Ramadhan Bahagia

M. Nurul Ikhsan Saleh 25 Juli 2014

Malam Jumat (24/07), jam dinding musholla Al Hidayah menunjukkan pukul 20.20. SalatTarawih sekaligus salatWitir berjamaah selesai dilaksanakan. Hampir sama dengan salat jamaah pada malam-malam sebelumnya. Sesekali tiap kali habis salatWitir kemudian dilanjutkan dengan Kuliah Tujuh Menit (Kultum). Meski dalam kenyataan,kultumnyabiasa lebih dari tujuh menit. Bahasan yang dihadirkan beragam,yang jelas seputar keislaman. Pada malam Jumat kali ini bertepatan dengan tanggal 27 Ramadhan. Saya kebagian mengisi Kultum seputar Lailatul Qadar dan Hakikat Ibadah. Saya menyampaikan Kultum di depan jamaah di musholla dengan rata-rata jamaahnya perempuan, hampir sama dengan jamaah di mesjid Al Falah tempat yang beberapa kali saya diminta Kultum, juga lebih dari separuh jamaahnya dari kaum hawa.

Ada yang beda dengan suasana ketika saya membawakan Kultum pada malam ke 27 Ramadhantadi malam. Jika pada sebelum-sebelumnya saya mengisi dengan cukup serius. Kali ini saya membawakan dengan suasana santai bercampur canda. Sehingga malam itu mirip-mirip acara Stand Up Commedy di Metro TV. Jamaah tak jarangtiba-tiba tanpa diminta ketawa, mereka ketawa. Tentu saja saya tidak ikut ketawa, biarlah jamaah saja yang tertawa. Karena saya sendiri tidak menyuruh jamaah tertawa, hanya saja mungkin karena ada ungkapan yang lucu sehingga mereka tertawa. Sebenarnya saya pun bahagia karena bisa membuat jamaah bahagia. Seperti dalam ungkapan, tanda orang bahagia adalah karena dia tertawa. Kalau Anda tidak percaya ayo tertawalah maka Anda akan bahagia.Haha...

Saya menjalani hari-hari bulan puasa di tempat rantau dengan bahagia. Ada banyak hal baru yang bisa saya dapatkan. Saya bisa mengenal masyarakat yang beragam. Baik dari keragaman suku, keragaman bahasa, keragaman adat istiadat, bahkan sampai pada keragaman dalam pengemasan kegiatan-kegiatan keagamaan. Dari semua itu, menyadarkan saya bahwa semakin saya mengetahui betapa berwarnanya dan uniknya masyarakat di negeri ini, semakin saya bangga menjadi masyarakat Indonesia. Bahwa Indonesia benar-benar multikultur. Maka semoga pemimpin-pemimpin di negeri bisa menelorkan segala kebijakan berdasar pada kenyataan yang ada di akar rumput, mengakomodir masyarakat yang beragam.

Hallo pak Jokowi dan pak Kalla! Selamat sudah menang dalam pemilihan umum Presiden 2014. Semoga amanah dan bisa merangkul semua kalangan masyarakat Indonesia. Kebijakan yang dikeluarkan nantinya bisa benar-benar merakyat, tanpa membeda-bedakan suku, agama, keyakinan, dan banyak lagi yang berbeda. Terima kasih kepada pak Yudhoyono dan pak Boediono yang telah bersedia menjadi pemimpin negeri ini, semoga amal baik bapak diterima Tuhan yang Maha Kuasa. Pada kesempatan ini, saya juga ingin menyampaikan turut berduka cita, pak Utomo Dananjaya dan IbuMien yang baru-baru telah berpulang ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa, Tuhan yang maha menentukan kehidupan dan kematian. Semoga mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah SWT.

Kembali ke laptop. Empat tahun terakhir ini saya merasakan sepuluh hari bulan Ramadhan di tempat yang berbeda-beda. Ini menjadi sebuah kesyukuran dan kebahagiaan tersendiri. Pertama di kampung kelahiran, Sumenep, berlanjut tahun berikutnya di Sleman, lingkungan Muhammadiyah, kemudian di Kabupaten Majene dan tahun ini di Kabupaten Tulang Bawang Barat (TBB). Kalau tahun lalu mengisi hutbah  "Menjadi Masyarakat yang Bersyukur" di mesjid dusun Awo’, Majene, sekarang harus menyiapkan bahan lagi untuk memenuhi permintaan pengurus mesjid mengisi hutbah Idul Fitri di mesjid Al Falah, dusun Terang Agung Kabupaten TBB, yang tinggal menghitung hari.

Sebenarnya saya kadang merasa malu harus menyampaikan Kultum atau hutbah di musholla dan masjid, karena ilmu keagamaan saya belum seberapa. Tapi demi menjalankan sunnah Nabi Muhammad, seperti dalam sabdanya, sampaikanlah walaupun satu ayat tentang kebaikan. Oleh karena itu, dengan senang hati di tempat tugas Pengajar Muda (PM) ini saya selalu mengabulkan permintaan masyarakat, hitung-hitung sebagai bahan belajar bagi diri saya pribadi. Maka, bergabung dengan Indonesia Mengajar telah membawa saya kepada hal-hal yang tidak terduga. Momen-momen yang luar biasa.

Biar tidak terlalu panjang cerita ini, saya hanya ingin menyampaikan kembali pesan terakhir Kultum saya tadi malam. Saya berpesan ke jamaah, agar berlomba-lomba menjadi orang yang bisa selamat di dunia dan akhirat. Hendaknya,sebagai umat yang patuh, umat Islam harus mengikuti perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Mengerjakan kebaikan dan meninggalkan kegiatan yang sia-sia. Selain itu, saya sampaikan ke jamaah bahwa sebagai umat Nabi Muhammad, kita dituntut mengikuti sunnah-sunnahnya. Satu hal yang saya sendiri ingin segera ikuti dari sunnan Nabi adalah, menikah.Semoga cepat bertemu jodoh. Jamaah pun tertawa.

Terakhir, kepada semua penduduk Indonesia, selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan. Semoga bisa menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan dengan bahagia. Bagi yang tidak menjalankan, semoga bisa menjalankan aktivitasyang bermanfaat dengan bahagia pula. Apabila saya ada salah mohon maaf lahir dan batin.


Cerita Lainnya

Lihat Semua