibu guru. Aku mengendarai motorku dengan semangat baru di tahun yang baru. Sesuai dengan resolusiku untuk bisa tulus dalam setiap hal, aku akan berusaha selalu menjadi gurunya manusia selama sisa tugasku di tahun ini.

Pertama masuk ke kelas 5 di sekolah lokal jauh setelah libur panjang, tidak langsung aku isi dengan rentetan materi pelajaran. Sedikit aku memberikan mereka kesempatan untuk memikirkan harapan mereka di tahun ini. Tapi sebelum itu, aku harus berusaha menjelaskan panjang lebar tentang arti resolusi, karena aku terlanjur mengucap kata itu. Cukup repot, tanpa disadari oleh murid-muridku, resolusi pun aku rubah menjadi impian dan harapan.

Aku memberikan dua kertas kepada masing-masing anak.  Setelah itu aku memberikan instruksi kepada mereka untuk menuliskan impian serta harapan di dua kertas sekaligus.

“Usahakan agar tulisanmu hanya dilihat oleh dirimu sendiri ya, tuliskan seluruh harapan dan impianmu di tahun 2012 ini,” ujarku kepada mereka.

Mereka pun menulis dengan penuh keseriusan, sesekali aku mendapati mereka menatap ke arah atap sekolah. Seolah-olah mereka menerawang jauh ke atas langit tentang harapan dan imipian. Aku memberikan waktu yang cukup lama, aku tak ingin membatasi mereka untuk berfikir.

Setelah semua melipat kertas yang berisi tulisan, aku meminta agar mereka memasukkan salah satu dari kertas-kertas tersebut kedalam kotak harapan. Aku menutup rapat kotak tersebut, lalu aku berkata kepada mereka:

“Teman-teman anggaplah kalian sedang menabung sebuah harapan di dalam kotak ini. Sama-sama kita sepakati beberapa harapan dan impian harus bisa kalian capai dalam setengah tahun pertama. Ketika bagi rapor semester genap, kita akan sama-sama membuka kotak harapan ini dan kita lihat apakah kita berhasil meraih harapan kita atau tidak.”

Mereka tersenyum lalu saling pandang satu sama lain.

“Bu, terus kertas yang satunya lagi gimana bu?” Tanya mereka dengan tidak sabar.

“Sekarang bawa kertas kalian kita keluar menuju lapangan!”

“Horeeeee....!” teriak mereka antusias.

Aku bariskan mereka di halaman. Dan aku minta mereka untuk meremas kertas itu.

“Remas kertas kalian rapat-rapat, lalu lihat atap sekolah. Anggap atap itu adalah puncak dari harapan kalian. Dalam hitungan ketiga lempar kertas ke atap sekolah sambil berteriak ‘AKU BISA’. Siap? Satu, Dua, Tiga....!”

“AKU BISAAAAAAAAAA”

Semua muridku berteriak dengan kencang hingga menarik perhatian murid-murid dari kelas lain. Mereka tertawa bahagia lalu berebutan untuk memungut kembali kertas-kertas yang di lempar.

Aku pun tersenyum puas melihat semangat murid-muridku ini di awal tahun. Murid-murid yang akan menghiasi hari-hari ku sepanjang tahun ini. Aku yakin semua anak mempunyai harapan dan impian. Yang aku lakukan hari ini hanyalah secuil kecil simulasi, agar mereka selalu berusaha untuk meraih harapan dan impian masing-masing. Aku pastinya akan selalu mendoakan agar apa yang mereka tulis akan bisa terealisasikan suatu saat nanti.

___________________________________________________________

Beberapa harapan murid-muridku di sekolah induk:

“Supaya aku bisa naik kelas” 

-Amat, Kelas 3 SD Negeri 01 Indraloka 2-

“Harapanku Aku ingin selalu ke rumah neneku atau ketempatnya paman dan bibiku sayangnya rumahku jauh sekali sama mereka”

– Jayu, Kelas 3 SD Negeri 01 Indraloka 2-

“Senang langsung ke emol langsung ke mutun langsung ke kolam bernang”

– Jasari, Kelas 3 SD Negeri 01 Indraloka 2-

“Harapanku seluruh keluarga sehat dan kakaku aku berbakti kepada orangtua berbakti sama ayah dan ibu kakek dan nenek harapanku menjadi dokter”

–Fika Safitri, Kelas 3 SD Negeri 01 Indraloka 2-

“Ingin menjadi batman aku ingin menolong orang yang dicopet dan aku akan mengembalikan dompet yang dicuri copet,”

–Afif, Kelas 3 SD Negeri 01 Indraloka 2-

“Aku ingin membahagiakan orang tuaku dan membahagiakan ibuku yang sedang sakit dan tidak ada bencana apapun dan aku bisa mencapai cita-citaku menjadi dokter umum yang bisa mengobati orang dan membatu orang,”

–Arpa Nisrina Zahirah, Kelas 3 SD Negeri 01 Indraloka 2-


Cerita Lainnya

Lihat Semua