Pasir Buen Kesong
Mansyur Ridho 27 November 2010
Tiga kata ini tertulis di Bus Mini Pramuka yang menjemput aku dan 10 pengajar muda yang bertugas di kabupaten Pasir Kalimantan Timur. Pasir Berhati Baik, itulah arti dari Pasir Buen Kesong. Membaca slogan ini, entah kenapa hati ini menjadi sedikit lega. Udara yang kuhirup rasanya tidak terlalu asing, padahal ini baru kali pertama saya menginjakkan kaki di pulau terbesar di Indonesia ini. Barang-barang sudah aku dan kawan-kawan masukkan ke dalam bus mini pramuka tersebut. Jalanan cukup macet di bandara Balikpapan ini. Ternyata sebabnya adalah beberapa ruas jalan ditutup pada hari ini. Tidak sembarang jalan bisa dilewati oleh kendaraan bermotor. “Beberapa jalan ditutup, hari ini hari jalan kaki untuk menghormati jasa-jasa para pahlawan”, kata fasilitator kabupaten Pasir. Memang hari ini tepat tanggal 10 November, tanggal diperingatinya Hari Pahlawan. Unik juga kota ini memperingati Hari Pahlawan.
Bus terus melaju menuju tempat berlabuhnya pengiriman barang. Kami harus mengambil terlebih dahulu barang-barang sudah kami kirim sebelum kami berangkat ke Balikpapan ini. Buku-buku bahan ajar sengaja dikirim terlebih dahulu agar tidak terlalu memberatkan barang bawaan saat berangkat. Usai ambil barang, sejenak kami mampir ke salah satu tempat makan di kota ini yang terletak tepat di pinggir pantai untuk mengisi perut yang hampir kosong. Menu makanannya masih tidak jauh berbeda dengan ketika kami di Jawa.
Usai makan dan sholat dzuhur, mesin Bus kembali dinyalakan untuk segera menujur Pasir yang berhati baik. Bus ini hampir tak pernah belok. Jalanan yang kami lalui adalah jalanan lurus seakan tanpa batas. Melewati sedikit rumah dan banyak hutan. Meski jalanan lurus bukan berarti berjalan mulus. Jalan disini meski beraspal, aspalnya membentuk semacam ombak kecil. Kadang juga kami lewati jalan yang sudah rusak aspalnya dan diganti oleh genangan air yang tentu juga bergelombang. Rasanya tanpa musik kami sudah bisa bergoyang di dalam bus. Hmm..berpikir, ini jalan darat sudah berombak. Bagaimana dengan jalan laut ya... Jadi ingat pepatah, pelaut yang tangguh tidak akan lahir dari lautan yang tenang. ^_^
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda