info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

English On The Road

Marlita Putri Ekasari 28 Oktober 2011

English on the road merupakan perjalanan ke desa-desa untuk mengenalkan bahasa inggris ke anak-anak menjadi hal yang menyenangkan. Bertemu dengan keanekaragaman sumber daya alam, pemandangan yang indah, dan anak-anak yang antusias. English on The Road berawal dari keinginanku untuk berkeliling desa sendiri (Desa paradowane) tapi tidak ada yang bersedia menemani. Mungkin karena sudah bosan keliling desa mereka sendiri, padahal aku belum sepenuhnya mengeksplorasi keindahan desa Paradowane ini. Sedangkan jika jalan sendiri, untuk siwe ‘anak perempuan-red.bahasa Bima’ dianggap ‘tidak baik’. Bagaimana dengan jalan dengan anak-anak ya? Ternyata masyarakat menganggap hal itu adalah hal yang wajar. Lucu dan seru juga sepertinya, jalan bersama anak-anak. Akhirnya aku memutuskan untuk mengajak anak-anak. Pada waktu pelajaran bahasa inggris di kelas VIA, aku menawarkan anak-anak untuk berjalan-jalan keliling desa, sekalian belajar bahasa inggris di sore hari. Kuwajibkan anak-anak untuk membawa buku tulis dan alat tulis juga untuk menuliskan pelajaran yang kuberikan nanti. Ajakanku ke beberapa anak kelas VIA membuahkan hasil. Beberapa anak menemaniku berkeliling desa paradowane sampai di desa sebelah, desa parado rato. Di luar dugaan, ternyata di tengah jalan, beberapa anak dari kelas lain ikut bergabung. Antusiasme anak-anak tidak terbendung. Aku diberondong pertanyaan di setiap langkahku. ”Ibu, Bahasa Inggrisnya ini apa?Kalau Fo’o (mangga-red.Bahasa Bima)? Kalau itu?”Aku menuliskan setiap kata di kertas yang kujepit di papan, anak-anak dengan semangat menuliskan semua benda yang kusebutkan dalam bahasa inggris dalam perjalanan. Anak-anak yang dekat denganku sekarang pun bertambah banyak. Kosa kata yang diajukan anak-anak pun cukup beragam, banyak diantara mereka menanyakan hampir semua benda yang ditemui. Ternyata dengan adanya jalan-jalan, anak-anak lebih mudah menghafal karena benda yang ada konkrit dan dapat diulang-ulang di setiap perjalanan. Rumah, pohon-pohon berjejer-jejer, batu-batu, pasir, gunung di sepanjang jalan terlihat, sapi dan kambing yang tidak diikat, sungai, jembatan, motor, truk, dan sepeda begitu banyak di pinggir jalan. Mereka langsung hafal, sebagai buktinya setelah pertemuan pertama setiap bertemu rumah mereka langsung reflek dengan menyebut ‘house’. Hal yang lucu, pada waktu ada motor yang melintas, salah satu anak kelas VIA, Jakia reflek mengatakan “Ada, motorcycle!!!” Akhirnya kegiatan ini menjadi kegiatan rutinku di hari kamis sore pukul 15.00-17.00. English on the road mengarah lebih serius untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas pengetahuan anak-anak dalam bahasa Inggris melalui kegiatan jalan santai keliling desa. Anak-anak diajak secara langsung berinisiatif untuk mengetahui padanan kata ke dalam bahasa Inggris di sekitar jalan yang dilewati dengan menuliskan langsung dalam buku. Anak-anak memiliki keleluasaan untuk mengeksplorasi benda-benda di sekitar, memahami secara kontekstual, dan berinteraksi langsung dengan alam. Aku menetapkan bahwa anak-anak yang mengikuti kegiatan ini adalah peserta yang secara rutin mengikuti acara ini, dengan syarat menghafal minimal (n+1) di setiap kali pertemuan. Contoh : pada pertemuan yang ketiga, peserta diwajibkan untuk menghafalkan 4 kata beserta padanannya dalam bahasa Inggris. Bagi yang belum hafal diberi waktu untuk menghafalkan. Jika mampu, akan masuk dalam rombongan sebaliknya apabila gagal, tidak dapat mengikuti kegiatan tersebut. Dengan adanya syarat ini, anak-anak lebih termotivasi dan berkeinginan kuat untuk belajar bahasa inggris. Rute perjalanan yang dipilih menyesuaikan dengan keinginan anak-anak dalam suara terbanyak, tentu saja dengan rute yang selalu berbeda. Kegiatan ini sudah diselenggarakan sebanyak empat kali (6, 13, 20 dan 27 oktober 2011), aku bersama anak-anak sukses mengelilingi 4 desa di Kecamatan Parado. Respon masyarakat, anak-anak dan orang tua sangat mendukung kegiatan ini. Aku pun ikut menikmati kegiatan ini juga, karena selain refreshing dengan lebih mengenal desa sendiri (desa paradowane), tambah wawasan juga dengan mengetahui desa lainnya. Bonus khusus nya lagi aku bisa lebih dekat dengan anak-anak dan masyarakat yang kutemui.


Cerita Lainnya

Lihat Semua