info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Jam 7 Pagi

Maisya Farhati 7 Oktober 2011

Apa arti jam 7 pagi untukmu? Bagiku jam 7 berarti masuk sekolah. Jam 7 berarti murid-muridku sudah berbaris rapi hendak masuk kelas. Pada awal kedatanganku di sini, jam 7 berarti sekolah masih sepi. Mungkin baru sepuluh atau belasan murid yang datang, dari total 53. Guru pun hampir tak ada, hanya ada kepala sekolah yang rajin datang tepat waktu. Dulu aku merasa setiap hari selalu kehilangan setidaknya satu jam pelajaran (35 menit) karena masalah keterlambatan.

Saat masuk tahun ajaran baru di bulan Juli lalu, kegiatan belajar mengajar memang tidak langsung aktif. Minggu pertama murid-murid disibukkan perlombaan olahraga di desa, dan tak lama kemudian memasuki bulan Ramadhan dimana kegiatan sekolah tidak penuh sampai jam 12. Bagiku saat itu adalah saat dimana banyak hal terasa agak lambat. Banyak hal yang tertunda menanti untuk diselesaikan.

Memasuki bulan September, setelah libur Hari raya, rasanya cukup sudah waktuku untuk melakukan pengamatan. Ini bukan lagi saatnya bagiku untuk sungkan dan mengikuti lambatnya ritme yang ada di sekolahku ini. Aku meminta izin kepada Pak Nur, kepala sekolahku, untuk membunyikan bel jam 7 tepat dan mulai baris berapapun murid yang telah datang. Akupun memberikan konsekuensi kepada murid-murid yang terlambat dengan lari mengelilingi sekolah sebanyak tiga kali. Lari kurasa lebih baik daripada mencubit atau memukul murid seperti yang biasa dilakukan guru lain.

Aku melihat bahwa sebelumnya murid-muridku merasa biasa saja datang terlambat. Mereka tak merasa bersalah karena sekolah tetap menunggu mereka yang terlambat. Sekolah akan dimulai jika murid-murid yang datang sudah banyak. Namun kini tidak lagi. Sekolah akan dimulai jam 7 berapapun murid yang datang. Banyak muridku yang kaget melihat halaman sudah sepi ketika mereka datang. Ya, murid-murid lain telah masuk kelas. Dan mereka yang terlambat harus berlari sebelum masuk kelas. Itu cukup menjadi pelajaran bagi mereka untuk datang lebih pagi esok harinya, esoknya lagi, dan esoknya lagi.

Kawan, kini sekolahku masuk jam 07.00. Sungguh indah luar biasa bagiku melihat murid-murid telah berbaris hendak masuk kelas. Ditambah guru-guru yang kini semakin rajin pula untuk datang pagi, bahkan sebelum bel berbunyi. Mungkin lama-kelamaan ada rasa tak enak juga tiba di sekolah dan semua murid telah masuk kelas. Lagipula, bukankah guru sudah selayaknya menjadi contoh bagi murid-muridnya?

(07102011)


Cerita Lainnya

Lihat Semua