info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Kelambu Anti Nyamuk (Edisi Rempong :O)

Masdar Fahmi 30 Desember 2012

Ada banyak bekal yang diberikan kepada kami sesaat sebelum keberangkatan ke daerah penempatanmasing-masing. Diantaranya, uang cash pinjaman untuk keperluan saat tiba di derah, beberapabarang titipan untuk pengajar muda yang akan kami lanjutkan tugasnya, obat-obatan, pelampung dan kelambu. Daerah penempatanku termasuk endemik malaria yang cukup parah, jadi barangterakhir itu wajib digunakan untuk mencegah gigitan nyamuk saat tidur.

Awalnya, aku malas memasang benda yang seperti jaring nelayan itu. Selain ukurannya yang lebar, aku kebingungan bagaimana memasang di kamarku—yang kondisinya tak ada ranjang. Kelambu itu sudah didesain untuk pas dengan ranjang yang memeliki tepian dibagian atas pada sisi-sisinya.

Namun, setelah satu bulan tepatdi Papua dan akuterkena malaria, atassaran dokter dan teman-teman satu tim, aku memasang kelambu biru cap gajah itu. Dibantu bapak piara yang  merasa kasihan padaku, aku memasang sungguh-sungguh, berharap tak ingin terkenagigitan malaria lagi. Maka bapak memaku empatsudut di kamarku yang berukuran 2.5 kali 3 meter untuk mengaitkan kelambu dengan tali rafia.

Darisegi estetika interior, ruanganku kinitampak sangat buruk setelah kehadiaran kelambu. Namun, aku tak peduli lagi tentang masalah keindahan ruangan. Kesehatankulah yang paling penting. Sejak kecil alhamdulillah aku jarang sakit, makanya begitu sakit sekali aku sangat kesusahan dan tersiksa. Bahkan sampai merepotkan orang lain.

Kelambu anti nyamuk ini sedikit membuat nyaman tidurku sekarang. Aku tidak perlu terganggu dengan aktivitas menepuk-nepuk nyamuk lagi. Sungguh cukupefektif biarpun persiapan tidurku menjadi sangat ribet dan lama.

Jika sudah selesai tidur maka aku akan melepas kaitan dua tali di ujung kelambuyang dekat dengan pintu. Lalu aku gulung-gulung dengan tak beraturan dan menepikannya menempel tembok yang ujung kelambunya masih terkait paku. Hal ini akhirnya menimbulkan masalah baru.Kotor,mengembun dan paling menyebalkan adalah digunakan sebagai habitat baru bagi semut karena banyak bangkai binatang kecil—yang terperangkap hingga menemui ajalnya, tragis!

Akhirnya setelah pemakaian kelambu sekitar satu bulan, kondisinya semakin memprihatinkan.Aku putuskan untuk memensiunkan kelambu yang telah melindungiku beberapa minggu itu,aku simpan di suatu tempat jauh dari kamar.

Beberapa minggu kemudian, saat kampung Urat ini tertimpa pancaroba,aku merasa kehadiran kawanan nyamuk semakin mengerikan. Entah itu pagi, siang, sore atau malam, aku selalu menjadi kerubungan nyamuk. Tidurku kembali tak bisa pulas bahkan tubuhku penuh dengan gigitan nyamuk, bentol, merah-merah dan gatal sekali.

Akhirnya, aku berfikir untuk menggunakan jasa si kelambu lagi—dengan catatan aku harus mencucinya dulu. Dengan susah payah aku mencucinya, pagi-pagi sekali di sumur agar takmenjadi tontonan gratis warga. Aku malu dan enggan mendengar komentar orang tentang kelambuku.

Setelah dicuci dan kering,penampilan kelambu sedikit berubah. Terlihat lebih bersih dan wangi biarpun sudah tak sesempurnadulu. Kini ada beberapa di bagian rajutannya yang mencuat kemana-mana. Beruntung tidak sobek hingga lebar. Seakan dejavu, kini sebelum tidur aku memiliki ritual yang ribet lagi : memasang kelambu.

Ada sedikit perbedaan di sesi setelah bangun tdur. Kini, aku makin kerepotan dan mesti bangun lebih awal, karena harus merapikan kelambu dan perlengkapan tidur lainnya—selimut. Setiap pagi kelambu aku lipat serapih mungkin, lalu kumasukkan pada kresek besar. Belajar dari pengalaman, jika digeletakkan begitu saja,justru akan jadi  sarang nyamukatau serangga lainnya.

Aku benar-benar mendapatkan manfaat dari bekal barang satu ini. Awalnya yang berasa ribet,ketika tahu benefitnya,maka akan berubah menjadi kepuasan yang membahagiakan. Baru kali ini aku meresapi makna penggalan peribahasa, berakit-rakit ke hulu, berenang-renangketepian.

Kelak, mungkin akuakan tetap memasang kelambu di ranjang ketika sudah ada rumah sendiri. Bedanya saat itu, aku sudah akan ditemani istri yang mempuk-puk pantatku saat mau tidur. Sungguh,tidur ditudung kelambu berasa seperti tidurnya putri raja, hahae..


Cerita Lainnya

Lihat Semua