info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

3 hari, Semoga untuk Selamanya

Marlita Putri Ekasari 22 Maret 2012

 

Parado terkenal akan kemiri yang terhampar dengan kontur pegunungan. Terlindung dari panas matahari yang berlebihan tetapi menutup akses jaringan komunikasi. Daerahku laksana mutiara yang tertutup keindahannya oleh cangkang keras dan kaku. Orang luar harus dengan usaha ekstra untuk melihat kemurahan hati, kerja keras dan hasil budaya mereka.

Berita gembira...

Tanggal 27 Januari 2012, perjalananku dari Bima ke Parado terasa sangat pendek hari ini. Setelah melakukan kegiatan Kabupaten bersama tim Bima (Road Show Sanggar-Tambora), kepulangan ku ke Parado seperti biasa menumpang angkot kuning terasa berbeda karena secara tidak sengaja di angkot bertemu dengan Mbak Suriyati, pegawai Kecamatan Parado yang gaul dan Bu Nutfah (sesama guru di SDN Paradowane) yang kebetulan ada keperluan di Bima.   

Kami tidak habisnya bercerita terutama perkembangan baru Parado.

Eh, bu Lita, sekarang Parado sudah ada sinyal!’ Bu Nutfah membuka pembicaraan.

‘Aku tidak akan banyak berharap....Harapan di 1 Januari 2012 lalu itu menjadi harapan kosong’ (Tanggal 1 Januari 2012, listrik mulai masuk desa Parado, beredar isu kalau bersamaan dengan listrik yang masuk, masuk juga sinyal telekomunikasi...tetapi tidak ada realisasi).

Benar, kemarin saya ngomong seharian. Orang-orang keluar rumah, dan menelpon sepanjang jalan Parado’ Mbak Suriyati menambahkan.

‘Aaaah Ibu bercanda kan?’

Kenapa harus bohong, haha apa untungnya juga.

‘Kalau itu benar, aku akan menghubungi teman-teman, saudara dan keluarga’

Iya kasih tau aja

Topik pembicaraan ada sinyal ini menjadi pelepas dahaga selama ini untuk warga Parado terutama untukku. Sebagai guru temporer, sinyal telekomunikasi di waktu yang tersisa ini ingin kucurahkan sepenuhnya sehingga aku bisa tersenyum ketika pergi. Aku memikirkan untuk mengajari anak-anak menggunakan internet, nonton CD Pembelajaran dan menelpon beberapa orang yang selama ini agaknya sedikit mustahil. Aku tak berhenti untuk SMS dan telpon ke beberapa teman dan saudaraku perihal kondisiku yang bisa ditelpon. Mereka bergembira bahkan adikku ingin berlama-lama menelponku malam itu.

 Aku teringat saat mengajarkan cara menelpon yang baik di Kelas III beberapa hari yang lalu (menggantikan guru lain di Pelajaran Bahasa Indonesia), anak-anak tidak bisa mempraktekkannya walaupun sudah ku simulasikan dengan hp yang kubawa. Mungkin karena belum pernah menelpon. Semoga dengan beneran ada sinyal, mereka akan mengerti.  

Selama 3 hari aku merasakan kenikmatan yang tak terhingga. Seperti anak kecil yang bergembira dengan hadiah barunya. Setelah berpuas ria berkomunikasi dengan beberapa teman dan keluarga...di hari ketiga, sinyal yang seharusnya masih ada tiba-tiba lenyap..

Semua rencana-rencana indahku dengan kemudahan komunikasi ini mendadak runtuh..Tidak ada lagi harapan...

Finally..

Selama 1 bulan ini, aku mulai terbiasa dengan ketidakadaan sinyal...seperti yang terjadi sebelum tanggal 27 Januari 2012...Tetapi mulai 27 Februari 2012, tiba-tiba HP yang selama ini kusimpan di tas ranselku mendadak berbunyi bertubi-tubi memekakkan telinga. SMS berebutan untuk masuk..Euforia yang terjadi 1 bulan yang lalu tidak lagi terjadi. Aku tidak menaruh harapan terlalu tinggi dengan keberadaan sinyal kali ini.

‘Alah...mungkin cuma 3 hari atau mungkin kurang dari itu..’

Iya, jangan lagi promosi adanya sinyal disini, mungkin saja sinyalnya tidak bertahan lama’ Ibu angkatku di Parado ini memberikan komentar.

‘Iya, Bu...Aku juga sudah siap, ga ada sinyal lagi dan ga ada listrik lagi.’

Bagus itu...’  

Sinyal perdana ini tidak kunjung stabil, kadang ada kadang tidak, kadang muncul tapi tidak begitu baik. Tetapi aku bersyukur,  paling tidak aku bisa sms kadang-kadang. Itu sudah lebih dari cukup.

Tiga hari sudah kulewati hari dengan sinyal yang belum stabil..tetapi aku hanya bisa berdoa, semoga keberadaan sinyal 3 hari ini akan stabil seterusnya. Bahkan untuk selamanya..

Note: Kalau bisa sih, lebih stabil dan kuat untuk internet..

 

*Dalam limpahan keberkahan,

Parado


Cerita Lainnya

Lihat Semua