info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Haahhh !!!

Melissa Tuanakotta 15 September 2012

Aku teringat beberapa tahun lalu disaat aku sedang melewati masa-masa KKN di Jampang Kulon, Sukabumi. Saat itu tema KKN-nya adalah tentang kesehatan anak, karena sang dosen pembimbing berasal dari fakultas keperawatan. Aku sebagai anak komunikasi tugasnya sangatlah mudah, selain menjadi juru foto , atau bahasa gaulnya sih fotografer, aku selalu dan selalu menjadi pembawa acara.

Jangan bayangkan aku ini menjadi seorang pembawa acara di acara tujuh belasan atau kondangan, aku ini jadi pembawa acara kegiatan-kegiatan yang dikoordinir oleh teman-temanku yang berasal dari fakultas kedokteran gigi. Ya, sudah menjadi tugasku untuk menarik perhatian anak-anak, membuat mereka tidak menguap, dan menjadikan mereka selalu semangat. Aku memperhatikan bagaimana teman-temanku itu mendemonstrasikan caranya menyikat gigi yang baik dan benar untuk level anak-anak.

Dari SD ke SD kami mendemonstrasikan lalu memraktekkannya, bagai rombongan petugas pasar malam yang pindah dari kampung ke kampung. Lama-kelamaan aku pun menjadi tahu bagaimana caranya menyikat gigi yang baik dan benar. Kejadian ini seolah-olah membuktikan bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik.

Selang beberapa tahun dari masa-masa KKN, di sinilah aku sekarang, menjadi seorang guru di SD N 01 Indraloka 2, Tulang Bawang Barat. Lumayanlah pengalaman jadi pembawa acara anak-anak SD, sampai sekarang pun selalu manjur untuk mengatur kelas agar lebih tertib. Aku selalu senang bermain dengan anak-anak apalagi mengambil foto mereka. Kadang posenya menggemaskan, bikin aku tertawa-tertawa sendiri. Bahkan ketika sedang berada di rumah induk semangku, malam-malam aku suka tertawa sendiri saat melihat foto anak-anak ini. Mungkin si ibu menganggap aku sedikit gila hahahaha.

Lama-lama aku perhatikan, kok ketika nyengir giginya kuning yah? Bahkan suatu hari ada yang mengeluh sakit gigi. Begitu aku priksa giginya, nampak para kuman sedang pesta pora menggerogoti gigi si anak. Aku menyarankan agar mereka pergi ke dokter gigi, tapi mereka tidak mau. Alasannya mereka takut, alasan lainnya tidak punya uang. Sehingga, cara mereka mengatasi gigi sakit adalah pergi ke dukun.

Ya, mereka pergi ke dukun untuk mengatasi masalah sakit gigi. Caranya adalah si dukun, yang biasanya mbah-mbah, menggosokkan nanas di pipi si pasien. Nanas digosok dengan keras sampai pipi terasa panas. Setelah itu si pasien suruh meludah dan di dalam ludah tersebut sudah terdapat ulat-ulat yang mereka percaya adalah sebagai penyebab sakit gigi. Aku sih jelas tidak percaya, tapi mereka mencoba membuat aku percaya. Sampai pada akhirnya aku hampir pecaya.

Saking penasarannya, ketika suatu hari aku pergi ke dokter gigi aku menceritakan tentang metode penyembuhan sakit gigi dengan nanas. Apa yang terjadi?? Si dokter tertawa dan berkata: "baru tahu saya hal seperti itu, mana bisa ulet hidup di dalam gigi melissa..."

Okey, karena pernyataan yang meyakinkan tersebut, aku pun kembali tidak percaya dengan metode nanas. Jika memberi saran untuk pergi ke dokter gigi tidak disambut dengan meriah, aku mencari cara lain bagaimana caranya agar masalah gigi ini bisa sedikit teratasi. Tiba-tiba akupun teringat pengalamanku ketika KKN. Aku mencari waktu yang tepat untuk mendemonstrasikan cara menyikat gigi yang baik dan benar, berbekal dari pengalamanku tersebut.

Akhirnya salah seorang teman KKN ku yang sudah menjadi dokter gigi pun memberi kabar bahwa tanggal 12 September - 7 Oktober diperingati sebagai Bulan Kesehatan Gigi. Selain itu kebetulan sekali, saat ini di kelas 5 mata pelajaran IPA, sedang belajar tentang saluran pencernaan. Di mana di dalam materi ini ada yang membahas tentang gigi. Akhirnya diputuskanlah hari Sabtu, 15 September, sebagai hari kesehatan gigi di SD N 01 Indraloka 2.

Setiap anak aku minta untuk membawa sikat gigi. Tidak lupa membawa air untuk kumur-kumur, mengingat sekolah ini tidak ada kamar mandi maupun sumur untuk mengambil air. Selain itu saat ini sedang kemarau panjang, sudah beberapa bulan jarang turun hujan sehingga tanah bulah belah-belah, banyak debu, dan sumur-sumur pun mulai kering. Bahkan kalau mandi pun harus ngungsi ke rumah tetangga yang sumurnya tidak kering.

Aku takjub melihat sikat gigi anak-anak ini, bentuknya sudah tidak karuan dan teralu besar untuk ukuran mulutnya yang kecil.

Pertama-tama aku mengajak mereka untuk berbagi pengetahuan tentang gigi, mengapa kita harus merawat gigi, dan bagaimana caranya merawat gigi.

"Apa fungsinya gigi?"

"Buat kunyah-kunyah makanan buk!"

"Kalau kalian tidak punya gigi bisa kunyah makanan?"

"Enggaaaaaaaaaaak"

"Nah berarti harus merawat gigi biar giginya sehat dan kuat buat kunyah makanan, di sini ada yang giginya ompong atau bolong?"

"Aku buk, akuuuuu!"

"Coba kalian taro tangan kalian di depan mulut lalu bilang HAHHHHHH!" (anak-anak pun mempraktekkannya)

"oalaaaaaah, ambune ora genah yo!" celetuk seorang anak

"Gigi yang bolong, lama-lama akan busuk, jika ada gigi busuk di dalam mulut, dijamin mulutnya bau. Makannya kita semua harus rajin merawat gigi."

(kegiatan hahh hahh pun masih berlangsung, untung aku gak pingsan hehehe). Setelah itu aku mempraktekkannya terlebih dahulu di dalam kelas, sambil pura-pura menyikat gigi. Setelah mantap kami pun berbaris di halaman dan siap untuk menyikat gigi.

Aku membawa odol dengan rasa buah-buahan, mereka senang dengan rasa odol ini. Begitu dibuka tutupnya aroma odol pun tercium kemana-mana. Aku mulai paham kenapa odol anak-anak dibuat enak, ternyata biar mereka pun suka menyikat giginya.

Setelah selesai, aroma buah-buahan pun tercium segar dari nafas anak-anak ini.

"Buk sekarang mulutku wangi deh HAHHHHHHHH!" (dan ternyata memang wangi, karena aku tidak merasa ingin pingsan seperti tadi). Kami pun membuat perjanjian untuk selalu rajin merawat gigi dengan menyikat gigi sehabis makan dan sebelum tidur, dua kali sehari, dan jangan lupa untuk mengganti sikat gigi 3 bulan sekali.

Akhir kata, Selamat Bulan Kesehatan Gigi :D *nyengir kuda dengan aroma buah-buahan*


Cerita Lainnya

Lihat Semua