Selamat lima bulanan :D
Medha Ardiana Gustantinar 15 November 2011Terinspirasi dari teman saya Shally yang membuat catatan kejadian-kejadian mengharukan dalam note khusus yang diberi judul ‘Priceless Moment’, maka menyambut 5 bulanan di daerah penempatan, saya ingin berbagi hal-hal kecil yang membuat saya jatuh cinta dalam sekejab pada tugas ini. Inilah 20* potongan kejadian priceless versi saya:
1. Saat ibunya Martin tiba-tiba menelepon untuk mengundang makan siang di rumahnya. Saat itu saya baru beberapa hari mengajar.
2. Hamdan, lulusan SD yang awalnya tidak mau melanjutkan SMP karena ingin masuk pesantren, hari ini dia pakai seragam SMP masuk sekolah. Bujukan saya berhasil. Saya bangga bukan main, Ibu guru SMP bingung bukan main karena sudah mau ulangan semester dan dia baru masuk. Semoga tak ada masalah dengan sekolah baru Hamdan. Belajar sendiri yang rajin ya nak :D
3. Saat sakit, anak-anak iuran membelikan saya buah-buahan dan menjenguk saya. Mereka datang memijit badan saya, membersihkan kamar saya, meminta saya cepat sembuh dan memakan sendiri buah-buahan yang mereka beli. Hahahaha :D
4. Saat anak-anak tetap ingin mengerjakan soal matematika bab pendekatan bilangan karena mereka sudah mengerti, tidak ada yang mau istirahat dan tetap mengerjakan soal walaupun sudah boleh istirahat bagi yang nilainya seratus.
5. Saat Ibu Imat mengantarkan semur jengkol ke rumah dan membrikan pesan khusus kalau semur itu khusus buat saya. *Maaf Ibu, tapi saya belum doyan*.
6. Saat pangiwa (ketua RW) mengatakan, “ Kalau ada yang ganggu Ibu, lapor saja sama kami”.
7. Saat orangtua siswa PAUD mengatakan, “Mengapa Ibu tidak masuk sekolah PAUD? Padahal anak-anak sudah suka sama Ibu”. Maaf Ibu, saya harus bantu persipan LT3, secepatnya saya akan kembali.
8. Saat Ibu-Ibu tetangga mengatakan, “Kalau Ibu tidak betah tinggal di rumah, pindah saja di rumah kami”. Tidak hanya satu yang mengatakan seperti itu, tapi banyak. Saya serasa artis idola Ibu-Ibu, hahaha.
9. Dede bertanya: “Kapan Ibu menikah?” I Saya balik bertanya: “Memangnya kenapa De, tanya seperti itu?” I Dede menjawab: “Saya dan semua teman sekelas mau menghantarkan Ibu dan datang ke nikahan Ibu”. I Saya: *tercekat terharu*
10. Saat Ibu housefam mengatakan, “ Ibu mau nabung, InsyaAllah nanti kalau ada rezeki, Ibu mau datang ke nikahan Teteh walaupun jauh juga tidak apa-apa”.
11. Saya: “Nanti kalau Ibu pindah tugas ke Jakarta, kamu jangan nangis ya”. I Alek: “ Nanti kalau Ibu mau pergi, saya mau berubah jadi kecil terus masuk ke tas Ibu, ikut Ibu pergi”. *cerdik*
12. Saat Andri tersenyum seharian karena berhasil mengerti pelajaran tentang penggunaan jam.
13. Saat anak-anak kelas 5 mau menulis surat untuk Yandi, meminta Yandi kembali sekolah. sebelumnya Yandi tidak sekolah sudah sekitar sebulan karena membantu bekerja orangtuanya. Surat itu ajaib, Yandi akhirnya kembali ke sekolah dan membantu bekerja pulang sekolah.
14. Saat Yati mengatakan, “ Ibu, sekarang Dede sudah tidak senakal dulu lagi”.
15. Saat Martin dan Riki mau masuk sekolah agama walaupun mereka sekarang kelas 5 dan 6. *Anak-anak biasanya mulai sekolah agama saat kelas 2. Tidak apa-apa, tidak ada yang terlambat untuk belajar*.
16. Saat Alek mengatakan, “Ibu, saya mau kuliah melukis”. *Senang sekali ada yang bercita-cita sampai kuliah*
17. Saat anak-anak berebutan mencium tangan saya dan berebutan membawakan tas saya saat pulang sekolah.
18. Saat anak-anak meminta saya memberikan instruksi “menjadi patung” ketika keadaan kelas sudah mulai ramai. Lama-lama anak-anak menyadari kalau ramai dan tidak tertib itu menyebalkan.
19. Saat anak-anak menawarkan setiap makanannya dan membaginya pada saya dan teman yang lain.
20. Saat ini, saat saya begitu menyayangi anak-anak. Anak-anak itu punya formula ajaib rahasia, mereka bisa membuat kita jatuh cinta hanya dalam sekejap. Saya jatuh cinta pada anak-anak ini.
*Angka 20 dipilih karena merupakan hasil penjumlahan 15 dan 5. Tanggal 15 Juni kami mulai ditempatkan. Bulan November ini kami sudah melewati bulan ke 5. Selamat lima bulanan teman-teman Pengajar Muda 2 :D
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda