Warnet 24 Jam
Maisya Farhati 23 Desember 2011
Di Bawean ada warnet buka 24 jam? Wow…keren ya! Hal itu kudengar dari temanku Tidar. Kemudian pada suatu pagi, ketika kami sedang di kecamatan, aku mengajaknya ke warnet langganan kami. “Dar, ke warnet yuk!” Saat itu masih jam tujuh. “Emang udah buka?” tanya Tidar. Lho, aku bingung. Bukankah dia yang bilang kalau warnetnya buka 24 jam? Lalu Tidar tertawa. Warnet itu baru mau direnovasi. Pintu kayunya dibongkar dan akan diganti kaca. Saat ini, warnet itu tak bersekat sama sekali di bagian depannya. Jadi dia bilang buka 24 jam.
Ajaibnya, hal ini sudah terjadi berhari-hari. Dan setiap malam, ketika warnet ini sudah tutup, ya bangunan tersebut dibiarkan terbuka saja. Takut maling? Tidak! Itulah di Bawean. Orang-orangnya jujur dan sudah saling percaya. Di Bawean, motor yang diparkir di luar rumah dengan kunci masih tergantung adalah hal yang lumrah. Hanya saja, aku dan teman-teman yang sudah terbiasa waspada dengan kondisi keamanan terkadang masih suka mencabut kunci saat meninggalkan motor.
Memang, beberapa kali pernah terjadi pencurian di Bawean. Dan tentunya hal semacam itu menjadi sesuatu yang besar. Siapa berani mencuri? Lagipula kalau dipikir-pikir, misalnya mau mencuri motor, mau dibawa kabur kemana? Pulaunya hanya segini-gini saja. Kalau motor dibawa jalan-jalan ya jalannya sekitar itu saja.
Kepala Sekolahku, Pak Nur, pernah bercerita. Katanya dulu pernah ada yang mencuri di Bawean. Si pencuri itu orang luar, bukan orang Bawean asli. Kemudian apa yang terjadi pada orang itu? Orang itu tak lama kemudian meninggal, tak peduli mau kabur kemanapun dan sejauh apapun. “Kok bisa, Pak?” aku bertanya. “Yah…dihukum sama penunggu Bawean, kali…” kata Pak Nur sambil tertawa. Entah serius entah hanya bercanda. Tapi, tahukah kau, kawan? Konon ilmu santet di Bawean adalah yang paling berbahaya di seluruh Indonesia.
[12122011]
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda