info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Balai Baca Buku

Maristya Yoga Pratama 30 April 2012

“Pak Yoga…., seru Hafni”.

“Asslammualaikum…”

“Walaikumsalam Wr Wb, kata Pak Yoga”.

“Pak saya mau mengembalikan buku”

“Oh iya hafni”

“Pak nanti pulang sekolah saya ke sini lagi y”

“Iya”

“Mau pinjam buku lagi pak”

 

Buku merupakan jendela dunia. Buku menyajikan berbagai bentuk informasi. Sebuah benda kecil yang berdampak luar biasa bagi seorang manusia. Perubahan bisa dilihat dari seorang yang membaca buku sehingga pembaruan akan muncul. Seorang mendapatkan buku bisa dari mana saja. Apalagi sekarang di jaman teknologi, buku bisa didapatkan dari internet. Buku sekarang juga sudah banyak didesain semenarik mungkin untuk di baca. Ketersedian buku juga bisa dijangkau dengan mudah. Setiap harinya perusahaan buku selalu mencetak buku hampir ribuan copy. Sekarang alat transportasi dan pengiriman barang sudah menjelajah dari ujung barat sampai ujung timur Indonesiasehingga buku bisa tersebar dengan mudah di seluruh Indonesia.

Sebuah daerah terpencil ujung timur Kabupaten Bima terdapat sebuah perpustakaan kecil tempat anak-anak mendapat informasi. Perpustakaan kecil itu bernama Balai Baca Baku. Belum terlalu banyak koleksi buku yang tersedia tetapi sudah memadai untuk arena membaca anak-anak. Balai Baca Baku ini menggunakan eks rumah dinas UPT Transmigrasi Dusun Baku Desa Sumi Kecamatan Lambu Kabupaten Bima. Buku-buku ditata rapi di meja panjang yang berfungsi sebagai rak. Buku-buku ini didapat dari donasi Indonesia Penyala dan donator buku dari berbagai daerahdi seluruh Indonesia. B3 ini di inisiasi oleh Pengajar Muda Gerakan Indonesia Mengajar yang bertugas di SDN Inpres Baku UPT Baku Kecamatan Lambu. Alhamdulillah kepala sekolah dan tokoh masyarakat sangat mendukung dibukanya Balai Baca Baku. Tujuan dibukanya Balai Baca Baku ini adalah agar minat baca anak-anak di Baku meningkat sekaligus sebagai media mendapatkan informasi dari dunia luar.

Setiap harinya anak-anak selalu memadati Balai Baca Baku ini. Setelah pulang sekolah biasanya mereka meminjam buku atau setelah pulang mengaji. Keesokan harinya sebelum berangkat sekolah mereka mengembalikan buku. Dalam satu bulan bisa mencapai 300 orang peminjam buku di Balai Baca Baku tersebut. Anak-anak biasanya meminjam buku yang bervariasi, mulai dari cerita bergambar sampai buku pelajaran sekolah. Anak-anak biasanya dalam satu hari bisa membaca buku dua sampai tiga buku. Senyum tawa mereka selalu muncul setelah membaca buku.Setelah membaca buku mereka bisa bercerita mengenai buku yang dibacanya. Walaupun mereka berada di daerah NTB, mereka bisa menerima cerita rakyat dari Jawa. Cerita Ken Dedes, Jaka Tingkir, Baru Klinting dan Sangkuriang mereka telan perlahan-lahan. Disini mereka sudah belajar juga mengenai budaya lain yang bervariasi di seluruh Indonesia. Informasi dari buku tersebut yang seolah memberikan suplemen bagi keoptimisan mereka. Wajah optimisme muncul yang menandakan mereka bisa bersaing dengan masyarakat luas.

Meminjam buku tidak berlaku hanya untuk anak-anak saja tetapi bapak-bapak dan ibu-ibu juga berminat untuk membaca buku. Di perpustakaan kecil ini juga tersedia buku-buku orang dewasa seperti majalah, buku-buku agama, buku tentang rumah tangga, dan buku pengetahuan. Seolah tidak mau kalah dengan anak-anak, orangtua juga banyak yang meminjam buku. Setelah selesai meminjam buku pasti pinjam buku lagi. Buku sudah menjadi barang candu bagi kehidupan ibu-ibu dan bapak-bapak. Sekali meminjam buku bisa sampai enam atau tujuh buku.Biasanya sambil menjaga padi atau jagung, buku merupakan teman setia. Mereka merasa senang dengan keberadaan Balai Baca Baku.

Balai Baca Baku ini juga dibantu oleh anak-anak untuk mengelolanya. Anak-anak tersebut sebagai Duta Baca. Hafni dan Nia yang menyandang Duta Baca tersebut. Mereka berdua bertugas untuk membereskan buku-buku yang berantakan dan mengelola peminjaman dan pengembalian buku. Selain itu tugas mereka adalah mengajak teman-temannya untuk membaca dan meminjam buku. Duta Baca ini sangat membantu keberlangsungan Balai Baca Baku. Kebetulan mereka berdua adalah anak yang paling rajin datang ke Balai Baca Baku. Rencana berikutnya Duta Baca ini dapat membuat event-event di Balai Baca Baku untuk anak-anak pengunjung.

BAKU, APRIL 2012

MARISTYA YOGA PRATAMA


Cerita Lainnya

Lihat Semua