Lepi si'Hitam-Putih
Martencis Veronika Siregar 18 Februari 2017Aku bisa melihat bahagia dimatanya pagi ini.
Ehem!.. apakah itu karna hari ini adalah untuk pertamakalinya aku meihatnya mengenakan seragam putih-merah ke sekolah? Ataukah karena ia bisa menyebutkan warna celana yang dikenakannya dengan sangat tepat saat aku bertanya padanya? "Ahh .. dasar ibu guru abuk kariting (ibu guru rambut keriting)! Selalu saja penuh pertanyaan dan ingin tahu!"aku berusaha menghentikan Isi kepalaku yang mulai liar pagi-pagi dan segera bergegas menuju tangga sekolah untuk menyambut anak-anak. Lepi .. bocah kelas 1 SDN 011 Sembakung yang selalu berhasil mencuri perhatianku .. ia memberiku banyak asupan energi untuk selalu bahagia. Ia bahkan membuat hari-hariku penuh warna disini.. meskipun aku selalu menemukan kenyataan bahwa ia hanya akan menyebutkan hitam dan putih untuk setiap warna benda yang aku tunjukan ...
bahkan ketika aku mencoba memintanya menyebutkan warna daun sawit yang aku letakan pada ban bekas saat pertama kali aku bermain dengan mereka dipondok milik pak kepala sekolah ditepi sungai. "Hitam" itulah warna yang disebutkan olehnya untuk warna daun sawit! Ia menyebutkan juga warna hitam untuk baju yang dikenakan oleh maita-kakak perempuannya yang sedang duduk tepat disampingnya padahal maita sedang mengenakan baju biru. Awalnya aku tak menyadari keistimewaan yang dimiliki lepi .. Aku lalu mencoba berulang kali menunjukan dan mengenalkan beberapa warna kepadanya. Saat aku bertanya padanya apakah ia cukup paham dan bisa mengingatnya? Ia lalu meyakinkanku dengan menjawab "am" (iya). Sesekali ku lihat ia menoleh kearah maita kakak perempuannya dan anak anak lainnya kala aku bertanya padanya warna apa yang ku tunjukan. Aku pikir lepi sedang berusaha keras untuk mengingat tiap warna yang dikenalinya .. aku memberikan senyuman padanya agar ia tidak menyerah untuk terus mengingat dan berusaha menjawab! Aku melihat beberapa anak mulai berbisik padanya warna apa yang sedang ku tunjukan dan ia akan menyebutkannya dengan sangat tepat. Namun saat aku meminta anak-anak untuk berhenti membisikan jawaban padanya maka aku hanya mendengar lepi menyebutkan dua warna saja "hitam/putih". Kalau tidak hitam? yah.. Pasti putih! Itulah warna yang akan disebutkannya berulang-ulang jika orang orang disekitarnya tidak memberikan bantuan untuk padanya untuk menjawab.. hitam disebutkannya untuk warna-warna yang agak tua dan gelap, sedangkan putih untuk warna-warna yang sedikit lebih muda dan terang. "Air sungai berwarna putih bu" (hhhhmmm .. padahal coklat!), "ayam itu warnanya putih juga bah bu"(thats good lepi .. bulunya memang putih), "bajuku warnanya hitam" (padahal ia dedang mengenakan kostum jersi Barca - baju favoritnya yang dipakai hampir tiap hari kesekolah saat anak anak lainnya mengenakan seragam putih merah!), "langit warnanya putih" (wa .. hari ini sedang tidak ada awan bah!), "baju ibu warnanya putih" (hhhhmmm .. ibu pakai baju biru muda lepi!). Yah, harus ku akui bahwa bocah ini berhasil .. ia sangat berhasil membuatku tidak bisa berhenti memikirkannya! Apakah ia hanya pura-pura untuk tidak mengingat warna warna itu agar membuatku kesal? Karna sangat tidak mungkin jika seorang anak berusia 9 tahun tidak dapat menyebutkan minimal 5 warna yang dapat diingatnya dengan tepat! Ataukah ia memang memiliki keterbatasan dalam mengingat? Atau ada hal istimewa tentangnya yang belum ku ketahui? === Sudah cukup! Aku tidak akan memaksanya lagi untuk menyebutkan warna-warna bodoh itu. Aku berharap seseorang dapat segera menjelaskan ini padaku! Yahhhh .. "Hitam/Putih" dua warna yang selalu disebutkan oleh lepi. Dua warna yang selalu berjalan beriringan dalam kehidupan manusia! Akan selalu ada bayangan gelap dalam tiap perjalanan manusia yang sedang berjalan menuju cahaya ... dan akan selalu ada goresan putih pada sebuah sisi hitam yang rela untuk ditempah! Lepi si'Hitam-Putih .. Aku tak menyangka akan mempunyai murid sepertimu disini. Lebih dari itu kau sangat istimewa untukku. Terimakasih lepi .. Kau memberi ibu banyak warna disini.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda